Bola.com, Gianyar - Persela Lamongan telah resmi dinyatakan degradasi ke kasta kedua. Setelah 18 tahun berada di pentas tertinggi sepak bola Tanah Air, klub berjulukan Laskar Joko Tingkir itu tak bisa melawan takdirnya untuk meninggalkan BRI Liga 1.
Banyak faktor yang menyebabkan keterpurukan Persela Lamongan musim ini. Mulai dari kedalaman skuad yang kurang bagus, sering kebobolan pada menit akhir, hingga kehilangan magis Stadion Surajaya, merangkum kehancuran Persela.
Advertisement
Kekalahan 0-4 dari Bhayangkara FC pada pekan ke-32 BRI Liga1 2021/22 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Minggu (20/3/2022) malam, menunjukkan mental bertanding mereka berada di titik paling rendah.
Persela sebetulnya bermain cukup baik pada awal babak pertama. Tapi, gol pembuka M. Hargianto setelah laga berjalan setengah jam, memberikan tamparan keras kepada mereka.
Persela Lamongan bermain apa adanya di sisa pertandingan. Tak ada lagi pressing ketat yang diperlihatkan, membuat Bhayangkara FC begitu leluasa mengobrak-abrik pertahanan mereka. Kartu merah Syarif Wijianto pada menit ke-74 membuatnya makin runyam.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berharap Tak Ingin Jadi Lumbung Gol
Pelatih caretaker Persela Lamongan, Ragil Sudirman, mengaku tim pelatih terus memberikan suntikan motivasi kepada pemain di ruang ganti. Tapi, kepastian degradasi membuat mental mereka sulit terangkat.
Meski begitu, Ragil tetap memberikan target kepada anak asuhnya dalam dua pertandingan tersisa. Ia tak ingin anak asuhnya menderita kebobolan lebih banyak daripada sekarang.
"Pemain memang ada rasa bagaimana gitu setelah dipastikan degradasi. Tapi, motivasi tetap kami berikan. Jangan sampai kalah banyak, harus tetap fight. Dalam dua laga tersisa kami juga akan memberikan pemain yang jarang bermain kesempatan," jelasnya.
Advertisement
Permintaan Maaf kepada Penggemar
Catatan 23 laga beruntun tanpa kemenangan seolah merangkum apa yang terjadi di kubu Persela Lamongan. Kesialan demi kesialan itu pada akhirnya yang membawa Persela berada dalam situasi ini.
"Saya atas nama pelatih mengucapkan mohon maaf kepada suporter La Mania dan Curva Boys serta masyarakat Lamongan. Kami sudah berjuang maksimal, tapi hasil adalah kehendak Allah," terang Ragil.
"Sekali lagi, kami memohon maaf. Dalam dua laga nanti, kami akan tetap berjuang maksimal demi memenangkan pertandingan," tandasnya.
Posisi Persela di BRI Liga 1 Saat Ini
Advertisement