Bola.com, Bandung - Publik sepak bola Bandung pastinya tidak asing dengan sosok Sutiono Lamso. Pemain Persib Bandung era 1990-an ini pernah menorehkan tinta emas dengan membawa Persib juara Liga Indonesia edisi pertama 1994/1995.
Sutiono menjadi pahlawan kemenangan Persib di partai final melawan Petrokimia Putra. Sutiono sukses mencetak gol tunggalnya di menit ke 71.
Advertisement
Gol tersebut langsung disambut meriah Bobotoh yang memadati Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta. Dengan pencapaian tersebut, nama Sutiono Lamso harum hingga sekarang.
Pria yang kini bertugas sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini menceritakan perjalanan karier sepak bolanya hingga menembus skuad Persib Bandung.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berawal dari Tarkam di Pangandaran
Dia mengaku awalnya mendapat undangan untuk bermain tarkam di Pangandaran. Setelah pertandingan, Sutiono mendapat tawaran untuk bergabung dengan tim intern Persib Bandung, Pro Duta.
Tak berselang lama, Sutiono akhirnya menerima tawaran tersebut dan hijrah ke Bandung. Selama di Bandung, Sutiono mengikuti turnamen antar tim intern Persib.
"Temen ngajak ke Pro Duta sekitar tahun 1988. Waktu ke Bandung kebetulan ada intern Persib, ramai itu dulu kompetisinya," kata Sutiono dalam channel YouTube Republikbobotoh TV.
Advertisement
Tampil Gemilang
Dalam kompetisi tersebut, Sutiono tampil gemilang. Hampir setiap pertandingan, dia selalu mencetak gol.
"Baru kompetisi intern main lawan Sidolig saya main bebas saja, saya cetak dua gol. Minggu depannya saya main lagi sama klub Kang Robby Darwis, kita menang lagi saya cetak gol lagi dua," kenangnya.
Bakat Sutiono dalam bermain bola akhirnya tercium pengurus Persib. Dia kemudian mendapat tawaran untuk bergabung dengan Persib senior yang tengah mempersiapkan diri di kompetisi perserikatan 1989/1990.
"Saya suruh gabung ke senior sama Kang Nandar Iskandar. Waktu itu saya gabungnya sama Asep Somantri, Yaya Sunarya dan kiper Samai Setiadi," ujarnya.
Impian Tercapai
Bagi Sutiono bergabung ke Persib merupakan impiannya sejak lama. Dia mengaku sering menonton pertandingan Persib di televisi.
"Waktu Persib final lawan PSMS saya nonton Kang Adjat Sudrajat, Kang Adeng Hudaya. pemain Persib itu sudah akrab di telinga saya. Jadi saya waktu itu pengen jadi pemain Persib," ucap pemain kelahiran Cilacap ini.
Menurut Sutiono, Persib saat itu punya karakter permainan yang berbeda dengan klub lain. Persib lebih mengandalkan permainan dari kaki ke kaki.
"Karena saya waktu saya melihat daerah Bandung punya gaya sepak bola main dari kaki ke kaki, Brasil Indonesia lah dulu Persib. Makanya saya ke Bandung," ungkapnya.
Advertisement
Bersaing Ketat
Namun setelah bergabung dengan Persib, Sutiono tidak langsung mendapat posisi inti. Dia harus bersaing keras dengan pemain-pemain lokal Bandung.
"Kita banyak ikut turnamen di beberapa daerah. Saya orangnya nanya terus saja karena memang dalam latihan dapat tekanan sama pemain senior tapi ini mungkin pembelajaran buat saya agar gak menyerah," katanya.
Pantang Menyerah
Dia juga mengaku sempat kesulitan beradaptasi dengan permainan Persib. Namun, Sutiono pantang menyerah dan terus mencoba hingga akhirnya mendapat tempat di skuad inti.
"Saya memang belajar kelebihan pemain-pemain lain. Saya sempat kesulitan karena memang cara main saya berbeda, saya terlalu individu, lari terus. Kalau Persib kan kaki ke kaki, tapi beberapa bulan lah saya akhirnya bisa adaptasi," jelasnya.
Advertisement