Bola.com, Samarinda - Status tuan rumah tidak membuat Borneo FC Samarinda otomatis diunggulkan saat bersua dengan PSM Makassar pada 8 Besar Piala Presiden 2022 di Stadion Segiri, Samarinda, Minggu (22/7/2022).
Tim Pesut Etam harus berjuang ekstra keras untuk meredam militansi skuad Juku Eja yang baru saja memastikan diri melangkah ke semifinal Piala AFC 2022 zona Asean.
Baca Juga
Advertisement
Produktivitas Borneo FC pun terbilang baik dengan koleksi enam gol di Piala Presiden 2022. Tapi, mereka akan menghadapi ketangguhan lini belakang PSM yang baru kebobolan satu gol di lima laga terakhir mereka.
Gol itu terjadi ketika PSM ditekuk Persikabo 1973 di fase grup Piala Presiden 2022 (15/6/2022) via penalti yang dinilai kontroversial.
Fakta ini membuat pelatih Borneo FC, Milomir Seslija wajib menyiapkan strategi khusus untuk mengalahkan PSM di kandang sendiri. Terutama mengoptimalkan trisula maut Pesut Etam yakni Jonathan Bustos, Stefano Lilipaly dan Matheus Pato, penyumbang gol buat Borneo di Piala Presiden 2022.
Bustos mencetak gol penentu kemenangan Borneo via tendangan penalti panenka atas Madura United pada laga perdana di Grup B (14/6/2022). Matheus Pato mengoleksi dua gol masing-masing satu ke gawang Persija Jakarta (25/6/2022) dan RANS Nusantara (28/6/2022).
Sedang Stefano Lilipaly sementara jadi top scorer sementara Borneo FC di Piala Presiden dengan tiga gol. Masing-masing satu ke gawang Persija dan dua gol saat menghadapi RANS Nusantara.
Sebagai pengantar jelang laga, Bola.com membuat narasi singkat perjalanan karier trisula maut Borneo FC di Piala Presiden 2022. Berikut ulasannya:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jonathan Bustos
Borneo FC merekrut pemain berpaspor Argentina ini jelang BRI Liga 2021/2022. Sebelum berkiprah di Indonesia, Jonathan Bustos mengenyam pengalaman bermain di kompetisi Argentina, Yunani dan Peru.
Kelebihan yang menonjol pada gelandang kelahiran 29 Juni 1994 ini adalah mobilitas, umpan terukur serta kejeliannya melihat celah di lini belakang tim lawan.
Ketika bermain di BRI Liga 1 2021/2022, Bustos tampil dalam 28 laga bersama Borneo FC dan mencetak lima gol. Berkat aksinya itu, Borneo FC sempat bertengger di papan atas sebelum mengakkhiri kompetisi di posisi enam besar.
Manajemen tim Pesut Etam ini pun kembali memakai jasanya musim ini. Sebagai sinyal awal, Bustos membuktikan kemampuannya dengan membawa Borneo FC melangkah ke perempat final Piala Presiden 2022.
Advertisement
Matheus Pato
Postur Matheus Pato terbilang ideal buat seorang striker. Dengan tinggi 185 cm, pria kelahiran Rio Branco, Brasil ini kerap memenangi duel udara dengan bek tim lawan.
Layaknya pesepak bola asal Negeri Samba, Pato juga memiliki skill individu yang terasah baik ketika dirinya berstatus pemain klub elite Brasil, Fluminense. Selain di Brasil, Pato juga pernah merasakan atmosfer Liga Slowakia dan Korea Selatan.
Sebelum ke Borneo FC, Pato berkostum klub kasta kedua Korea Selatan, Daejeon Citizen.
Kemampuannya sempat diragukan karena hanya mencetak tiga gol dalam 27 laga bersama Daejon pada musim 2021/2022. Tapi, dengan dua golnya untuk Borneo FC di Piala Presiden 2022 menepis anggapan minor itu.
Stefano Lilipaly
Stefano Lilipaly berpotensi menjadi rekrutan terbaik Borneo FC Samarinda jelang BRI Liga 1 2022/2023. Ketika tampil di Piala Presiden 2022, pria kelahiran Arnhem, 10 Januari 1990 ini sudah menyumbang tiga gol buat Borneo FC.
Pencapaian itu sekaligus menjadi sinyal bahwa Borneo FC jadi jodoh kedua buat Fano, sapaan akrabnya. Sebelumnya, eks timnas Belanda U-17 ini berkostum Bali United sejak 2017 dengan koleksi dua gelar Liga 1 yakni pada musim 2019 dan 2021/2022.
Fano yang menyandang status pemain naturalisasi pada 2011 ini juga pernah merasakan atmosfer kompetisi kasta tertinggi Jepang bersama Consadole Sapporo.
Pengalaman itu melengkapi perjalanan panjangnya sebagai pemain profesional pada level senior yang dimulai dengan bergabung di Utrecht (2010). Selain di Utrecht, Fano juga tercatat pernah bermain di klub Belanda lainnya yakni Almere City, Telstar dan Cambuur.
Advertisement