Bola.com, Jakarta - Kekecewaan mendalam menyelimuti publik pencinta sepak bola nasional. Sebab, Timnas Indonesia U-19 gagal melaju ke semifinal Piala AFF U-19 2022 meski di laga terakhir grup melibas Myanmar 5-1, Minggu (7/7/2022).
Timnas Indonesia U-19 harus puas menduduki peringkat ketiga klasemen akhir Grup A. Tiket semifinal menjadi milik Vietnam dan Thailand.
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Erick Thohir Ingin Timnas Indonesia Tuntaskan Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan 12 Poin: Ada Bonusnya
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh
Advertisement
Ketiga negara sebenarnya mengoleksi angka yang sama di fase grup. Namun, Timnas Indonesia U-19 tersingkir karena kalah head to head dari Vietnam dan Thailanf.
Cerita kegagalan juara ini sudah jadi ketujuh bagi Timnas Indonesia U-19 setelah terakhir juara pada 2013.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Cerita Manis Piala
Saat itu, di Piala AFF U-19 2013 pelatih Indra Sjafri mampu membuat timnya menjadi magnet pencinta sepak bola nasional.
Berstatus sebagai tuan rumah, skuat yang diisi oleh Evan Dimas dkk. bermain sangat baik hingga akhirnya menjadi kampiun dengan menundukkan Vietnam lewat adu penalti di partai puncak.
Sayang, itu merupakan satu-satunya cerita manis keberhasilan meraih trofi Piala AFF. Dalam tiga edisi berikutnya, yakni pada 2014, 2015, dan 2016, prestasi Timnas Indonesia U-19 malah semakin anjlok.
Pada 2014, Timnas Indonesia U-19 secara tragis gagal meraih poin di Grup A yang juga berisi Thailand dan Myanmar. Hanya bermain dua laga, mereka kalah kontra dua tim itu dalam ajang yang digelar di Vietnam.
Advertisement
Kembali Menelan Pil Pahit
Timnas Indonesia U-19 kemudian malah gagal sebelum bertempur pada edisi 2015 yang dimainkan Laos. Penyebabnya, PSSI saat itu sedang menerima sanksi pembekuan dari FIFA karena masalah intervensi dari pemerintah.
Upaya untuk kembali berprestasi kemudian muncul pada Piala AFF U-19 2016 di Vietnam. Kali ini mereka juga tak bisa berbuat banyak karena menduduki peringkat keempat klasemen akhir Grup B. Timnas Indonesia U-19 hanya mengemas enam poin hasil dua menang dan tiga kalah.
Tiga edisi selanjutnya, pada 2017, 2018, dan 2019, melahirkan cerita yang berbeda. Publik selalu mengharap banyak ada trofi kedua Piala AFF. Sayang, yang terjadi justru kembali menelan pil pahit.
Pada 2017 dan 2018, harapan besar muncul karena Indra Sjafri jadi nakhodanya, sosok yang membawa juara pada 2013. Saat itu, banyak pemain berkualitas muncul macam Egy Maulana Vikri, Asnawi Mangkualam, Rachmat Irianto, hingga Witan Sulaeman.
Sayang, dua edisi itu hanya berakhir dengan prestasi menduduki peringkat ketiga. Yang paling terasa menyakitkan adalah pada 2018 dengan status tuan rumah. Mereka disingkirkan Malaysia di semifinal, yang kemudian menjadi juara.
Peringkat Ketiga dalam 3 Kali Beruntun
Berikutnya pada 2019, Fakhri Husaini ditunjuk jadi pengganti Indra Sjafri. Harapan besar kembali muncul mengingat Fakhri adalah pelatih yang membawa Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2018.
Kebanyakan para pemainnya adalah jebolan skuad juara pada setahun sebelumnya. Lagi-lagi, Timnas Indonesia U-19 harus puas dengan peringkat ketiga untuk kali ketiga pula secara beruntun.
Pandemi COVID-19 kemudian membuat Piala AFF U-19 ditiadakan pada 2020 dan 2021. Memasuki 2022, harapan besar muncul. Perpaduan keberadaan pelatih Shin Tae-yong dan status tuan membuat publik yakin trofi juara bisa disabet lagi.
Yang terjadi justru lebih menyakitkan karena gagal lolos ke semifinal akibat regulasi.
Advertisement
Tersingkir karena Regulasi
Timnas Indonesia U-19 sebenarnya punya catatan statistik yang mentereng soal produktivitas gol di Piala AFF U-19 2022. Hasil kontra Vietnam dan Thailand memang berakhir 0-0, tapi tiga tim lainnya mampu dibantai dengan skor mencolok.
Pertama, mereka berhasil menang 7-0 atas Brunei Darussalam. Berikutnya, kemenangan skor identik 5-1 terjadi saat menundukkan Filipina dan Myanmar. Dari sini saja sudah terlihat performa apik mereka.
Sebanyak 17 gol berhasil dibukukan dan itu menjadikan Timnas Indonesia U-19 sebagai tim paling produktif. Ditambah, hanya kebobolan dua gol membuat selisih gol mereka menjadi 15, angka terbaik di antara kontestan lain.
Sayangnya, seperti sudah disebutkan, penampilan apik dengan melahirkan banyak rupanya tak membawa dampak positif. Sebab, skor 0-0 kontra Vietnam dan Thailand malah jadi penentu nasib Timnas Indonesia U-19.
Timnas Indonesia U-19 bukannya bermain buruk dalam lima pertandingan Grup A. Mereka malah tercatat tak terkalahkan dengan membukukan tiga kemenangan dan dua seri. Koleksi angkanya pun cukup apik dengan mengemas 11 dari 15 poin maksimal.
Masalahnya, Vietnam dan Thailand juga mengoleksi 11 poin. Situasi keberadaan tiga tim dengan jumlah poin yang sama ini berdampak buruk buat Timnas Indonesia U-19. Sebab, penentuannya adalah head-to-head tim tim tersebut.