Bola.com, Denpasar - Ketika Bali United mengumumkan Stefano Cugurra Teco sebagai pelatih anyar Bali United di Liga 1 2019 menggantikan Widodo Cahyono Putro yang terdepak, banyak yang meragukan pelatih berpaspor Brasil tersebut bisa berjaya bersama Bali United.
Apalagi banyak pihak yang menyebut Bali United saat itu sebagai Tua FC atau tim dengan rata-rata usia pemainnya di atas 30 tahun. Pembelian pemain saat itu juga tidak terlalu mewah. Bahkan justru terkesan memaksa.
Baca Juga
Advertisement
Ada Gunawan Dwi Cahyo, Leonard Tupamahu, Michael Yansen Orah, dan masih ada beberapa pemain lain semisal Willian Pacheco. Saat itulah Bali United mulai mendapat sorotan karena banyak dihuni pemain yang sudah tidak muda lagi. Plus ditambah kedatangan Paulo Sergio.
Nyatanya kritikan bisa dibungkam Teco. Bali United sukses mengunci gelar juara bagi Bali United untuk pertama kalinya. Tren positif berlanjut hingga sukses mempertahankan gelar juara BRI Liga 1 2021/2022.
Dengan materi pemain yang kurang lebih 70 persen sama dari musim lalu, Bali United kembali berjaya. Berbagai kritikan akhirnya bisa diredam. Bahkan skema Teco yang dianggap monoton dan sudah diketahui oleh tim lawan, bisa diatasinya.
Â
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Buktikan Diri
Teco yang diwawancarai terpisah usai pertandingan menghadapi Persebaya Surabaya mengakui banyak yang meragukan kapabilitasnya sebagai arsitek Bali United saat itu.
Apalagi dia hengkang dari Persija Jakarta yang notabene adalah klub yang dibawanya juara saat Liga 1 2018.
"Waktu saya datang ke Bali (United), banyak yang bilang saya tidak bisa sukses disini. Bali itu tempat orang berlibur. Banyak yang menanyakan kenapa keluar dari Persija karena bisa saja kami juara kembali. Mereka bilang saya tidak akan sukses disini," ungkapnya.
Berkat metode yang dilakukannya, prestasi Bali United bisa terkerek dan konsisten di Liga 1 selama dua musim terakhir. Padahal di liga 1 2018, Bali United terseok-seok di peringkat kesebelas setelah sebelumnya bertengger sebagai runner up Liga 1 2017.
Advertisement
Manajemen Waktu
Satu di antara hal yang menjadi kesuksesannya adalah manajemen waktu yang tepat. Dia sadar banyak pemain yang ingin bergabung dengan Bali United. Selain manajemen yang bagus, mereka bisa sekalian berlibur. Ya seperti peribahasa, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.
"Saya lalu bilang ke pemain untuk tahu kapan harus menikmati hidup (di Bali) dan kapan harus bekerja keras seperti sekarang," jelasnya. Atas yang apa yang sudah dipersembahkannya untuk Bali United, Teco memilih untuk rehat sejenak.
Dia memilih untuk bercengkerama dengan istri dan kedua anaknya. Dia sekarang menjadi pelatih tersukses di era Liga Indonesia dan pemecah rekor sebagai pelatih yang membawa dua klub menjadi juara tiga kali beruntun.
"Sekarang, kami semua bisa menikmati apa yang sudah kami raih. Saya bisa menikmati hasil ini dengan istri serta anak saya. Sebelum putaran kedua, kami tidak ada waktu untuk berlibur. Kami kerja terus untuk mendapat hasil yang positif," tutupnya.
Tengok Persaingan Tim Favoritmu Saat Ini
Advertisement