Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia meraih kemenangan sensasional atas tuan rumah Kuwait pada laga perdana Grup A putaran ketiga kualifikasi Piala Asia 2023 di Stadion Jaber Al-Ahmad, Rabu (08/06/2022).
Hasil ini jadi modal positif tim asuhan Shin Tae-yong menatap dua laga berikutnya menghadapi Yordania (11/6/2022) dan Nepal (15/6/2022).
Advertisement
Seperti diketahui, juara grup meraih otomatis meraih tiket, sedangkan runner-up harus bersaing dengan peringkat sama di lima grup lainnya. Total ada 11 tiket tersedia pada babak ini.
Dihubungi Bola.com, Kamis (09/06/2022), eks pelatih PSM Makassar dan Persipura Jayapura, Raja Isa menilai laga kontra Kuwait merupakan penampilan terbaik Timnas Indonesia era Shin Tae-yong.
"Cara bermain seperti tadi malam itulah yang diinginkan coach Shin Tae-yong. Di mana semua pemain yang tampil bermain secara tim dengan kebersamaan dan semangat tinggi sepanjang pertandingan," ujar Raja Isa yang kini melatih klub Liga 1 Bangladesh, Muktijoddha Sangsad KC.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kuwait Tidak Bisa Tunjukkan Kelebihan dalam Duel Bola Atas
Sebelumnya, Raja Isa termasuk sosok yang yakin Timnas Indonesia meraih minimal satu poin kontra Kuwait. Alasannya, materi yang dibawa Shin Tae-yong ke Kuwait sesuai dengan strategi yang ingin diterapkan pelatih asal Korea Selatan.
Khususnya pemain dengan postur tinggi dan pekerja keras. Raja Isa merujuk Kuwait kesulitan mengeksplotasi kelebihan mereka dalam duel bola atas karena Indonesia memiliki trio stoper dengan postur ideal yakni Rizky Ridho, Fakhruddin Aryanto dan Elkan Baggot yang disiplin membentengi kiper Nadeo Argawinata yang bermain prima.
Kalaupun Kuwait bisa mencetak satu gol lewat sundulan Yousef Nasser dimata Raja Isa adalah hal yang normal. "Dalam sebuah pertandingan sepak bola, satu kesalahan adalah hal yang normal," kata Raja Isa.
"Kebetulan Kuwait bisa memanfaatkannya. Tapi, secara umum Kuwait kesulitan mengembangkan kemampuannya dan terlihat frustasi pada pengujung pertandingan," papar Raja Isa.
Advertisement
Apresiasi Taktik STY
Raja Isa juga memuji taktik yang diterapkan Shin Tae-yong untuk mengalahkan Kuwait. Tampil dengan pola dominan 3-6-1, Indonesia mampu meredam kekuatan lini tengah Kuwait yang memainkan permainan bola dari kaki ke kaki dengan kombinasi umpan terukur ke striker mereka.
Dimata Raja Isa, enam pemain Indonesia yakni Rahmat Irianto, Marc Klok, Pratama Arhan, Irfan Jaya, Ricky Kambuaya dan Saddil Ramdani bermain spartan dan kompak.
Begitu pun dengan Stefano Lilipaly yang dipatok Shin Tae-yon sebagai striker. Itulah mengapa Raja Isa enggan menunjuk satu pemain sebagai man of the match.
"Indonesia bermain sebagai satu unit. Semua berusaha keras untuk menunjukkan kemampuan terbaik. Jadi, menurut saya, semua pemain adalah bintang pada laga tadi malam," kata Raja Isa.
Faktor Cuaca
Dilain pihak, cuaca panas yang mencapai 40 derajat celsius meski laga digelar malam justru menguntungkan Indonesia yang memiliki fisik yang lebih prima.
Menurut Raja Isa, dengan peningkatan fisik yang signifikan di era Shin Tae-yong membuat mayoritas pemain skuad Garuda bisa tampil spartan sepanjang pertandingan.
"Hanya satu dua pemain terdampak cuaca panas seperti Elkan Baggot yang memang berasal dari Eropa. Sementara Kuwait yang dominan pemain senior justru kedodoran sejak lima menit terakhir waktu normal," terang Raja Isa.
Advertisement
Selanjutnya Vs Yordania
Dengan situasi yang sama, Raja Isa optimis bisa mengimbang Yordania pada laga kedua nanti. Meski diakuinya, penampilan Yordania sedikit di atas Kuwait.
Ia pun memprediksi Shin Tae-yong tak banyak melakukan rotasi pemain.
"Mungkin ada sedikit perubahan dalam taktik. Karena, biasanya seorang pelatih tak memakai strategi yang sama pada setiap laga tim. Saya yakin coach Shin Tae-yong sudah memiliki cara untuk mencuri poin dari Yordania," pungkas Raja Isa.