Bola.com, Jakarta - Pelatih kiper Persebaya Surabaya, Benyamin van Breukelen, membagi pengalamannya dalam membantu membesarkan nama Kurnia Meiga, legenda Arema FC dan Timnas Indonesia.
Kurnia Meiga 'muncul' di hadapan Aremania saat launching tim dan jersey Arema FC, Kamis (21/7/2022) di Stadion Gajayana, Kota Malang. Meski cuma via video call, kehadirannya cukup mengobati rindu para suporter Singo Edan.
Advertisement
Kurnia Meiga mendadak menghilang dari sepak bola Indonesia sekitar 12 tahun lalu. Penyakit yang menderita matanya membuat ia harus pensiun lebih cepat.
Namun demikian, legacy-nya tetap abadi, baik buat Aremania maupun masyarakat Indonesia. Bahkan nomor punggung 1 di Arema FC kini resmi dipensiunkan demi menghormati sosok Kurnia Meiga.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kenangan Benny Terhadap Derbi Jatim dan Kurnia Meiga
Duel bertajuk Derbi Jatim pada pekan ke-11 BRI Liga 1 2021/2022, membangkitkan kenangan lama bagi pelatih kiper Persebaya, Benyamin van Breukelen.
Benny, sapaan karibnya, pernah berkarier di Arema FC pada 2008. Saat itu, klub tersebut masih bernama Arema Malang.
Dia meninggalkan satu warisan yang berharga untuk klub berjulukan Singo Edan tersebut, bahkan juga untuk Timnas Indonesia. Benyamin merupakan sosok penting dibalik kemunculan kiper Kurnia Meiga.
"Iya. Saya awalnya melatih Timnas Indonesia U-19 bersama Bambang Nurdiansyah. Salah satu penjaga gawangnya adalah Kurnia Meiga. Waktu itu Meiga masih muda sekali," kata pelatih kiper yang akrab disapa Benny itu kepada Bola.com, Rabu (3/11/2021).
Advertisement
Yakin dengan Potensi Kurnia Meiga
Kurnia Meiga mulai muncul saat masih remaja, tepatnya berusia 17 tahun bersama Timnas Indonesia U-19 pada 2007. Dia memiliki kemampuan yang ciamik dalam mengawal gawang, sehingga kariernya melejit dengan cepat.
Kiper yang kini berusia 31 tahun itu juga mengawali karier di level klub di usia yang relatif muda. Dia masih berusia 18 tahun saat direkrut Arema yang berkompetisi di Indonesia Super League (ISL) 2008/2009.
"Saya yang membawa Meiga ke Arema. Waktu saya bawa dia ke Arema, banyak yang protes karena dia salah satu penjaga gawang yang alih status. Dia jadi penjaga gawang waktu itu masih kelas 3 SMA, belum tamat sekolah," kata Benny.
"Suporter Arema bilang, ‘apa tidak salah? Arema itu klub besar’. Saya bilang saja suporter nanti yang akan menikmati. Karena Meiga ini penjaga gawang yang akan menggantikan Markus Horison untuk Timnas Indonesia. Ini anak luar biasa," imbuhnya.
Bangga Melihat Kurnia Meiga
Tidak butuh waktu lama buat Kurnia Meiga untuk menjadi pilihan utama di Arema. Dia hanya semusim menjadi kiper pelapis, yakni pada ISL 2008/2009, saat Markus Horisan jadi kiper utamanya.
Meiga kemudian tampil secara reguler di bawah mistar Arema setahun setelahnya. Dia ikut membawa Tim Singo Edan menjuarai Indonesia Super League 2009/2010 di bawah arahan Robert Alberts. Dia juga meraih gelar individu pemain terbaik kompetisi tersebut ketika masih berusia 20 tahun.
"Saya tidak lama di Arema. Tetapi, melihat perkembangan Meiga tentu ikut bangga. Setelah dari Arema, saya ke Persiba Bantul. Agak lama di situ sebelum ke Timnas U-23 pada 2014," ungkap Benny.
Advertisement
Sulit Tergantikan
Sosok Kurnia Meiga di Timnas Indonesia sampai saat ini memang sulit tergantikan. Sebelum sakit, Meiga selalu menempati pos kiper utama Skuad Garuda.
Satu di antara penampilan paling gemilang Meiga di Timnas Indonesia ialah pada Piala AFF 2016. Saat itu, Indonesia keluar sebagai runner-up meski tidak diunggulkan.
Persiapan Indonesia pun mepet karena baru saja terbebas dari sanksi FIFA. Rapatnya barisan pertahanan, termasuk magis Meiga di bawah mistar gawang, menjadi satu di antara kunci pasukan Alfred Riedl melesat hingga final Piala AFF.
Meiga beberapa kali melakukan penyelamatan gemilang ketika Indonesia menghadapi Vietnam di semifinal. Sayangnya, Timnas Indonesia lagi-lagi harus puas dengan status runner-up setelah kalah dari Thailand di final.