Bola.com, Surabaya - Madura United telah mengakhiri kompetisi BRI Liga 1 2021/2022 menduduki peringkat kesembilan dengan mengemas 41 poin. Dari total Dari total 34 laga, tim asal Pulau Garam ini meraih 10 menang, 11 seri, dan 13 kalah.
Pelatih Madura United, Fabio Lefundes, merasakan pengalaman baru selama berkarier di Indonesia. Dia menemani Madura United selama 23 pertandingan sejak memasuki pekan ke-12 menggantikan tugas Rahmad Darmawan.
Baca Juga
Advertisement
Arsitek tim asal Brasil itu menjalani momen yang tidak mudah karena masih asing dengan kompetisi Indonesia. Dia juga harus langsung nyetel dengan tim yang sudah terbentuk demi memperbaiki posisi klasemen
“Saya bisa satu jam bicara itu. Saya minta nasi goreng kalau mau bicara soal itu. Saya tiba di sini Madura United sudah 11 pertandingan. Saya sudah dapat tim yang sudah siap. Saya cuma ganti tiga pemain baru,” ucapnya.
“Itu tidak mudah seperti ganti ban, mobil masih jalan. Anda tidak bisa nafas, Anda harus kasih mobil itu jalan. Situasi seperti itu tapi kami dapat beberapa kali dapat hasil positif. Saya tiba di sini timnya ada di posisi ke-14 klasemen,” imbuhnya.
Apa yang terjadi pada Madura United musim ini merupakan anomali. Biasanya, klub asal Pulau Garam itu selalu bersaing di papan atas Liga 1. Tapi, musim berbeda melihat mereka masih terjebak di papan tengah sampai memasuki melakoni 30 laga.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Komposisi Pemain
Masalah itu muncul diduga oleh perubahan komposisi pemain musim ini. Di putaran pertama lalu, Madura United tidak memiliki mesin gol andalan seiring hengkangnya Greg Nwokolo dan Beto Goncalves.
Selama paruh pertama, mereka mengandalkan sosok striker asing Rafael Silva yang sayangnya tidak tampil optimal. Dia pun hanya mencetak enam gol dari 12 penampilan bersama Madura United.
Greg dan Beto kemudian bergabung kembali sejak putaran kedua. Sayangnya, performa Madura United masih labil. Mereka masih belum menemukan gaya permainan yang pas untuk tampil konsisten mendulang poin.
“Putaran pertama dan kedua, kami kalah Persebaya bhayangkara arema. Kami tidak dapat poin, melawan (PSM) Makassar juga. Itu pertandingan berbeda, tapi kerja kami lebih baik di Liga 1,” ujar Fabio Lefundes.
Advertisement
Labil
Madura United rupanya tetap termasuk tim yang labil di BRI Liga 1. Mereka tidak menemukan gaya permainan yang pas untuk tampil konsisten mendulang poin. Tim Laskar Sape Kerap sempat menelan tiga kekalahan beruntun pada putaran pertama lalu.
Di akhir musim, Madura United bahkan pernah pula melewati enam laga terakhir tanpa kemenangan. Baru di empat laga terakhir saja, Fachruddin Aryanto dkk. sukses memetik dua kemenangan dan membuat posisi di klasemen naik.
Musim ini juga melahirkan tantangan berbeda. Karena pandemi COVID-19, kompetisi digelar dengan sistem bubble-to-bubble, tak ada partai kandang-tandang. Sistem ini membuat kompetisi dibagi dalam lima seri yang masing-masing dimainkan di satu tempat.
Terbagi dalam lima seri, Jawa Timur tak pernah menjadi tuan rumah. Beberapa daerah yang ditunjuk jadi tuan rumah adalah DKI Jakarta-Jawa Barat, DI Yogyakarta-Jawa Tengah, dan terakhir Provinsi Bali.
Edisi Perdana
Fabio Lefundes terhitung pelatih yang baru menjalani musim debutnya di Indonesia. Pelatih asal Brasil itu belum pernah menemani timnya berlaga di kandang, Pulau Madura, sejak mulai menangani Laskar Sape Kerap sejak 15 November 2021.
Selama sekitar empat setengah bulan bersama Madura United, Fabio Lefundes belum pernah sekalipun merasakan atmosfer pertandingan di Pulau Garam. Padahal dengan begitu, para pemain akan punya semangat lebih bertanding di kandang sendiri.
“Kalau mau dapat poin butuh waktu dan kerja bersama. Saya harus mengucapkan terima kasih banyak bisa partisipasi di sini. Semoga Liga 1 lebih baik ke depan dan saya ingin bisa ikuti kompetisi dengan format kandang-tandang,” pungkasnya.
Advertisement