Bola.com, Jakarta - Ratu Tisha Destria pernah menduduki posisi strategis di sepak bola Indonesia. Sebelum mencapai jabatan Sekjen PSSI, satu di antara posisi yang pernah diduduki Tisha adalah Direktur Kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Ratu Tisha Destria menduduki posisi itu pada 2017. Ia adalah pihak yang bertanggung jawab dalam menggulirkan Liga 1 pada tahun tersebut.
Baca Juga
Ratu Tisha: Negara Lain Memberikan Testimoni Sangat Baik dan Puas terhadap Pelayanan ketika Bertandang ke Indonesia
Ratu Tisha di Indonesia Sport Industry Summit 2024: Naturalisasi Pemain Itu Tactical Move, Bukan Strategi Jangka Panjang
Menpora dan Wakil Ketua PSSI Gelar Seminar Internasional di Bali yang Diikuti Perwakilan Klub BRI Liga 1 dan Liga 2
Advertisement
Kepada kanal Youtube Sport 77, Ratu Tisha Destria bercerita mengenai sulitnya mengelola liga di Indonesia. Satu di antaranya adalah ketika harus menyusun jadwal pertandingan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pertimbangan Menyusun Jadwal
Penyusunan jadwal itu sangat krusial. Selain harus sesuai dengan kalender FIFA, jadwal juga harus sesuai dengan kebutuhan penyiaran dari stasiun televisi.
Ratu Tisha Destria juga menyebut jadwal yang disusun juga harus menguntungkan semua pihak. Entah itu kontestan liga, juga tentu saja para sponsor yang mendukung jalannya liga.
Advertisement
Cakupan Sangat Luas
Tantangan pertama yang dihadapi Ratu Tisha Destria saat itu adalah luasnya wilayah Indonesia. Bahkan, menurut Tisha Liga Indonesia itu memiliki cakupan yang jauh lebih luas dari Liga Champions Eropa.
"Sangat rumit, cakupan area kita itu lebih besar dari Liga Champions Eropa. Dulu ada riset, total waktu jarak tempuh home and away itu seperti jarak 7 kali pulang pergi (PP) dari Bumi ke Bulan," katanya.
Tantangan Lain
Ratu Tisha Destria kemudian mendapatkan tantangan lain. Mulai dari perbedaan waktu, hingga perbedaan kualitas infrastruktur yang cukup besar di tiap daerah di Tanah Air.
"Liga Indonesia itu sangat kompleks. Satu jarak, perbedaan waktu, dan infrastruktur yang beda-beda juga di setiap tempat," jelasnya.
Advertisement
Tidak Bisa Dipisah
Dulu, Indonesia sempat menganut sistem dua wilayah untuk liga sepak bola kasta tertinggi. Jadi ada wilayah barat dan timur. Menurut Ratu Tisha Destria, sistem saat itu tidak seharusnya dilakukan. Sebab, bisa menurunkan kualitas dari kompetisi itu sendiri.
"Pembagian per wilayah juga enggak bisa. Nanti level kompetisinya jadi enggak sama di setiap wilayah," jelasnya.
Meski diakui sangat rumit, tapi Tisha menegaskan pengelolaan kompetisi yang baik bukan tidak mungkin bisa dilakukan di Indonesia.
"Jadi kalau bisa dibilang rumit, ya memang rumit, tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan," tandas sosok yang masih aktif di AFF itu.