Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia sedangkan menghadapi kritik tajam menjelang kualifikasi Piala Asia 2023. Bagaimana tidak, performa mereka kurang meyakinkan untuk bisa bersaing di ajang tersebut.
Skuat Garuda sedang diragukan kualitasnya karena hanya mampu bermain imbang melawan Bangladesh dalam partai uji coba. Mereka ditahan Bangladesh 0-0 dalam FIFA Matchday di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Rabu (1/6/2022).
Baca Juga
Advertisement
Pengamat sepak bola Indonesia, Ferril Raymond Hattu, menyebutkan bahwa penampilan Timnas Indonesia memang angin-anginan. Itu dilandaskan pada hasil sejak Piala AFF 2020 yang digelar Desember 2021 lalu.
“Performanya seperti roller coaster. Sudah di atas, sekarang malah turun. Saya geregetan sebenarnya melihat pertandingan itu,” kata pria yang menjabat kapten Timnas Indonesia saat menjuarai SEA Games 1991 itu kepada Bola.com, Selasa (7/6/2022).
Timnas Indonesia sendiri meraih titel runner-up Piala AFF 2020 setelah kalah dari Thailand di final. Berikutnya, hasil yang didapat Timnas Indonesia U-23 juga kurang baik dengan meraih perunggu SEA Games 2021 yang digelar Mei 2022.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Laga Kontra Bangladesh Mengecewakan
Pertandingan kontra Bangladesh menunjukkan penurunan performa yang tidak sesuai harapan. Maklum, kualitas Bangladesh tentu di bawah Timnas Indonesia. Laga uji coba ini penting sebagai persiapan menghadapi lawan-lawan tangguh di kualifikasi Piala Asia 2023.
“Saya sempat kecewa. Setelah Piala AFF itu, Timnas Indonesia seharusnya bisa dapat emas (SEA Games). Seharusnya bisa mengakhiri puasa gelar setelah 31 tahun, terakhir kali saya jadi kaptennya. Ternyata hanya perunggu,” ucap Ferril.
“Lah ternyata malah melawan Bangladesh gagal menang. Sebenarnya imbang juga tidak apa-apa asalkan main bagus. Tapi, ini kan tidak. Pemain malah terlihat bingung mau berbuat apa,” imbuh pria yang kini berdomisili di Surabaya itu.
Advertisement
Mental Masih Jadi Persoalan
Ferril berpendapat bahwa para pemain Timnas Indonesia punya masalah dalam mental bertanding. Itu sudah tercermin saat Fachruddin Aryanto harus puas hanya mendapat hasil imbang kontra Bangladesh.
“Mental bertandingnya kurang. Cara menyikapi lawan bagaimana itu bingung. Pengambilan keputusan buruk. Ini yang harus diperbaiki. Semangat juang meraih kemenangan itu juga tidak terlihat,” tuturnya.
Sisi kekurangan Timnas Indonesia memang terlihat dalam laga melawan Bangladesh. Penguasaan bola memang unggul, tapi bukan di area sendiri. Penyelesaian akhir juga merupakan masalah yang kronis.
Berharap Bisa Lolos ke Putaran Final Piala Asia 2023
Kali ini, skuat Garuda malah bergabung dengan lawan-lawan yang cukup berat pada kualifikasi Piala Asia 2023, yakni Kuwait, Yordania, dan Nepal. Timnas Indonesia akan lebih dulu melawan tuan rumah Kuwait pada Rabu malam, 8 Juni 2022.
Peluang Skuad Garuda untuk lolos ke putaran final Piala Asia 2023 terkesan semakin kecil. Sebab, di atas kertas, kekuatan Yordania dan Kuwait masih berada di atas Timnas Indonesia. Hanya Nepal saja yang kemungkinan bisa diatasi.
Kendati demikian, Ferril Raymond Hattu masih menaruh harapan kepada pasukan Shin Tae-yong. Dia masih percaya dengan potensi para pemain muda menghuni skuat Timnas Indonesia saat ini.
“Saya percaya dengan Shin Tae-yong. Kebijakannya sudah bagus dengan banyak memasukkan pemain muda. Anak-anak ini punya potensi. Skill juga bagus. Tapi, itu tadi, mentalnya harus dibangun bagaimana menghadapi lawan,” ungkap Ferril.
“Saya berharap ada kejutan dari Shin Tae-yong di kualifikasi ini. Staf pelatih pasti tidak dia, mereka pasti mengamati kekuatan lawan. Bisa saja, kemarin imbang lawan Bangladesh itu juga bagian dari taktik menjelang kualifikasi Piala Asia,” ujar pria berusia 59 tahun itu.
Advertisement
Sudah Lama Tak Berlaga di Piala Asia
Timnas Indonesia sendiri sudah absen tampil di Piala Asia selama 15 tahun atau sejak 2007. Itu merupakan jangka waktu yang cukup lama. Apalagi, pada edisi 2007, Indonesia kebetulan jadi tuan rumah Piala Asia.
Sementara di sisi lain, Timnas Indonesia sebenarnya sempat tampil di Piala Asia dalam empat edisi beruntun, tepatnya pada 1996, 2000, 2004, dan 2007. Kini, ara pemain wajib mendapat hasil positif demi mengakhiri absen berpartisipasi di ajang tersebut.