Bola.com, Kediri - Dalam bursa transfer pemain BRI Liga 1 sepekan terakhir, manajemen Persik Kediri seperti mengaduk-aduk perasaan publik Kediri, terutama Persikmania. Hal itu beraawl dari pelepasan Ibrahim Sanjaya yang tidak diperpanjang kontraknya untuk Liga 1 2022/2023.
Padahal dari berbagai sisi, mulai dari jasa andil mempersembahkan gelar juara Liga 2 2019 bagi Persik Kediri dan jumlah menit bermain yang cukup banyak di BRI Liga 1 2021/2022, pemain asal Waikabubak, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu memenuhi syarat.
Baca Juga
Advertisement
Tidak pelak lagi, pemutusan hubungan Persik dengan Ibrahim Sanjaya memicu spekulasi bila manajemen lebih memberikan ruang kepada Arthur Irawan yang bermain di posisi yang sama sebagai bek kanan.
Komentar miring warganet pun memenuhi kolom akun Instagram resmi klub mengiringi kepergian Ibrahim Sanjaya. Namun, keputusan Persik merekrut Muhammad Rifaldi kembali menimbulkan pertanyaan.
Posisi eks penggawa Persiraja Banda Aceh ini juga bakal diplot sebagai bek kanan, menggantikan peran Ibrahim Sanjaya. Apalagi Rifaldi juga bisa menjadi gelandang bertahan, posisi yang sama dengan yang selama ini diperankan Arthur Irawan bersama Persik Kediri pada paruh musim lalu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Peran Arthur Irawan
Kemudian, bagaimana peran dan posisi Arthur Irawan di skuad Macan Putih nanti? Ini yang menarik untuk dikupas.
Padahal, sebagai pemilik saham mayoritas di PT Kediri Djajati Perkasa yang menaungi Persik Kediri, tidak dipungkiri Arthur Irawan pasti ikut berperan besar dalam perekrutan pemain proyeksi Liga 1 mendatang.
Jika pemain jebolan Espanyol B yang karib disapa King Arthur ini egois dan ngotot harus selalu dimainkan, tentu tidak akan mengontrak Rifaldi yang berpotensi menggusur posisi bermainnya di dalam tim.
Sosok King Arthur ini memang menarik. Baik ketika masih di PSS Sleman dan sekarang di Persik, peran dan posisinya membuat dirinya menjadi sasaran perundungan publik.
Label 'anak emas', 'anak mama', hingga 'the big boss' selalu mengiringi perundungan yang dilakukan publik. Namun, Arthur Irawan seolah tidak terpengaruh dengan berbagai label negatif tersebut.
Advertisement
Tak Pernah Memaksa
Sikap itu diperlihatkannya saat bergabung dengan Persik Kediri pada paruh kedua musim lalu. Dia tampil dalam sepuluh laga dengan total 410 menit bermain. Sedangkan di PSS, pemain berusia 29 tahun itu merumput 339 menit dari lima pertandingan.
Dari laga sebanyak itu, terkesan Arthur Irawan tak memaksakan diri harus selalu masuk starting XI dan main sepanjang babak. Bahkan dia rela dan tanpa protes diganti atau masuk lapangan dari bangku cadangan.
Padahal King Arthur dengan semua otoritas yang dimilikinya, dia bisa saja menekan atau memaksa pelatih Antonic Dejan di PSS dan Javier Roca di Persik menurunkan sesuai kehendaknya. Menarik kita tunggu bagaimana sikap dan gebrakan Arthur Irawan di Persik musim depan.
Posisi Akhir Persik di BRI Liga 1
Advertisement