Bola.com, Jakarta - Wacana Gubernur Bali, I Wayan Koster, untuk mempersilahkan penonton hadir pada pekan terakhir BRI Liga 1 2021/2022 antara Persik Kediri vs Bali United ditolak mentah-mentah oleh kelompok suporter Bali United.
Minggu kemarin (27/3/2022), Gubernur Bali I Wayan Koster memberikan lampu hijau untuk kehadiran penonton di pertandingan terakhir pekan ke-34 Liga 1 2021/2022 antara Persik Kediri kontra Bali United.
Baca Juga
Advertisement
Total ada 15 ribu suporter yang diperbolehkan datang ke Stadion Kapten I Wayan Dipta. Jumlah tersebut berasal dari 75 persen dari kapasitas Stadion Dipta.
Namun, pernyataan Koster menimbulkan kontroversi. Terutama dari kalangan suporter dan 17 klub penghuni BRI Liga 1 2021/2022 lainnya.
Mereka mempertanyakan mengapa Bali United diperbolehkan mendatangkan suporter, sedangkan klub lain tidak? Hal tersebut semakin mempertegas kritikan kepada Serdadu Tridatu sebagai "Panitia FC".
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mencederai Sportivitas
Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru (LIB) Sudjarno langsung bereaksi dengan menyatakan tidak ada suporter yang datang ke stadion. hal tersebut sesuai dengan regulasi awal BRI Liga 1 musim ini.
Kritikan juga mengalir dari suporter Bali. North Side Boys 12 (NSB12) tidak akan memenuhi tribun utara Stadion Dipta meskipun tiket yang diberikan kepada suporter, tidak dipungut biaya sama sekali menurut pengakuan Koster.
Menurut mereka, apa yang disampaikan Koster sudah mencederai asas sportivitas. Hal senada disampaikan ketua Semeton Dewata Buldog Ketut Subudi. Pria asal Desa Gitgit, Buleleng ini memiliki pandangan yang sama dengan NSB12. Bahkan sebelum ada keinginan dari Koster, dia sudah menyatakan sikap tegas untuk tidak datang ke stadion.
"Kalau boleh jujur, kami masih mengikuti informasi yang valid dari PT LIB. Mereka masih berkomitmen untuk pertandingan terakhir tanpa penonton. Saya pribadi dan teman-teman tidak mau di akhir kompetisi, keputusan ini mencederai tim lain," ucapnya.
"Makanya kami pribadi lebih baik tidak datang ke stadion. Kalau dipaksakan datang, bisa jadi senjata dari tim lain. Hal tersebut semakin menegaskan jika Liga 1 musim ini sebagai Bali Cup seperti yang pihak tertentu mengkritiknya. Kami tidak mau ada berita miring tentang Bali United. Kalau Bali United boleh, klub lain harusnya boleh juga dong. Kami tidak mau Bali United dikatakan anak emas PSSI," tambahnya.
Â
Advertisement
Terserah
Di sisi lain CEO Bali United Yabes Tanuri yang diwawancarai di Bali United Cafe kemarin, masih menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada PT LIB sebagai operator BRI Liga 1. "Tergantung pihak Liga Indonesia (PT LIB) ngomong apa. Kami akan ikuti saja," ucapnya singkat.
PT LIB langsung bereaksi. Kemarin, mereka mengeluarkan surat dengan nomor 165/LIB-KOM/III/2022 terkait permohonan persetujuan klub BRI Liga 1 2021/2022. Isinya adalah meminta persetujuan dari 17 klub agar pertandingan antara Persik Kediri menghadapi Bali United bisa digelar di Stadion Dipta.
Sebenarnya Bali United sebagai empunya Stadion Dipta, tidak diperkenankan bertanding di sana. Mereka hanya diperbolehkan bertanding di Stadion Ngurah Rai dan Stadion Kompyang Sujana. Namun ada alasan lain mengapa Stadion Dipta jadi lokasi pertandingan.
Alasan utamanya selain sudah tidak mempengaruhi hasil di BRI Liga 1 musim ini, ada cukup banyak tamu VIP yang akan hadir saat seremonial penyerahan piala. Dengan kondisi seperti ini, Stadion Ngurah Rai tidak akan cukup menampung. Apalagi Stadion Kompyang Sujana.
Apakah disetujui oleh 17 klub? Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi lebih lanjut. Padahal PT LIB memohon agar surat balasan bisa dikirimkan selambat-lambatnya hingga pukul 19.00 WITA, pada Senin (28/3/2022).
Posisi Bali United Saat Ini
Advertisement