Bola.com, Jakarta - Persipura Jayapura akhirnya menjadi tim terakhir yang dipastikan turun kasta ke Liga 2 setelah harus menyelesaikan BRI Liga 1 2021/2022 dengan berada di posisi ke-16 dalam klasemen akhir. Perjalanan kolektor gelar juara terbanyak di era Liga Indonesia itu di kasta tertinggi sepak bola Indonesia terhenti.
Persipura Jayapura masih bertarung dengan Barito Putera dan PSS Sleman untuk menghindari slot degradasi terakhir jelang pertandingan pekan ke-34 atau pekan terakhir BRI Liga 1 2021/2022 yang digelar Kamis (31/3/2022) sore. Persipura menjadi tim yang paling sulit untuk keluar dari ancaman dengan harus memastikan kemenangan sembari mengharapkan dua tim lain kalah.
Advertisement
Persipura Jayapura berhasil menjalankan misinya untuk bisa menang dalam laga terakhir mereka di BRI Liga 1 2021/2022. Mutiara Hitam mampu menang, bahkan dengan skor telak 3-0, atas Persita Tangerang. Pada saat yang sama, PSS Sleman juga mampu mengungguli Persija Jakarta dengan skor 2-0 dan memastikan diri paling aman.
Jalan Persipura untuk bertahan di BRI Liga 1 makin terbuka ketika Barito Putera harus tertinggal 0-1 dari Persib Bandung. Namun, semua berubah dramatis ketika Barito Putera akhirnya mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 lewat gol Beni Oktovianto pada menit ke-84.
Satu poin saja membuat Barito Putera bisa selamat dari degradasi meski Persipura menang dengan skor berapa pun. Dengan jumlah poin yang sama, yaitu 36 poin, Barito Putera unggul head to head atas Persipura Jayapura.
Kemenangan 3-0 yang diraih Persipura Jayapura atas Persita Tangerang pun seakan menjadi akhir yang sangat-sangat dramatis bagi Mutiara Hitam. Sebuah kemenangan telak yang tak mampu menyelamatkan mereka dari jurang degradasi.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kolektor Gelar Juara Terbanyak sejak Era Liga Indonesia
Terdegradasinya Persipura Jayapura dari kasta tertinggi sepak bola Indonesia jelas menjadi sebuah kabar menyedihkan. Maklum, Persipura bukanlah tim yang sekadar menghiasi kompetisi setiap musimnya, tapi juga kerap menjadi pesaing juara.
Sebagai bukti adalah bagaimana kiprah mereka sejak era Liga Indonesia dimulai pada 1994. Persipura tercatat empat kali menjadi juara, yaitu di Liga Indonesia 2005, Liga Super Indonesia 2008/2009, Indonesia Super League 2010/2011 dan 2013.
Jika boleh ditambah lagi, Persipura juga merupakan juara turnamen pengganti kompetisi 2016, Indonesia Soccer Championship A.
Dengan materi pemain berkualitas dan mengandalkan pemain-pemain hebat kelahiran Papua, Persipura selalu menjadi kebanggaan bagi masyarakat Papua khususnya, dan juga Indonesia karena performa yang mereka perlihatkan ketika menjadi wakil di kompetisi Asia.
Sayangnya, sejak era Liga 1 pada 2017, Persipura Jayapura tidak pernah benar-benar menjadi pesaing utama untuk gelar juara. Bahkan dalam beberapa kesempatan, Persipura harus berjuang mati-matian untuk meninggalkan papan bawah.
Hingga pada akhirnya, di BRI Liga 1 2021/2022, Persipura Jayapura tak lagi bisa terselamatkan. Perjuangan Ricardo Salampessy dkk. hingga pekan terakhir kompetisi tak cukup untuk menyelamatkan diri mereka sendiri dari jurang degradasi.
Advertisement
Musim yang Buruk bagi Persipura
Sejak awal BRI Liga 1 hendak dimulai, Persipura Jayapura sudah mengalami drama yang menyulitkan. Mulai dari dipecatnya Boaz Solossa, pemain karismatik yang selama ini menjadi nyawa Mutiara Hitam, dan rekannya Yustinus Pae, Persipura harus menjalani BRI Liga 1 2021/2022 dengan mengandalkan banyak pemain muda.
Jacksen Tiago, pelatih yang menangani Persipura Jayapura sejak awal BRI Liga 1 2021/2022 hingga akhirnya dipecat pada November 2021, sempat mengakui dalam beberapa kesempatan kalau dengan materi yang dimiliki Mutiara Hitam pada musim ini, berusaha memberi yang terbaik dalam setiap pertandingan adalah targetnya.
Sejak awal Jacksen Tiago enggan menyebut Persipura sebagai tim yang punya materi untuk mengejar target juara. Namun, pada akhirnya Persipura memang terpuruk hingga pada pekan ke-12, Mutiara Hitam yang berada di zona degradasi memutuskan untuk memecat Jacksen dari posisinya.
Persipura pun tak lama menunjuk Angel Alfredo Vera, pelatih yang membawa Mutiara Hitam menjuarai Indonesia Soccer Championship 2016, untuk menjadi penggantinya. Persipura mulai membaik di bawah asuhan pelatih asal Argentina itu. Namun, sejumlah masalah masih menimpa Persipura dalam perjalanan mereka.
Satu yang paling disorot adalah ketidakhadiran skuad Persipura ketika harusnya menghadapi Madura United pada 21 Februari 2022. Tim Mutiara Hitam tidak hadir di stadion setelah sempat mengajukan surat permohonan penundaan pertandingan lantaran sejumlah pemain terkonfirmasi positif COVID-19.
Namun, PT Liga Indonesia Baru tetap melangsungkan pertandingan berdasarkan regulasi bahwa jika sebuah tim masih menyisakan minimal 14 pemain yang dinyatakan negatif COVID-19, maka pertandingan tetap berlangsung. Sayangnya, Persipura tetap tidak hadir di stadion tanpa penjelasan lebih lanjut.
Setelah polemik tersebut masuk ke Komisi Disiplin PSSI, Persipura pun dijatuhi beberapa hukuman, termasuk pengurangan tiga poin dan kalah 0-3 dari Madura United, di mana dua hal tersebut tentu memengaruhi perjuangan Persipura untuk menghindari zona degradasi.
Hingga akhirnya, para pemain Persipura Jayapura tetap berusaha untuk menghindari degradasi hingga pekan terakhir kompetisi. Kemenangan 3-0 atas Persita pun menjadi bukti perjuangan para pemain di atas lapangan untuk menyelamatkan Mutiara Hitam. Sayang, nasib mereka juga harus ditentukan oleh klub lain, dalam hal ini Barito Putera dan PSS Sleman.
Akhir dari Perjuangan Persipura di BRI Liga 1
Advertisement