Bola.com, Jakarta - Persik Kediri sempat konsisten ada di papan atas sepak bola Indonesia. Itu terjadi di periode tahun 2003 hingga 2008.
Pada periode itu, Persik Kediri dua kali menjadi juara Divisi Utama Liga Indonesia. Gelar juara itu diraih Macan Putih pada tahun 2003 dan tahun 2003.
Baca Juga
Musim Hujan, Begini Siasat Pelatih Persik Agar Para Pemainnya Tidak Sakit Jelang Laga Melawan PSIS
Berstatus Raja Tandang, tapi Jeblok di Kandang: Pelatih Persik Bertekad Jadikan PSIS Tumbal Kebangkitan di BRI Liga 1
Dua Legiuner Asing Dapat Panggilan Negaranya di FIFA Matchday, Kapan Persik Sumbang Pemain ke Timnas Indonesia Lagi?
Advertisement
Persik pun sempat diperkuat banyak penyerang hebat. Namun, duet Cristian Gonzales dan Budi Sudarsono memang salah satu yang paling ikonik dari Macan Putih.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pemain Kunci
Keduanya sempat bermain bersama selama tiga musim. Yakni musim 2005, 2006, dan 2007. Budi yang dijuluki Si Piton menjadi rekan duet yang menarik bagi El Loco, julukan Gonzales.
Gelar juara Liga Indonesia 2006 dan penampilan yang lumayan bagus di fase grup Liga Champions Asia 2007 juga tak lepas dari peran keduanya.
Advertisement
Banyak Kenangan
Kepada kanal Youtube SEA Today, Budi Sudarsono mengungkapkan banyaknya kenangan yang ia alami bersama Gonzales. Terutama saat keduanya masih memperkuat Persik Kediri.
Bahkan, Budi menyebut ia sempat ribut dengan Gonzales. Kejadian itu terjadi ketika pertandingan. Gonzales marah padanya lantaran tidak diberikan umpan.
"Banyak sih kenangan ya, saya sempat berantem sama Gonzales. Jadi motivasi Loco itu pengen cetak gol setiap main, kalau dia tidak cetak gol di marah ke pemain yang kasih suplai. Saya kena omel, karena peluang saya yang cetak gol, Loco agak marah dia bilang 'kasih saya'. Tapi itu wajar di dalam tim," kata Budi sembari tertawa.
Â
Tetap Profesional
Namun, kejadian itu menurut Budi hanya terjadi di lapangan saja. Ketika keluar lapangan dan pertandingan selesai, keributan seperti itu tidak pernah terjadi antara keduanya.
"Itu cuma di lapangan saja, setelah keluar lapangan selesai semuanya," tandasnya.
Â
Advertisement
Saling Melengkapi
Budi Sudarsono dan Cristian Gonzales punya karakter yang berbeda sebagai striker. Gonzales dikenal sebagai si nomor 9 klasik.
Kerja Gonzales hanya di area kotak penalti saja. Ia bisa mencetak gol dari peluang sekecil apapun jika sudah ada di area itu.
Sementara Budi Sudarsono lebih pada tipikal pekerja. Ia tak masalah jika harus dimainkan di posisi yang lebih melebar atau lebih ke belakang.
Lempar Pujian
Gonzales pun memuji kemampuan yang dimiliki Budi. Salah satunya adalah kemampuan sosok asli Kediri itu dalam melewati pemain lawan.
"Budi punya kecepatan, Budi bisa lewat dua tiga pemain dan dia sering kasih bola saya," ujar Gonzales.
Advertisement