Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia menghadapi misi sulit saat menghadapi tuan rumah Kuwait pada laga perdana kualifikasi Piala Asia 2023 yang berlangsung di Stadion, Jaber Al-Ahmad International, Kuwait, Rabu (8/6/2022) malam.
Anak asuh Shin Tae-yong berada dalam tekanan. Kegagalan merebut kemenangan atas Bangladesh pada partai uji coba bertajuk FIFA Matchday, (1/6/2022), membuat mereka semakin tak diunggulkan.
Baca Juga
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
VIDEO: Timnas Indonesia Gagal Total di Piala AFF 2024, Salah Shin Tae-yong?
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Advertisement
Di laga tersebut, kemampuan Timnas Indonesia dalam membobol gawang lawan dipertanyakan. Walaupun mendominasi permainan, mereka tak cukup tajam untuk 'membunuh' lawannya.
Sementara di laga persahabatan lain, Kuwait justru merebut kemenangan meyakinkan atas Singapura. Bekal tersebut membuat Al Azraq sangat pede menghadapi Indonesia.
Apalagi secara peringkat FIFA, Timnas Indonesia tertinggal cukup jauh dari Kuwait. Skuad Garuda nangkring di peringkat ke-159 dalam rilis terakhir pada akhir Maret lalu, berjarak 13 tingkat dari Kuwait.
Berikut beberapa fakta menarik jelang duel Timnas Indonesia Vs Kuwait.Â
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Tampil Tanpa Beberapa Pilar
Kekuatan Indonesia di pertandingan ini juga tak dalam kondisi optimal. Beberapa pemain pilar seperti Evan Dimas dan Egy Maulana Vikri tak disertakan ke Kuwait lantaran masih mengalami cedera.
Padahal keduanya bisa dikatakan sebagai nyawa permainan Indonesia di laga-laga sebelumnya. Tanpa dua pemain kreatif ini, permainan mereka terlihat monoton seperti saat menghadapi Bangladesh.
Bermain bertahan mungkin bakal jadi opsi realistis bagi Indonesia. Kecepatan para pemain bisa dimaksimalkan untuk melubangi pertahanan Kuwait dalam situasi serangan balik.
Â
Advertisement
2. Pemain Naturalisasi Urung Tampil
Rencana besar lainnya yang gagal adalah kegagalan menyelesaikan proses naturalisasi pemain tepat waktu. Padahal, Jordi Amata dan Sandy Walsh sudah ikut dalam pemusatan latihan di Bandung, Jawa Barat.
Kedua pemain keturunan ini sejatinya diproyeksikan untuk tampil di kualifikasi Piala Asia 2023. Tetapi beberapa dokumen yang terlambat diberikan membuat proses naturalisasi membutuhkan waktu lebih.
Keduanya pun urung didaftarkan untuk tiga pertandingan yang dimainkan di Kuwait. Shin Tae-yong kembali harus memutar otak untuk menyelamatkan martabat Indonesia di pentas internasional.
Terhalang Cuaca Panas
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang masuk dalam kawasan tropis. Cuaca yang menyengat sudah barang yang umum dirasakan di tanah air.Bermain di cuaca panas sebetulnya lazim dilakukan para penggawa Indonesia. Tetapi di Kuwait, mereka harus menghadapi suhu yang lebih ekstrem. Di kala siang, Marc Klok dkk harus membiasakan diri dengan suhu hingga 47 derajat.Saat pertandingan dimainkan nanti malam, prakiraan cuaca juga masih menunjukkan angka 37 derajat celcius dengan kelembapan 32% dan kecepatan angin setara 12 km/jam.
3. Terhalang Cuaca Panas
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang masuk dalam kawasan tropis. Cuaca yang menyengat sudah barang yang umum dirasakan di Tanah Air.
Bermain di cuaca panas sebetulnya lazim dilakukan para penggawa Indonesia. Tetapi di Kuwait, mereka harus menghadapi suhu yang lebih ekstrem.
Di kala siang, Marc Klok dkk harus membiasakan diri dengan suhu hingga 47 derajat. Saat pertandingan dimainkan nanti malam, prakiraan cuaca juga masih menunjukkan angka 37 derajat celcius dengan kelembapan 32% dan kecepatan angin setara 12 km/jam.
Advertisement