Bola.com, Jakarta - Kursi pelatih Arema FC, yang diduduki Eduardo Almeida sedang goyah. Performa tak meyakinkan dari tiga pekan di BRI Liga 1 2022/2023 membuat pelatih asal Portugal itu terancam lengser.
Fans Arema FC, Aremania menyuarakan agar manajemen mengganti pelatih usai tim kesayangannya ditahan PSS Sleman tanpa gol di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada 5 Agustus lalu.
Baca Juga
Advertisement
Sebenarnya, torehan Arema FC tak terlalu buruk. Mereka mendapatkan empat poin dari tiga laga. Tentu terlalu dini menilai apakah Eduardo Almeida gagal atau tidak.
Namun suporter tak mau tahu. Ekspektasi mereka terlanjur tinggi setelah pelatih asal Portugal itu berhasil memberikan gelar juara Piala Presiden 2022 buat Arema FC.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Manajemen Punya Pertimbangan
Manajemen Arema FC punya banyak pertimbangan mempertahankan Almeida sebagai pelatih kepala, dan tuntutan dari Aremania ini bukan kali pertama.
Awal musim lalu kondisinya juga sama. Bahkan lebih parah, karena Arema tak bisa menang dalam 4 laga awal.
Kondisi ini terulang di awal Piala Presiden. Kendati begitu, Almeida bisa meyakinkan manajemen dengan progres positif di tengah hingga akhir kompetisi.
Berikut ini tiga alasan kenapa Arema FC tetap mempertahankan Almeida di kursi pelatih.
Advertisement
Kontrak Dua Musim
Almeida punya durasi kontrak dua musim kedepan. Artinya hingga pengujung musim 2024 mendatang dia terikat dengan Arema FC.
Jika diputus kontrak sekarang, manajeman Arema harus mengeluarkan kompensasi yang tidak sedikit. Ratusan juta harus dikeluarkan hanya untuk membayar pesangon.
Manajemen Arema FC di bawah kendali pengusaha Gilang Widya Pramana alias Juragan 99 tentu tak ingin membuang dana cuma-cuma. Hitungan bisnis pasti sudah dilakukan. Sehingga manajemen Arema besar kemungkinan tidak akan menghentikan Almeida di tengah jalan.
Ini berbeda dengan era sebelum dipegang Juragan 99. Arema gampang memecat pelatih di tengah jalan. Mereka menuruti tuntutan Aremania agar tidak kehilangan dukungan.
Pelatih seperti Aji Santoso, Joko Susilo, pernah diganti sebelum kontraknya selesai setelah dapat protes dari suporter didalam stadion dan media sosial.
Punya Hasil Akhir yang Bagus
Sejak menangani Arema FC awal musim lalu, bisa dibilang kritikan dari Aremania sudah jadi langganan bagi Almeida. Namun dia selalu bisa memberi bukti di akhir musim atau turnamen.
Musim lalu misalnya, sempat sulit menang, Arema FC justru finis di posisi empat. Padahal dalam tiga musim sebelumnya, Arema jadi tim medioker alias papan tengah.
Di Piala Presiden 2022 kondisinya sama. Tapi di akhir musim dia memberikan kejutan dengan jadi juara turnamen tersebut.
Padahal dari segi permainan, Arema lebih banyak bertahan dan mengandalkan serangan balik. Namun itu terbukti efektif ketika berhadapan dengan lawan yang cenderung main lebih menyerang.
Advertisement
Sudah Paham Karakter Pemain
Karena menangani Arema FC sejak musim lalu, Almeida sudah paham dengan karakter anak buahnya. Jadi, tidak butuh waktu lama baginya untuk menerapkan skema yang tepat bagi Arema.
Hanya saja, setiap awal musim, sepertinya dia tetap butuh adaptasi. Terutama dengan atmosfer kompetisi.
Karena musim ini berbeda dengan musim lalu, di mana pertandingan sudah digelar home and away dan penonton sudah diperbolehkan memberi dukungan langsung, tekanan di dalam pertandingan akan lebih banyak.
Ketika Arema FC kesulitan mencetak gol, dukungan Aremania akan berubah jadi kritikan. Sehingga beban pemain akan lebih besar. Ini yang sedang ditemukan solusinya oleh Almeida.
Posisi Arema FC Saat Ini
Advertisement