Bola.com, Jakarta - Takdir selalu berjalan dengan caranya sendiri. Mungkin seperti itulah ungkapan yang tepat menggambarkan kepindahan Asep Berlian dari Madura United ke Dewa United.
Pria asal Bogor itu mendapati dirinya tak mendapat perpanjangan kontrak dari klub berjulukan Laskar Sape Kerrap tersebut. Padahal, ia merupakan salah satu pemain generasi pertama Madura United yang terbentuk pada 2016.
Advertisement
Asep menjadi pemain yang paling loyal bersama Slamet Nurcahyono dan Guntur Ariyadi. Tetapi setelah enam tahun, kebersamaan itu akhirnya menemui ujungnya. Meski begitu, ia tak akan menjadi kacang yang lupa kulitnya.
Bisa dibilang, Asep mendapatkan reputasi sebagai gelandang bertahan tangguh saat membela Madura United.
"Saya di Madura bermain se-profesional mungkin, bekerja keras. K-conk Mania (kelompok suporter Madura United) sampai sekarang pun mereka seperti tidak percaya saya keluar. Tetapi inilah sepak bola," ungkap Asep.
"Terima kasih atas dukungan dan doanya selama ini. Alhamdulillah respek juga mereka kepada saya. Terimakasih banyak intinya, saya besar karena mereka juga," sambungnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berpisah dengan Rekan Sekamar
Salah satu hal yang paling menyesakkan dari perpisahan ini. Asep tak lagi bisa sering-sering curhat dengan sahabat karibnya, Slamet Nurcahyo.
Selama ini, keduanya memang sangat akrab lantaran berada di satu kamar yang sama. Bahkan, sebelum di Madura United pun mereka sudah ditempatkan di kamar yang sama. Tepatnya, saat keduanya bermain untuk Persebaya ISL (kini menjadi Bhayangkara FC) pada 2014 lalu.
"Sudah pamit terutama ke mas Slamet. Karena dari (klub) sebelumnya itu, sama beliau juga satu kamar terus. Delapan tahun sama beliau. Ya beliau pun kaget tidak menyangka juga saya keluar. Tapi ya inilah sepak bola," sesalnya.
Advertisement
Petuah Sang Karib
Uniknya, kedua sahabat dekat ini memiliki tanggal lahir yang sama, 11 Juli. Hanya saja, mereka terpisah jarak tujuh tahun dengan Slamet jauh lebih senior darinya.
Tetapi hal itulah yang membuat kedekatan mereka unik.Dengan usia yang lebih muda, tak jarang Asep menerima petuah dari karibnya tersebut. Termasuk saat memutuskan menerima pinangan Dewa United ketimbang klub-klub lain yang mendekatinya.
"Sekarang ya tetap jaga silaturahmi. Saya pun tanya ke beliau apa pendapatnya (soal klub yang mendekati). Dia bilang yang terpenting ada peluang bermain sama nama besar tetap eksis. Itu katanya," tandas Asep.