Bola.com, Malang - Mendapat satu poin di kandang Arema FC membuat PSS Sleman puas. Sebab, mereka berhasil menahan Arema 0-0 dalam lanjutan BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jumat (5/8/2022).
Dengan skuad yang kurang lengkap, PSS bisa meladeni Arema dengan permainan agresif.
Baca Juga
Advertisement
Gelandang PSS Sleman asal Lebanon, Jihad Ayoub mengakui jika ini laga yang sulit. Dia dan rekan-rekannya kerja ekstra di lapangan.
“Pertandingan yang sulit. Namun kami sebagai pemain melakukan apa yang disampaikan pelatih,” kata pemain berusia 27 tahun ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Untuk Suporter
Jihad beberapa kali berhasil memutus serangan Arema dari lini tengah. Tak jarang dia harus duel dengan gelandang kreatif Arema, Gian Zola atau Evan Dimas.
“Kami bisa dapat poin lagi dalam laga tandang. Kami dedikasikan ini untuk suporter. Khususnya kepada yang baru saja meninggal,” lanjutnya.
Seperti diketahui, fans PSS Sleman, Tri Fajar Firmansyah meninggal dunia setelah jadi korban pengeroyokan di Sleman. Sebelum pertandingan Arema vs PSS, mengheningkan cipta juga dilakukan untuk Tri Fajar.
Advertisement
Daya Juang
Tim PSS sebenarnya dapat tekanan berat di Stadion Kanjuruhan. Selain menghadapi Arema, mereka juga bermain dibawah teror Aremania. Tak jarang saat pemain PSS melakukan protes ke wasit, tribun penonton bergemuruh untuk meneror.
Namun mental pemain PSS terlihat sedang bagus. Mereka justru lebih bersemangat di lapangan. Mereka seperti tahu jika Arema kesulitan mencetak gol, Aremania akan balik memberikan kritikan kepada timnya sendiri.
Berduka
Pelatih PSS, Seto Nurdiantoro sebelum laga mengaku jika pemainnya punya motivasi untuk memberikan hasil positif demi suporternya. Kebetulan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang PSS tidak didampingi fansnya yang sedang berduka.
Advertisement