Bola.com, Jakarta - Direktur Programming SCM, Harsiwi Achmad, buka suara mengenai banyaknya keluhan dari klub peserta Liga 1 2022/2023 terkait jadwal pertandingan yang banyak digelar pada malam hari.
Menurut Harsiwi Achmad, itu dilakukan bukan sekadar karena rating melainkan kebaikan bersama.
Baca Juga
Teka-teki Klub Baru Pratama Arhan Jika Pulang Kampung di BRI Liga 1 2024/2025: Pilih Ikut Kakak atau Tepati Janji?
Momen Malut United Bakal Berkandang di Stadion Gelora Kie Raha pada BRI Liga 1, Gusnul Yakin Terkenang Persiter Ternate
Perang Besar di Pekan 11 BRI Liga 1 2024/2025: Memori Semen Padang Vs PSM, Persebaya Berduel dengan Persija
Advertisement
PT Liga Indonesia Baru (LIB) beberapa waktu lalu mengeluarkan rancangan jadwal pertandingan kompetisi 2022/2023. Dalam jadwal tersebut, pertandingan digelar paling malam berlangsung pada pukul 20.45 WIB.
Adapun untuk pertandingan yang digelar di Indonesia Tengah digelar mulai 21.30 WITA. Jadwal tersebut lantas menuai kritikan dari berbagai pihak.
Klub hingga suporter banyak yang mengeluhkan jadwal pertandingan yang dianggap terlalu malam. Kritikan tersebut kemudian dialamtkan kepada PT LIB hingga PT Surya Citra Media Tbk (SCM) selaku Official Broadcaster Liga 1 2022/2023.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Alasan Pertama
Direktur Programming SCM, Harsiwi Achmad, menyebutkan, PT LIB dan PSSI harus bekerja sama mencari formula terbaik dengan lembaga penyiaran. Ada dua alasan mengapa jadwal pertandingan Liga 1 digelar lebih berbeda pada musim ini.
"Bagaimanapun PT LIB, PSSI, itu harus bekerja sama dengan lembaga penyiaran. Sebab, lembaga penyiaran yang menyiarkan," kata Harsiwi Achmad kepada Bola.com.
"Pertama, kami sudah mengikuti aturan. Kecuali kami menayangkan pertandingan itu pada jam di mana orang tidak boleh berolahraga. Kalau ini masih dalam koridor yang diizinkan," ujar Harsiwi.
Advertisement
Alasan Kedua
Sementara itu, Harsiwi Achmad menjelaskan pada alasan kedua yakni jadwal tersebut sudah menyesuaikan dengan jadwal salat. Dengan pertandingan digelar lebih malam maka akan memberikan kesempatan pada pemain hingga suporter menjalankan ibadah salat sebelum laga dimulai.
"Kedua, masyarakat Indonesia itu mayoritas muslim. Dengan kami tayangkan sebelum Maghrib atau sebelum Isya, kami memberikan kesempatan masyarakat Indonesia untuk salat kepada pemain atau penontonnya. Sehingga bisa santai sudah salat," ucap Harsiwi.
"Memang harus kerja sama PT LIB dan PSSI dengan broadcaster untuk bisa memberikan tayangan terbaik dan bermanfaat untuk semua pihak selama tidak menyalahi aturan sepak bola di Indonesia dan dunia," ujar Harsiwi.
Harus Menyesuaikan
Harsiwi Achmad menyebut, PSSI dan PT LIB harus menyesuaikan Liga 1 dengan lembaga penyiaran. Dia mencontohkan bagaimana Piala Dunia 2022 yang digelar di Qatar berlangsung bukan pada jadwal biasanya.
"Saya kasih contoh, Piala Dunia yang biasanya ditayangkan pada Juni-Juli karena ini di Qatar diundur ke November. Qatar yang membiayai event tersebut karena Juni-Juli itu panas sekali sehingga tidak bisa ditayangkan," ungkap Harsiwi.
"Dengan mundurnya itu maka turnamen dan kompetisi di seluruh dunia berubah. Itu yang perlu dilakukan yakni menyesuaikan," tegas Harsiwi.
Advertisement
Komitmen Penuh
Harsiwi Achmad juga menyebut, SCM melalui Indosiar berkomitmen penuh untuk menyajikan kualitas siaran pertandingan dengan kemasan terbaik. Ini dilakukan agar masyarakat Indonesia bisa puas menonton pertandingan di rumah.
"Indosiar ingin membangun industri bersama-sama bagaimana sepak bola itu maju. Makanya kami berikan kemasan-kemasan yang baik," ujar Harsiwi Achmad.
"Mestinya dengan apa yang kami sajikan, kami sudah menayangkan sepak bola yang banyak, memberikan hiburan yang baik kepada masyarakat Indonesia, mengemas dengan cantik, mengeksplore dengan baik, kami ingin memberikan sesuatu kepada masyarakat dan memberikan value," ucap Harsiwi Achmad.