Bola.com, Jakarta - Peran seorang pelatih sangat vital di sebuah tim. Dari tangan sang arsitek kesuksesan dan kegagalan sebuah tim berawal. Juru taktik pula yang akan mewarnai cara bermain dan sistem permainan, sehingga menjadi sebuah karakter khas tim di pertandingan.
Nah di tangan Javier Roca, permainan Persik meningkat sangat pesat pada ajang BRI Liga 2021/2022. Persik di awal musim tertatih-tatih. Macan Putih sulit beranjak dari papan bawah dan, bahkan, sesekali mencicipi zona degradasi.
Advertisement
Namun, pelan tapi pasti, cara bermain, taktik, dan karakter Persik mulai nampak berkat sentuhan Javier Roca. Apa metode yang diterapkan sosok asal Cile ini?
Sebenarnya metode yang dipakai Javier Roca cukup simpel. Dia hanya memakai filosofi umum di sepakbola. "Main bola itu sederhana. Bagaimana memberi bola kepada pemain yang memakai warna jersey sama," katanya.
Sekilas ini memang sebuah filosofi gampang, tapi sulit dilakukan jika tak dilatih secara konsisten. Dan, ini juga ilmu dasar bermain bola.
"Ya, kalau kita memberi bola kepada pemain yang pakai warna jersey beda, artinya kita salah passing. Tapi kalau kita sering memberi bola kepada pemain yang pakai jersey sama, dan itu dilakukan dalam waktu lama. Berarti kita menguasai permainan," jelasnya.
Tapi untuk mengalirkan bola kepada pemain dengan jersey sewarna dibutuhkan skill tinggi. Ini menyangkut kontrol bola sempurna dan chemistry antar pemain yang bagus.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bukti di Lapangan
Penguasaan bola seperti ini pernah sukses ditunjukkan pemain Persik ketika menundukkan Persela 1-0 di putaran kedua. Untuk mencetak sebutir gol yang dilesakkan Youssef Ezzejjari, Persik memang harus sabar.
Dari rekaman video laga tersebut, pemain Persik melakukan 40 passing tanpa sekali pun mampu direbut penggawa Persela! Dan itu dilakukan di area milik Laskar Jaka Tingkir.
Filosofi berikutnya yang diusung Javier Roca juga tidak lah rumit. Setelah penguasaan bola bagus, skuat Persik harus sering mengarahkan bola ke gawang lawan.
"Apa sih tujuan main bola? Cetak gol kan. Ya, kalau mau bikin gol harus sebanyak mungkin menendang bola ke gawang lawan. Masak sih kalau kita sepuluh kali tendang bola ke gawang, tak ada satu pun yang masuk?" ujarnya.
Advertisement
Permainan Kolektif
Inilah alasan Javier Roca bisa naik pitam bila pemain Persik minim mengarahkan bola ke gawang musuh. Berikutnya, filosofi Javier Roca, sepakbola adalah permainan kolektif.
Bertahan dan menyerang tugas sebelas pemain yang ada dalam lapangan. Javier Roca menerapkan pertahanan yang dimulai dari atas.
Makanya, jangan heran bila seorang Youssef Ezzejjari harus rajin mengejar bola dan menahan laju lawan, saat Persik kehilangan bola.
"Tugas seorang striker tak hanya cetak gol. Dia harus jadi orang pertama sebagai pertahanan tim. Jika metode ini bisa jalan, tugas pemain lain di tengah dan belakang juga lebih ringan. Dan, bola akan jarang mengancam gawang kita," tuturnya.