Bola.com, Malang - Arema FC sudah kehilangan 3 pemain tidak lama setelah BRI Liga 1 2021/2022 rampung, yaitu Carlos Fortes, Hanif Sjahbandi, dan Diego Michiels. Padahal tiga pemain tersebut memiliki peran penting.
Ketiga pemain tersebut terbilang layak untuk tetap berseragam Arema FC. Namun, ketiganya sudah mengambil keputusan lain.
Baca Juga
Advertisement
Carlos Fortes sudah resmi menjadi pemain baru PSIS Semarang. Hanif Sjahbandi merapat ke Persija Jakarta. Sementara itu, Diego Michiels kembali ke klub lamanya, Borneo FC. Tiga pemain ini sama-sama menyampaikan salam perpisahan di akun Instagram mereka.
Selain itu, ada perebdaan dari respons Aremania terhadap kepergian ketiganya. Pasalnya, tidak semua dilepas oleh Singo Edan dengan situasi yang baik.
Ada yang berahir dengan kekecewaan, ada yang dilepas baik-baik, ada juga yang dianggap biasa saja. Itu tergantung cara para pemain ketika meninggalkan Arema FC. Berikut tiga pemain Arema FC yang memutuskan pergi.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Carlos Fortes
Striker berusia 27 tahun asal Portugal ini dicap negatif oleh Aremania. Ia pergi ke PSIS Semarang ketika masih memiliki sisa kontrak selama satu bulan bersama Singo Edan.
Hal ini sempat menjadi perdebatan. Namun, Fortes memberikan penjelasan dia tidak segera mendapatkan kontrak baru sehingga striker berambut gimbal ini memilih menerima pinangan PSIS.
Selain itu, dia berdalih jika baru membela PSIS untuk musim depan ketika kontraknya di Arema FC sudah benar-benar berakhir. Namun, di mata Aremania, pencetak 20 gol pada musim lalu itu sudah punya citra buruk. Dia dianggap tidak menghormati sisa kontrak di Arema.
Bisa jadi kekecewaan Aremania meluap karena Fortes menjadi pemain terpenting pada musim lalu. Dia striker tersubur dengan 20 gol. Fortes juga dianugerahi pencetak gol terindah pada musim lalu, sehingga Aremania punya ekspektasi tinggi kepadanya untuk bertahan.
Namun, tidak disangka, sehari setelah kompetisi selesai, dia sudah diperkenalkan PSIS sebagai rekrutan baru.
Wajar sebenarnya Fortes banyak mendapatkan tawaran dari tim lain, karena dia striker dengan kemampuan komplet. Fortes juga bukan tipikal striker manja.
Itu membuatnya bisa cepat beradaptasi dengan sepak bola Indonesia. Ditambah dia sudah membuktikan ketajamannya bersama Singo Edan.
Advertisement
Hanif Sjahbandi
Bisa dibilang Hanif Sjahbandi adalah pemain yang santun, sehingga dia memiliki citra positif di mata Aremania. Ketika Hanif pamit, banyak suporter yang mendoakan agar dia sukses bersama klub barunya.
Padahal tidak ada yang menduga dia bakal hengkang dari Aremania saat ini. Pasalnya dia seperti sudah betah tinggal di Malang.
Beberapa hari lalu, baru diketahui jika Hanif berlabuh ke Persija. Hal itu membuat Aremania tetap mendukungnya, karena Persija dianggap sebagai tim saudara Arema FC.
Selain itu, Hanif juga besar dan tinggal di Jakarta, sehingga Aremania memahami keputusannya untuk pulang. Selama lima tahun di Arema, Hanif sudah punya koleksi berbagai gelar juara di turnamen, seperti Piala Presiden, Bhayangkara Cup.
Namun, pada pengujung musim lalu, posisi Hanif sebagai starter mulai tergeser oleh Jayus Hariono atau Sandi Sute. Bukan berarti Hanif main kurang greget, tapi karena kebutuhan strategi pelatih Eduardo Almeida.
Â
Diego Michiels
Bek kanan naturalisasi Indonesia ini memilih tidak memperpanjang kontrak di Arema FC. Tapi, hal ini tak membuat Aremania terkejut, begitu pun dengan manajemen dan tim pelatih Singo Edan. Apalagi Diego akan kembali ke klub lamanya, Borneo FC.
Seperti diketahui, pemain kelahiran Belanda ini sudah semapt menjadi icon bagi Borneo FC. Ia cukup lama bermain di sana dan sempat menjadi kapten tim.
Musim lalu, dia memilih mundur karena ada sebuah program latihan yang tidak disetujuinya di Borneo FC. Aremania menganggap perginya Diego ke Borneo FC sebagai hal biasa. Pasalnya di Arema pun dia bukan pilihan utama.
Sementara itu, di sektor bek kanan, Rizky Dwi Febrianto yang menjadi pemain inti. Diego diturunkan ketika Rizky absen karena cedera, akumulasi kartu, atau panggilan Timnas Indonesia. Jika tidak, Diego turun sebagai stoper ketika Bagas Adi atau Sergio Silva absen.
Meski menjadi pelapis, Diego membuktikan diri sebagai pemain berpengalaman di lapangan. Intersepnya kerap berhasil, meski kini dia tidak lagi banyak berlari di lapangan. Secara kecepatan dan fisik, Diego sudah menurun.
Â
Advertisement