Bola.com, Malang - Mengakhiri BRI Liga 1 2021/2022 dengan menempati peringkat keempat sebenarnya bukan hal yang buruk bagi Arema FC. Posisi tersebut sudah lebih baik ketimbang yang didapatkan Singo Edan pada tiga musim sebelumnya.
Kendati demikian, bukan Arema FC berarti bisa lepas dari kritikan. Beberapa kali terlihat di media sosial, Aremania tetap kurang puas dengan tim asuhan Eduardo Almeida itu.
Baca Juga
Advertisement
Seperti halnya Aremania dari Korwil Klayatan, Achmad Ghozali, yang membenarkan kesan tidak puas tersebut. Ia melihat ada beberapa hal yang membuatnya sebagai penggemar Arema merasa kurang puas.
"Kami tetap memberikan apresiasi kepada Arema yang finis di posisi keempat, meski harapannya menjadi juara. Dari pandangan kami, permainan Arema FC seperti lebih banyak bertahan dan kurang menghibur. Karakter sepak bola ngeyel khas Malang belum konsisten," ujar Achmad Ghozali.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Harus Lebih Menyerang
Aremania Korwil Klayatan itu juga mengakui sistem pertahanan yang dibentuk Eduardo Almeida untuk Arema FC pada musim ini sudah bagus. Namun, bukan berarti Singo Edan harus banyak bertahan.
"Kalau menurut saya, perlu dipertimbangkan untuk menggantinya dengan pelatih yang memiliki filosofi menyerang," tegasnya.
Artinya, komposisi pemain juga harus dimodifikasi, karena ketika ditangani Almeida, Arema FC menjadi tim yang lebih dominan dengan karakter bertahan.
"Jika melihat lini tengah, banyak pemain yang lebih kuat bertahan. Butuh gelandang serang yang bagus sebagai penyeimbang. Jadi tidak hanya bagus saat bertahan, tapi juga kuat ketika menyerang," tegasnya.
Advertisement
Banyak Perekrutan yang Mubazir
Ghozali menambahkan jika era Eduardo Almeida ini banyak perekrutan yang mubazir alias sia-sia. Dia mencontohkan di komposisi tim pelatih, musim ini sangat gemuk. Almeida dibantu tiga asisten pelatih, satu video analis dan dua pelatih kiper.
“Mungkin akan sesuai kebutuhan jika hanya satu pelatih kiper. Lalu ada pelatih fisik. Selain itu, para pelatih dari legenda Arema juga tetap dipertahankan karena mereka yang memahami dan bisa membawa karakter sepak bola Malang,” tegasnya.
Sedangkan di komposisi pemain, Achmad Ghozali mencontohkan perekrutan Ryan Kurnia. Pemain bernomor punggung 7 itu justru membuat stok pemain sayap melimpah.
“Sektor sayap sudah ada Feby Eka, Ridwan Tawainella, dan Dendi Santoso. Bahkan Dedik Setiawan dan Kushedya Hari Yudo juga sempat dijadikan sayap. Terlalu banyak. Sedangkan gelandang bertipe menyerang minim. Jadi tidak seimbang komposisinya,” jelas Ghozali.
Namun, sebagai Aremania, Achmad Ghozali memahami jika dirinya hanya bisa memberikan masukan. Sementara keputusan ada di tangan manajemen Arema FC.
“Kami tetap berharap musim depan Arema bisa lebih baik. Mungkin manajemen lebih tahu harus berbuat apa. Saya hanya menyampaikan apa yang terlihat di musim ini,” pungkasnya.
Posisi Arema FC di BRI Liga 1
Advertisement