Bola.com, Jakarta - Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, tetap percaya pada proses terkait pembinaan yang dilakukan di Timnas Indonesia. Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu menolak stress terkait kegagalan Tim Garuda di semua kelompok umur sampai saat ini.
Sejak PSSI dipimpin Mochamad Iriawan pada November 2019, Timnas Indonesia di semua kelompok umur belum mampu mempersembahkan prestasi. Timnas Garuda hampir menjadi juara pada beberapa turnamen yang diikuti.
Advertisement
Sebut saja SEA Games 2019 yang meraih medali perak, Piala AFF 2020 yang meraih peringkat kedua, dan SEA Games 2021 meraih medali perunggu. Teranyar, Timnas Indonesia U-19 gagal lolos ke semifinal Piala AFF U-19 2022.
Namun, ada sebuah prestasi membanggakan yang diraih Timnas Indonesia di bawah kepemimpinan Mochamad Iriawan. Untuk pertama kalinya dalam 15 tahun, Timnas Merah Putih berhasil menembus Piala Asia 2023.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tetap Apresiasi
Mochamad Iriawan tetap mengapresiasi pencapaian Timnas Indonesia belakangan ini di bawah asuhan pelatih Shin Tae-yong. Menurunya, apa yang dipersembahkan para pemain sudah luar biasa karena punya persiapan yang tak panjang semasa COVID-19.
"Saya enjoy-enjoy saja. Kalau stress pasti dalam situasi COVID kemarin cukup luar biasa kita memutar otak agar PSSI tetap ada. Sama memutar kompetisi pada COVID juga bukan sesuatu yang mudah untuk meyakinkan pemerintah.
"Di antara persiapan yang tidak begitu panjang, kami tetap berterima kasih kepada para pemain. Kami memberikan apresiasi juga," kata Mochamad Iriawan dalam wawancara dengan Metro Tv.
"Tentu harapan saya dan federasi inginnya mereka juara. Akan tetapi, liga baru bergulir September kemarin. Itu berarti anak-anak tidak ada pembinaan selama setahun delapan bulan," tegas Iwan Bule.
Advertisement
Mati Suri
Pandemi COVID-19 membuat sepak bola Indonesia terhenti selama 1 tahun sembilan bulan. Mochamad Iriawan menyebut, Indonesia sudah kehilangan satu generasi akibat mati surinya sepak bola selama pandemi tersebut.
"Literatur mengatakan bila setahun tidak ada pembinaan maka satu generasi hilang," ujar Iriawan.
"Yang lain itu liganya bergulir semua seperti Vietnam dan Thailand. Kita tidak bisa menyalahkan pemerintah, tentu berbeda kebijakan pemerintah Vietnam, Thailand, dengan kita," tegas Iriawan.
Turun Tangan
Mochamad Iriawan mengaku siap turun tangan untuk mengetahui penyebab banyaknya pemain Timnas Indonesia yang jadi cadangan di klub BRI Liga 1.
Respons tersebut diberikan Mochamad Iriawan untuk menanggapi keheranan pelatih Shin Tae-yong. Sebelumnya, Shin Tae-yong mengeluhkan pemain Timnas Indonesia yang dinilai minim kesempatan bermain di level klub.
"Kami perlu komunikasikan mengapa mereka belum main atau diawet-awet. Bisa saja," kata Mochamad Iriawan.
"Kami akan diskusikan dulu dan belum mendapatkan jawaban. Harus tanya ke klub Liga 1 mengapa banyak pemain Timnas Indonesia dicadangkan," ucap pria yang akrab disapa Iwan Bule itu.
Advertisement
Terancam Batal?
Sementara itu, Mochamad Iriawan menegaskan Timnas Indonesia akan menghadapi Curacao pada FIFA Matchday, September 2022. Namun, duel tersebut diragukan terselenggara karena aturan vaksinasi COVID-19.
Menurut Mochamad Iriawan, mayoritas pemain Curacao belum melakukan vaksinasi COVID-19. Inilah yang menjadi faktor penghambat terselenggaranya pertandingan FIFA Matchday melawan Timnas Indonesia.
"Ada hal yang memang mereka belum vaksin semua. Namun, mungkin masih keburu atau tidak mereka melakukan vaksin," kata Mochamad Iriawan kepada wartawan di Gianyar, Bali.
"Kami perlu komunikasikan dengan Pemerintah. Sebab, Pemerintah kita mempunyai aturan sendiri," tegas pria yang akrab disapa Iwan Bule itu.