Bola.com, Semarang - BRI Liga 1 2021/2022 telah berakhir. PSIS Semarang yang menjadi wakil dari Jawa Tengah akhirnya finis di urutan ke-7 dengan nilai 46.
Yoyok Sukawi, CEO PSIS Semarang, mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian Mahesa Jenar di BRI Liga 1 2021-2022. Dalam akun Instagram pribadinya @yoyok_sukawi memaparkan PSIS tampil hebat di awal musim.
Baca Juga
Advertisement
Namun di perjalanan sepak terjang Jandia Eka Putra dkk. berangsur-angsur merosot. Namun, performa apik yang ditunjukkan sempat memunculkan rumor PSIS telah di-setting menjadi juara musim ini.
"PSIS tampil hebat awal musim. Ini membuat ekspektasi semua orang menjadi tinggi. PSIS sempat masuk bursa calon juara. Tentu di setiap kesuksesan akan mendatangkan suara sumbang. PSIS diisukan di-setting jadi juara. Dianggap sebagai klub kesayangan anak papah, dan lain sebagainya," lanjutnya.
Yoyok menjelaskan di saat kinerja PSIS Semarang terus meningkat berbagai cobaan mulai menerpa. Hal itu menjadi tantangan tersendiri dan harus dihadapi timnya dengan penuh perjuangan.
"Sayang PSIS tidak bisa mempertahankan konsistensinya. Memang angin sangat kencang di atas. Cobaan datang silih berganti, didominasi faktor nonteknis," jelasnya.
Â
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Performa Turun
Akibatnya posisi PSIS di klasemen terus menurun. Para pendukung merindukan permainan cantik PSIS yang ditunjukkan di awal musim.
"Di tengah cobaan itu tekanan semakin besar. Ancaman kembali di papan bawah pun di depan mata," tambahnya.
Yoyok Sukawi dan petinggi PSIS tak tinggal diam. Mereka melakukan evaluasi, perubahan dan gebrakan dilakukan untuk mengembalikan performa seperti awal musim.
"Namun hasil tak kunjung datang. Bahkan performa semakin menurun dan terus memburuk. Diperparah badai COVID-19 melengkapi penderitaan tim yang sedang goyah," ungkapnya.
Yoyok memaparkan akibat paparan COVID-19, PSIS pernah hanya menyisakan sembilan pemain untuk berlaga.
"Namun kita tidak menyerah. Kita datangkan lima pemain muda dari Semarang untuk dipaksakan berjuang melawan tim kuat. Kita berhasil menahan tanpa gol tim kuat yang tampil dengan materi full team itu," tulis Yoyok.
Advertisement
Bangkit Kembali
Putra mantan Walikota Semarang Sukawi Sutarip ini memang tak menyebut nama klub kuat yang dipaksa imbang PSIS dengan skor 0-0. Namun dari hasil pertandingan putaran kedua lalu, PSIS tiga kali main seri tanpa gol. Masing-masing saat melawan Arema FC, Persebaya, dan Persib.
"Keberhasilan ini justru menggugah PSIS semakin percaya pada pemain muda produk sendiri. Untungnya anak-anak muda PSIS masih memiliki semangat tempur dan terus berproses," paparnya.
Pelan tapi pasti langkah darurat PSIS menggabungkan anak-anak muda dengan pemain senior ini mengangkat kembali performa tim.
"Alhamdulillah karakter mulai terbentuk lagi. Permainan cepat dan cantik kembali diperlihatkan. Walaupun belum sehebat awal musim," kutipnya.
Lihat Posisi Akhir PSIS
Advertisement