Sukses


BRI Liga 1: Fakhri Husaini Blak-blakan Penyebab Mundur Mendadak dari Borneo FC

Bola.com, Denpasar - Borneo FC secara mengejutkan kembali ditinggkan pelatih untuk ketiga kalinya musim ini. Fakhri Husaini memilih meletakkan jabatannya meski kompetisi BRI Liga 1 2021/22 masih menyisakan satu pekan.

Kekalahan atas Madura United disinyalir menjadi penyebab manajemen klub berjuluk Pesut Etam itu melakukan langkah ekstrem. Walaupun berhasil mengunci posisi keenam, manajemen sepertinya tak terlalu puas dengan kinerjanya.

Namun, tak ada pernyataan resmi dari Borneo FC terkait alasan pengakhiran kerjasama ini. Spekulasi pun terus berkembang lantaran pelatih asal Aceh itu pergi secara tak lazim.

Menanggapi hal tersebut, pelatih berusia 56 tahun itu akhirnya angkat bicara. Menurutnya, ada tiga faktor utama yang membuatnya angkat kaki dari kursi pelatih klub asal Samarinda tersebut.

"Intinya pertama mereka kurang puas setelah kalah lawan Madura United. Yang kedua, perihal Francisco Torres tidak dimainkan. Yang ketiga, mereka mempertanyakan kenapa ada pergantian kapten," ucap Fakhri Husaini.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Tak Habis Pikir Sering Kecolongan Menit Akhir

Fakhri menilai pemain Borneo FC sebetulnya bisa menerapkan skemanya dengan baik. Hanya saja, hal itu hanya terjadi dalam satu jam permainan. Dalam 30 menit terakhir, Madura United terlalu mudah menekan mereka.

"Sejak menit ke-60, organisasi tim ketika bertahan tidak berjalan dengan baik. Transisi negatif lambat. Gol Madura United terjadi di akhir laga, karena hampir semua pemain Madura United yang masuk ke area pertahanan kami tidak terjaga dengan baik," ujarnya.

"Tekanan yang diberikan pun tidak agresif, sehingga sangat mudah organisasi pertahanan kami ditembus dan menjadi gol. Ini kekalahan ketiga Borneo FC yang terjadi di akhir-akhir laga," sambung Fakhri.

3 dari 4 halaman

Cedera Aneh Francisco Torres

Terkait tak dimainkannya Francisco Torres di laga tersebut, Fakhri sedikit bingung menjelaskannya. Sebab, di masa persiapan Torres diketahui mengalami cedera lutut. Tetapi H-1 pertandingan, pemain asal Brasil itu mendadak bugar seperti tanpa masalah.

"Biasanya kalau cedera seperti itu akan lama absen. Tapi H-1 pertandingan dia sudah sembuh seperti orang yang tidak sakit. Saya sampai panggil tim medis, saya tanya benar cedera atau dia bohong," kata Fakhri.

"Selain karena sebelumnya mengaku sakit, Torres tidak bermain karena saat latihan pemain lain yakni Boaz (Solossa), Sherdy (Ephy Fano) bahkan Yuda pemain muda kami, berlatih keras untuk menunjukan bahwa mereka juga ingin main," imbuhnya.

"Tentu saya tidak boleh mengabaikan kerja keras mereka, hanya untuk memainkan pemain asing. Saya memilih pemain untuk menjadi starter, bukan berdasarkan warna kulit, bukan pula karena dia asing atau lokal. Tetapi karena penampilan yang mereka perlihatkan saat sesi latihan," tukasnya.

4 dari 4 halaman

Alasan Copot Ban Kapten dari Javlon Guseynov

Sementara itu, perihal pergantian kapten dari Javlon Guseynov ke Leo Guntara, Mantan pelatih Timnas Indonesia U-16 itu, merasa hal tersebut sangat wajar. Baginya, Leo sangat layak menjadi kapten.

Javlon melakukan tindakan kurang terpuji. Pemain asal Uzbekistan itu melemparkan ban kapten ke arah wasit saat di kartu merah di pertandingan kontra Madura United pada putaran pertama lalu.

"Saya lihat Leo punya kemampuan dan potensi. Bahkan menurut saya, dia layak mendapat kesempatan membela timnas. Semenjak Leo jadi kapten juga kami dapat sekitar 10 poin (3 menang dan 1 imbang)," jelas Fakhri.

"Syarat menjadi kapten selain faktor kemampuan sepakbolanya yakni mampu mewakili pelatih di dalam lapangan dan kepemimpinan selama laga berlangsung memberikan kenyamanan bagi seluruh rekan-rekannya. Leo memenuhi syarat tersebut," tandasnya.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer