Bola.com, Jakarta - Nama Sandy Walsh sudah tak asing lagi di telinga pecinta sepak bola Indonesia.
Dia adalah calon pemain keturunan Indonesia yang kini bermain di kasta tertinggi Liga Belgia bersama KV Mechelen. Selangkah lagi, Sandy bisa membela Timnas Indonesia.
Baca Juga
Shin Tae-yong Fix Panggil Ronaldo Junior dan 6 Pemain Abroad ke Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Siapa Lainnya?
Daftar 33 Pemain Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Termasuk Justin Hubner, Marselino Ferdinan, hingga Asnawi Mangkualam
Deretan Pemain Belia yang Layak Dicoba Shin Tae-yong Jadi Amunisi Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
Advertisement
Dalam sesi wawancara di kanal youtube Embassy of Indonesia Brussels, pemain 27 tahun tersebut menceritakan prosesnya yang lumayan panjang. Sejak 5 tahun lalu dia mengaku bersedia jadi Warga Negara Indonesia (WNI). Dan akhirnya tahun ini hal itu hampir terwujud.
“Alasan utama saya ingin membela Indonesia karena Kakek dan Nenek dari garis Ibu saya merupakan orang Indonesia asli. Saya masih ingat saat bicara tentang Indonesia dengan mereka. Bicara tentang hal-hal yang baik. Jadi, sejak 5 tahun lalu, kontak pertama dengan Indonesia. Sekarang prosesnya sedang berjalan,” jelasnya.
Sejak 5 tahun lalu, Sandy seperti berjuang sendirian untuk dapat paspor Indonesia. Karena waktu itu belum ada respons dari Indonesia.
“Saya sudah mengunjungi Indonesia. Belajar banyak mengenai kebudayaannya juga. Mungkin 2-3 tahun lalu atau sebelum ada COVID-19, saya ke Indonesia," katanya.
"Saya bertemu dengan PSSI dan menyerahkan dokumen untuk proses naturalisasi. Beberapa waktu lalu akhirnya dapat konfirmasi dari PSSI bahwa meraka akan memulai proses naturalisasi. Sekarang kami menunggu hasil dari prosesnya,” jelas Sandy Walsh.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tekad Besar
Bisa dibilang, Sandy Walsh yang lebih dulu mengutarakan keinginannya untuk dinaturalisasi. Pertengahan tahun 2021, dia seperti dapat dukungan lebih besar.
Karena tim pelatih Timnas Indonesia sudah sudah menghubunginya. Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong lewat staffnya sudah berkomunikasi dengan Sandy.
“Dia sudah menghubungi melalui staf teknisnya. Sejak September atau Oktober. Setiap dua atau tiga minggu melakukan kontak. Pembahasan pertama apakah saya bersedia membela Indonesia," katanya.
"Saya saat ini masih aktif di sepak bola profesional di Eropa. Tapi saya menyatakan bahwa sudah bersedia sejak 5 tahun lalu dan berusaha sendiri selama ini. Tapi saya perlu bantuan dari pelatih dan seseorang yang bisa mewakili saya. Lalu bicara tentang perkembangan di Timnas Indonesia,” jelasnya.
Advertisement
Janji Tularkan Pengalaman di Eropa
Ketika nanti sudah membela Timnas Indonesia, Sandy berjanji satu hal. Selain berkontribusi secara teknis, dia juga ingin menularkan pengalamannya di Eropa untuk pemain muda dan potensial di Indonesia. Setidaknya itu bisa membuat meningkatkan level permainan rekan-rekannya di Timnas Indonesia.
“Saya bisa berbagi pengalaman. Karena sudah bermain 10 tahun di Belgia, Eropa. Juga beberapa kompetisi besar di Eropa. Saya datang tidak akan mengubah kebiasaan sepak bola dari tim yang sudah ada. Tapi ada sedikit pengetahuan di Eropa yang bisa membantu pemain muda naik ke level berikutnya,” tegas dia.
Sandy memahami jika Timnas Indonesia punya fans yang luar bisa sehingga secara permainan dia juga tak ingin mengecewakan.
“Tentunya saya juga ingin memenangkan banyak pertandingan dengan Timnas Indonesia,” lanjutnya.
Cerita dan Makanan Indonesia dari Kakek-Nenek
Ada dua sosok yang pertama kali membuat Sandy berpikir tentang Indonesia, yakni kakek dan neneknya. Mereka menanamkan cerita yang bagus tentang Indonesia di otak Sandy. Ketika jadi pemain profesional, sang kakek memberikan pandangan jika dia bisa membela Indonesia.
Namun kesempatan itu kuncinya ada pada PSSI.
“Kakek mengikuti perkembangan karier sepak bola saya. Dia menyampaikan kemungkinan membela Indonesia. Sedangkan Nenek, setiap satu minggu sekali membuat makanan khas Indonesia. Seperti Sate, Nasi Goreng dan lainnya,” imbuhnya.
Karena itu, saat berada di Indonesia, kemungkinan dia tak akan kesulitan melakukan adaptasi. Terutama dari segi makanan karena ada pemain Eropa yang kesulitan menyesuaikan diri dengan makanan.
“Akhir-akhir ini saya sering makan gado-gado. Karena sebagai atlet saya harus banyak makan sayuran,” sambung Sandy.
Advertisement