Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia sudah menjalani dua laga Grup A Kualifikasi Piala Asia 2023 di Kuwait. Sekali menang lawan tuan rumah Kuwait dan kalah saat bersua Yordania.
Sisi yang masih menjadi perhatian dari dua laga itu ada di lini depan. Karena pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong menurunkan komposisi yang berbeda di depan untuk komposisi strarting XI.
Baca Juga
Timnas Indonesia Kalah Telak di SUGBK, Mantan Pelatih Arema Akui Jepang Beda Level
Timnas Indonesia Belum Mampu Pecahkan Rekor Vietnam di Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ayo Jangan Loyo!
Usai Gasak Timnas Indonesia, Jepang Berpeluang Jadi Tim Asia Pertama yang Lolos Piala Dunia 2026: Paling Superior, Jarak Poinnya Strategis!
Advertisement
Ketika melawan Kuwait, Stefano Lilipaly menjadi striker bayangan atau false nine. Sedangkan lawan Yordania, Shin Tae-yong memasang Dimas Drajad.
Praktis pada laga terakhir lawan Nepal, Rabu (15/6/2022) masih jadi misteri seperti apa komposisi lini depan yang akan diturunkannya. Karena Timnas Indonesia butuh kemenangan untuk lolos ke fase selanjutnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penuh Talenta
Mantan bek Arema asal Brasil, Claudio de Jesus memberikan pandangan terkait performa Timnas Indonesia.
“Kalau saya suka melihat Lilipaly yang dipasang di depan. Karena dia bisa main lebih dari striker,” kata bek Arema musim 2005-2006 tersebut.
Advertisement
Pemain Kunci
Saat melawan Kuwait, Lilipaly bisa membuat serangan Timnas Indonesia lebih sulit ditebak. Lantaran dia bisa jadi pemantul dan menciptakan peluang bagi pemain lain.
Tinggal bagaimana rekan-rekannya di tengah maupun sayap bisa memanfaatkan peluang itu. “Lilipaly juga pemain yang pintar. Cara bermainnya seperti pemain Brasil,” sambungnya.
Pemain Stylish
Namun saat ditanya opsi lain jika Liliplay kurang fit, Claudio melihat sosok M. Rafli bisa jadi solusi. Bukan karena Rafli pemain asal Arema. Tapi cara bermainnya lebih stylish dan bisa merusak pertahanan lawan.
“Rafli juga striker bagus. Tapi jika memilih, saya kira Lilipaly masih bisa dikedepankan,” lanjut mantan asisten pelatih Persipura Jayapura ini.
Advertisement
Kebutuhan Pelatih
Tapi bukan berarti sosok Dimas Drajad yang merupakan opsi lain lini depan Timnas Indonesia kualitasnya jelek. Itu lebih pada kebutuhan dan selera pelatih.
“Kalau saya pribadi lebih menghibur pemain dengan skill bagus,” tegasnya.
Di mata Claudio, Timnas Indonesia sebenarnya punya karakter bermain stylish dan mengandalkan kecepatan. Jika semua potensi itu bisa dikeluarkan, itu jadi kekuatan tersendiri.