Bola.com, Jakarta - Nugroho Mardiyanto membawa Persebaya Surabaya DU (kini Bhayangkara FC) promosi ke Liga Super Indonesia pada 2013 dengan status juara Divisi Utama.
Pria kelahiran Sidoarjo, 15 Maret 1984 ini juga pernah tampil di level Asia dengan berkiprah di Liga Champions Asia bersama Persebaya Surabaya pada musim 2005.
Baca Juga
Advertisement
Dalam channel youtube Pinggir Lapangan, Nugroho mengungkapkan perjalanan karier sepak bola yang diawali dengan bergabung di Surnayaga, klub yang berkiprah di kompetisi internal Persebaya.
Ia diajak eks bek legenda Bajul Ijo, Muharom Rusdiana yang melihat potensinya. Ketika itu usia Nugroho baru 14 tahun. Menimba ilmu sepak bola bersama pemainnya lainnya di Suryanaga seperti jadi pintu masuk Nugroho jadi bagian Perseebaya.
Ia memulainya dengan memperkuat Persebaya Junior pada Piala Soeratin 2001 dan langsung meraih trofi juara. Dua tahun kemudian, Nugroho masuk dalam daftar pemain Persebaya Selection yang merupakan tim penyangga Bajul Ijo senior.
Baru pada 2005 atau saat usianya 21 tahun, Nugroho menjadi bagian dari tim senior. Tanpa tanggung-tangung, selain berkiprah di kompetisi kasta tertinggi tanah air, Nugroho juga memperkuat Persebaya Surabaya di Liga Champions Asia 2005.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bersaing dengan Senior
Di posisi stoper, Nugroho bersaing dengan tiga seniornya yakni Bejo Sugiantoro, Mursyid Effendi dan Nova Arianto. Ia pun mendapat kesempatan tampil di level Asia karena Mursyid terkena sanksi.
Seperti diketahui pada musim itu, Persebaya Surabaya tergabung di Grup B bersama Busan I'Park (Korea Selatan), Krung Thai (Thailand) dan Binh Dinh (Vietnam).
"Saya dua kali jadi pemain starter. Masing-masing melawan Krung Thai di Thailand dan saat Persebaya menjamu Busan di Surabaya. Selebihnya jadi pemain pengganti," ungkap Nugroho.
Advertisement
5 Musim di Persebaya
Nugroho tercatat lima musim beruntun berkostum Persebaya. Sampai pada satu momen dirinya terpaksa hengkang karena dualisme kompetisi pada 2010.
Ia kemudian berturut-turut memperkuat PSBI Blitar, Persibo Bojonegoro, Persebo Bondowoso dan PS Mojokerto Putra. Jelang musim 2013, Nugroho menerima tawaran Persebaya DU yang berkiprah di kasta kedua.Pilihannya itu tepat.
Bersama Persebaya DU yang kini bernama Bhayangkara FC promosi ke kasta tertinggi dengan status juara. Di final yang berlangsung 14 September, mereka mengalahkan Perseru Serui dengan skor 2-0.
Selepas dari Persebaya DU, Nugroho balik ke PS Mojokerto Putera dan kemudian pindah ke klub kasta kedua lainnya, Semeru FC. Di klub terakhir, Nugroho memutuskan gantung sepatu pada 2019.
Di Semeru FC yang kemudian berganti nama menjadi PS Hizbul Wathan (PSHW), Nugroho meneruskan kariernya sebagai pelatih tim U-17 dan U-20 klub itu. Belakangan, ia mendampingi Yusuf Ekodono, pelatih kepala PSHW menangani tim berkiprah di Liga 2 2020. Namun, seperti diketahui, kompetisi akhirnya terhenti gegara pandemi COVID-19.
Kini, Nugroho lebih banyak menghabiskan waktunya dengan pelatih pemain usia dini di Garuda Timur Football Academy, Sidoarjo. Sesekali, ia menyempatkan diri bermain bersama dengan mantan pemain Persebaya lainnya.