Bola.com, Jakarta - Arema FC dipastikan tak bisa bersaing lagi dalam bursa juara BRI Liga 1 musim ini. Kegagalan tersebut akibat kekalahan 1-2 dari pemuncak klasemen, Bali United di matchday 31, Selasa (15/3/2022). Sisa 3 pertandingan yang dimiliki Arema tak sanggup untuk mengejar selisih 11 poin dengan Bali United.
Mantan Wakil Manajer Arema FC, Lalu Mara Satriawangsa angkat bicara terkait hal ini. Karena dia masih mengamati sepak terjang tim berjuluk Singo Edan tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Kekalahan saat lawan Persebaya Surabaya dan Persik Kediri jadi biang keladinya Arema gagal juara,” jawabnya. Setelah dua kekalahan beruntun tersebut, Arema kehilangan puncak klasemen.
Jalan kembali ke posisi pertama lebih terjal setelah itu. Karena Bali United dan Persib Bandung lebih konsisten meraih kemenangan di pengujung musim ini. Sementara Arema seperti antiklimaks. Setelah tak terkalahkan dalam 23 laga beruntun, saat ini mereka justru sulit menang.
“Tentu ada sebuah persoalan jika menelan beberapa kekalahan beruntun. Tapi kegagalan ini jangan ditangisi. Tapi bagaimana kedepan harus lebih baik,” sambungnya.
Mantan manajer tim Pelita Jaya ini berharap musim depan Arema bisa kembali bersaing di bursa juara. Karena secara persiapan diprediksi lebih baik. Apalagi Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana berjanji melakukan perbaikan baik dari segi internal tim maupun manajerial.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terlalu Bergantung pada Carlos Fortes
Satu hal yang jadi sorotan Lalu Mara dalam gagalnya Arema meraih juara musim ini adalah lini depan. Arema terlalu bergantung pada striker asingnya, Carlos Fortes. Pemain asal Portugal tersebut kini sudah mengoleksi 18 gol. Hampir 50 persen total gol Arema lahir dari aksinya. Ketika Fortes absen, Arema tak bisa mencetak gol. Itu sudah terbukti dalam tiga pertandingan saat dia absen.
“Statistik menyebutkan jika jumlah gol Fortes dengan pemain lain atau pelapisnya masih jauh. Ketika dia absen, Arema dapat problem,” katanya. Setelah Fortes, pemain tersubur Arema adalah M. Rafli yang baru mengoleksi 5 gol. Cukup jauh memang selisihnya. Dari situ terlihat Singo Edan sangat mengandalkan Fortes.
Lalu Mara berharap Arema punya pemain lain di depan yang bisa jadi pelapis. Ini jadi pekerjaan rumah tim pelatih. Karena Arema sempat menjajal Dedik Setiawan, Kushyedya Hari Yudo hingga M. Rafli di lini depan. Tiga striker lokal ini kualitasnya tak diragukan. Mereka sempat jadi bagian Timnas Indonesia.
Tapi entah mengapa, musim ini baru Rafli yang tampil lumayan oke. Sedangkan Dedik kesulitan mencetak gol dan posisinya digeser jadi pemain sayap. Sementara Yudo lebih banyak berkutat dengan cedera.
“Ini PR bagi tim pelatih. Semoga musim depan menemukan atau membuat pemain lokal kualitasnya tidak beda jauh dengan pemain asing. Bersyukur jika kualitasnya bisa menyamai atau bahkan melebihi,” imbuhnya.
Advertisement
Demi Timnas Indonesia
Masih membahas soal pelapis Fortes, diharapkan musim depan muncul sosok goal getter lokal yang disegani. Ini sangat penting karena ada kaitannya dengan Timnas Indonesia.
“Jika tidak memberi kesempatan untuk pemain lokal tampil, secara kepentingan Timnas Indonesia juga terganggu. Kalau semua top skorer dari pemain asing, ini tidak bagus untuk timnas juga,” tegasnya.
Kekhawatiran ini sudah terbukti tahun lalu. Ketika Timnas Indonesia tampil di Piala AFF 2020, tidak ada striker murni yang haus gol. Karena sangat jarang striker lokal yang muncuat musim ini. Itu sebabnya di ajang Piala AFF, justru para gelandang yang rajin mencetak gol. Sementara lini depan masih kesulitan merobek gawang lawan.
Posisi Arema FC Saat Ini
Advertisement