Bola.com, Jakarta - Kompetisi BRI Liga 1 musim 2021/2022 telah usai dan menobatkan Bali United sebagai juara. Namun, kompetisi yang musim ini memakai sistem buble to buble ini masih menyisakan cerita lain.
Ya, dari tiga tim yang terdegradasi yakni Persela, Persiraja Banda Aceh dan persipura, ada satu tim yang rupanya masih belum puas dengan harus turun kasta.
Advertisement
Persipura melalui ketua umumnya, mengatakan telah meminta PSSI untuk menelusiri dugaan main mata yang dilakukan dua tim yang saling beradapan yakni Persib Bandung dan Barito Putera.
Menurut Persipura, ada kejanggalan pada pertandingan itu sehingga layak dilakukan sebuah investigasi.
Barito Putera yang sama-sama dalam ancaman degradasi mampu menahan imbang Persib Bandung dengan skor 1-1.
Skor itu sudah cukup menyelamatkan mereka dari degradasi meski dipertandingan lainnya Persipura berhasil menang dari Persita Tangerang dengan skor telak 3-0.
Menyikapi hal itu, pengamat sepak bola nasional, Tio Nugroho mengatakan terlepas dari yang dilakukan Persipura Jayapura saat ini, manajemen tim Mutiara Hitam harus melakukan evaluasi menyeluruh agar mengetahui apa penyebab utama terdegradasi.
"Sepertinya banyak hal menjadi evaluasi bagi management. Awalnya saya melihat dalam perekrutan pelatih dan pemain asing, kemudian kehilangan sosok Boaz Solossa juga sangat berpengaruh. Kalau materi pemain lokal saya Kira tidak ada masalah, mereka hanya butuh mentor. Putaran kedua tidak mengganti pemain asingdan terlambat bangkit," kata Tio Nugroho kepada Bola.com, Senin (11/4/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ujung Barat dan Timur Absen
Kehilangan tiga tim yang degradasi, kompetisi musim depan kedatangan tiga tim promosi dari liga 2 yakni Persis Solo yang menjadi juara Liga 2, Dwa United dan Ran Cilegon FC.
Menurut Tio Nugroho kehilangan tim dari Papua tentu saja akan membuat kompetisi musim depan akan terlihat berbeda. Selain harus kehilangan tim dari Papua, kompetisi musim depan pun tanpa diikuti tim dari Sumatra karena Persiraja Banda Aceh terdegradasi bersama Persipura dan Persela.
"Musim yang tidak biasa jika sampai tidak ada perwakilan dari Papua. Kami dulu terbiasa dengan hadirnya wakil dari Papua seperti Persidafon, Perseman, Persiwa, Perseru Serui hingga beralannya waktu hanya menyisakan Persipura mewakili Papua di kasta tertinggi sepakbola nasional. Ketika Persipura terdegradasi saya kira ada yang salah dalam pengelolaan tim ini," ujarnya.
Advertisement
Bangkit
Namun. masih kata Tio Nugroho nasi sudah menjadi bubur. Yang ada saat ini harus dipikirkan bagaimana Persipura bisa menjalani kompetisi Liga 2 musim depan baik dan mulus agar bisa kembali Liga 1 tahun berikutnya.
"Menurut saya pertahankan materi yang sekarang (kecuali pemain asing). Mungkin para pemain senior waktunya untuk pulang membangun new Persipura. Semangat itu pernah dipakai Juventus yang hanya satu tahun di serie B. Saya yakin Persipura hanya satu tahun saja di Liga 2. Mungkin bisa memakai pelatih Eduar Ivak Dalam," Tio Nugroho mengakhiri pembicaran.