Bola.com, Solo - Selalu ada pembelajaran di setiap hukuman. Pemain anyar PSS Sleman, Todd Rivaldo Ferre memahami betul hal itu setelah mengalami pasang surut karier selama satu tahun terakhir.
Sempat digadang-gadang sebagai penerus kebesaran Boaz Solossa yang meninggalkan Persipura Jayapura di awal musim lalu. Ia justru menjadi pesakitan tanpa kehadiran sang senior.
Advertisement
Aksi tak terpujinya saat membela bersama Persipura Jayapura di kompetisi BRI Liga 1 2021/22, membuahkan sanksi berat. Selama enam bulan lamanya, ia terpaksa menjauh dari lapangan hijau.
Sebagai seorang pemain muda, hukuman tersebut ibarat sebuah kiamat kecil. Karier Todd Rivaldo Ferre yang tengah menanjak tinggi, terhempas sekencang-kencangnya dengan adanya peristiwa tersebut.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Buka Lembaran Baru
PSS Sleman menyelamatkan masa depannya di sepak bola. Tawaran datang di awal musim 2022/23 kepada pemain berusia 23 tahun itu tepat setelah hukumannya berakhir.
Todd Ferre telah menjalani laga debutnya saat beruji coba dengan Bali United, akhir pekan lalu. Tetapi bermain di laga pembuka Piala Presiden 2022 kontra tuan rumah Persis Solo di Stadion Manahan, Solo (5/6/2022), tetap terasa berbeda.Ini merupakan kali pertamanya baginya bermain penuh di sebuah laga 'kompetitif'.
Advertisement
Terlahir Kembali
Di bawah racikan Seto Nurdiyantoro, ia mengaku beruntung bisa kembali terlahir kembali di Bumi Sembada.
"Saya merasa sangat bersyukur sama Tuhan Yesus. Setelah saya melewati sanksi kemarin, akhirnya bisa bermain lagi. Adaptasi di sini sangat baik, teman-teman juga sangat welcome dengan kedatangan saya. Semoga bisa terus memberikan yang terbaik untuk PSS," harapnya.
Jadi Pemain Futsal
Enam bulan tanpa menjalani pekerjaan yang dicintainya, tak membuat Todd Ferre putus asa. Ia tetap menempa dirinya dengan latihan keras. Eks penggawa Timnas Indonesia U-19 ini memilih berpaling sejenak ke futsal.
Menurutnya, intensitas tinggi di olahraga futsal membuat kondisi fisiknya tetap terjaga. Dengan lapangan yang lebih sempit, sentuhan bolanya juga tetap terasah.
"Saya enam bulan sanksi tetap latihan juga di Jayapura. Ikut turnamen-turnamen antar kampung, terus di sana main futsal juga. Kalau futsal, saya melihat itu untuk mengembalikan skill saya karena sempat libur," ungkapnya.
Advertisement