Bola.com, Lamongan - Persela Lamongan telah memberikan kenangan erat kepada pecinta sepakbola tanah air selama 18 tahun terakhir. Sebagai klub yang datang bukan dari kota besar, kehadiran mereka di pentas nasional ibarat oase di tengah gurun.
Dengan modal yang tak semewah klub-klub lain, Persela Lamongan berhasil menjadi kekuatan unik yang sangat sulit ditaklukkan. Deretan pemain muda berkualitas plus pemain asing debutan menjadi trademark klub asal Kota Soto tersebut.
Baca Juga
Persib Disebut Beruntung oleh Pelatih Persita, Bojan Hodak: Ya Semoga Sampai Akhir Musim Begitu
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
Darel Valentino, Pesona The Last Boy Scout di Tengah Gemerlap Para Bintang di Malut United FC saat Bekuk PSIS di BRI Liga 1
Advertisement
Belum lagi magis yang dihasilkan Stadion Surajaya setiap kali mereka bertanding di sana. Banyak klub raksasa terpaksa pulang dengan tangan hampa saat melawat ke markas mereka yang tersohor itu.
Tetapi sayangnya, hal itu tak akan terlihat lagi di kompetisi musim depan. Perjalanan panjang itu berakhir mengenaskan setelah Barito Putera menaklukkan Persik Kediri, Sabtu (19/3/2022) sore.
Jarak Persela Lamongan dengan batas aman sudah terlampau jauh. Klub berjuluk Laskar Joko Tingkir itu pun dipaksa mengucapkan selamat tinggal lebih cepat saat kompetisi masih memiliki tiga pekan tersisa.
Â
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kebanggaan
Persela pernah jadi rumah yang sangat nyaman bagi seorang Eky Taufik. Selama 11 tahun, pemain asal Sragen itu mengabdi untuk seragam biru langit. Nyaris seluruh karier sepakbola profesionalnya dihabiskan bersama Persela.
Pemain yang kini memperkuat Bali United itu pun tak sanggup menahan haru saat mengetahui Persela terlempar ke kasta kedua. Dirinya berharap semua hal buruk yang terjadi musim ini dapat dijadikan pembelajaran agar mereka bisa bangkit dengan cepat.
"Sedih pasti sedih, tapi kebanggaan tetap akan menjadi kebanggaan sampai kapan pun dan dimana pun itu. Perjuangan belum berakhir, segera bangkit dan segera kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia," tulis Eky di akun Instagram pribadinya disertai emoticon hati berwarna biru.
Advertisement
Sedih
Tak hanya Eky Taufik, beberapa mantan pemain juga menunjukkan kesedihan yang begitu mendalam. Mereka menganggap bermain untuk Persela sebagai sebuah kebanggaan seumur hidup.
"Sedih sudah pasti, satu kebanggaan pernah jadi bagian dari tim yang penuh dengan kekeluargaan. Tetap semangat dan cepat kembali ke kasta tertinggi sepakbola Indonesia," ungkap Aang Suparman.
"Tetap kebanggaan sampai kapan pun. Segera bangkit Jok dan segera kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia," tulis M. Zainal Haq dengan emoticon hati berwana biru.