Bola.com, Jakarta - Panasnya persaingan BRI Liga 1 2022/2023 sudah mulai terasa meski baru memasuki pekan ketiga. Kabar pemecatan pelatih pun bermunculan seiring dengan hasil buruk yang diraih oleh tim.
Kabar pemecatan pelatih pada awal BRI Liga 1 musim ini sebenarnya bukan hal baru. Rumor seperti itu selalu bermunculan pada awal musim. Sumbernya kerap dari suporter yang tidak puas dengan kinerja sang pelatih.
Baca Juga
Advertisement
Alhasil, sejumlah nama pun bertumbangan dengan terpaksa berpisah dari tim yang ditangani karena tingginya tekanan suporter. Ada yang memang dipecat, ada pula memilih mundur meninggalkan jabatannya.
Era digital juga turut membawa dampak bagi nasib pelatih. Suporter kini dengan mudah menyuarakan pemecatan dengan tagar embel-embel "out" mengiringi nama pelatih saat tak puas dengan performa tim kebanggaannya.
Sampai sekarang, belum ada kabar resmi pelatih yang berpisah dengan klubnya di Liga 1 musim ini. Namun, isu pemecatan selalu menjadi perbincangan hangat karena sang arsitek gagal memenuhi ekspektasi.
Sejauh ini, sudah ada empat nama pelatih yang dikaitkan dengan pintu keluar klubnya. Yang menarik, semuanya merupakan pelatih asing. Bahkan, mereka sebenarnya terhitung sebagai pelatih yang sarat pengalaman.
Siapa saja mereka? Berikut ini Bola.com mengulas empat pelatih yang berada di ambang pemecatan sampai pekan ketiga BRI Liga 1 2022/2023:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Eduardo Almeida (Arema FC)
Suporter Arema FC, Aremania, sedang ramai menyuarakan pemecatan Eduardo Almeida karena performa yang kurang meyakinkan pada tiga pekan awal BRI Liga 1. Suara tersebut mulai muncul setelah Arema bermain 0-0 kontra PSS Sleman (5/8/2022).
Sebenarnya, torehan Tim Singo Edan tidak buruk karena empat poin dari tiga laga, hasil masing-masing sekali menang, seri, dan kalah. Hal itu tentu mengherankan. Terlebih, Almeida adalah sosok yang membawa Arema menjuarai Piala Presiden 2022.
Namun, prestasi pramusim itu justru membuat Aremania menaruh harapan tinggi kepada arsitek asal Portugal tersebut. Manajemen klub tentu harus mempertimbangkan banyak hal untuk memenuhi tuntutan itu.
Almeida punya durasi kontrak dua musim ke depan atau sampai 2024. Jika diputus kontrak sekarang, manajemen Arema FC harus mengeluarkan kompensasi yang tidak sedikit. Ratusan juta rupiah harus digelontorkan hanya untuk membayar pesangon.
Awal musim lalu sebenarnya kondisinya juga sama. Bahkan lebih parah, karena Arema tak bisa menang dalam empat laga awal. Kondisi itu terulang pada awal Piala Presiden 2022, dan akhirnya berakhir manis dengan trofi.
Advertisement
Dejan Antonic (Barito Putera)
Kekecewaan suporter Barito Putera kepada pelatih Dejan Antonic bisa dimaklumi. Sebab, Laskar Antasari mengawali Liga 1 musim ini dengan dipermak 0-8 saat bertandang ke markas Madura United pada pekan pertama lalu (23/7/2022).
Hasil itu tentu saja memalukan. Jangankan meraih poin, mencetak gol pada pekan pertama saja tidak bisa. Bahkan, Barito Putera terpaksa delapan kali melihat gawangnya dibobol para pemain Laskar Sape Kerap.
Barito Putera secara mengejutkan kemudian menang 3-1 atas Borneo FC (30/7/2022). Namun, mereka kembali menelan kekalahan dengan skor 1-2 dari PSIS Semarang pada pekan ketiga (6/8/2022).
Kemenangan atas Borneo FC mungkin jadi obat sementara. Sebab, Borneo FC adalah runner-up Piala Presiden 2022. Tim Pesut Etam juga sebelumnya mampu unggul 3-0 atas Arema FC pada pekan pertama.
Hanya menang sekali dalam tiga laga membuat Dejan Antonic disalahkan atas hasil buruk itu. Barito Putera lantas terlihat kesulitan untuk bersaing dan lagi-lagi menghuni papan bawah seperti musim lalu.
Robert Alberts (Persib Bandung)
Suara pemecatan paling kencang muncul dari Bobotoh kepada pelatih Persib, Robert Alberts. Bahkan, suporter dengan warna kebesaraan biru itu sampai menggeruduk Graha Persib untuk menyuarakan pemecatan Robert, Minggu (7/8/2022).
Bagaimana tidak, tim runner-up Liga 1 2021/2022 itu belum menang dalam tiga laga. Persib Bandung baru meraih satu imbang dan dua kalah. Sempat bermain seri kontra Bhayangkara, Tim Maung Bandung takluk dari Madura United dan Borneo FC.
Yang paling memalukan tentu saja saat ditundukkan Madura United (30/8/2022). Sebab, mereka sempat unggul 1-0, tapi kemudian kebobolan tiga gol. Lebih parahnya, itu terjadi di kandang sendiri.
Terakhir, Persib juga tak bisa mengembangkan permainan saat bertandang ke markas Borneo FC di Stadion Segiri (7/8/2022). Tak tanggung-tanggung, kali ini mereka kalah dengan skor akhir 1-4.
Wajar saja, hasil minor tersebut membuat Bobotoh merasa kesal. Apalagi Persib tak kunjung meraih poin sempurna di BRI Liga 1 musim ini. Beberapa legenda Persib juga ikut bersuara mengenai situasi ini.
Lagi-lagi, Robert Alberts pun sebenarnya bukan pelatih kaleng-kaleng. Sosok asal Belanda itu sudah berpengalaman di Indonesia. Prestasi terbaiknya adalah membawa Arema menjuarai ISL 2009/2010.
Dengan segudang pengalaman, Robert Alberts dituntut untuk membawa Persib meraih prestasi gemilang. Apalagi, dia sudah menjabat arsitek Tim Maung Bandung sejak 2019 lalu.
Advertisement
Jacksen F. Tiago (Persis Solo)
Tim berjulukan Laskar Sambernyawa itu meraih hasil yang mengejutkan. Status sebagai juara Liga 2 2021 tak serta merta membuat Persis Solo bisa bersaing di Liga 1. Buktinya, mereka selalu kalah dalam tiga pertandingan.
Masing-masing terjadi saat berjumpa Dewa United, Persija Jakarta, dan Persikabo 1973. Alhasil, Persis jadi satu-satunya tim yang belum meraih poin dan menduduki posisi juru kunci alias terbawah di klasemen sementara.
Persis tercatat sudah kebobolan tujuh gol dan hanya mencetak tiga gol saja. Angka ini tentu kurang untuk bisa menjaga eksistensi di Liga 1. Apalagi, mulai muncul tekanan untuk memecat pelatih kepala.
Hasil ini cukup mengherankan mengingat mereka ditangani oleh pelatih berpengalaman, yakni Jacksen F. Tiago. Materi pemainnya pun tidak bisa dipandang sebelah mata karena berisi nama-nama top Tanah Air.
Sebut saja Fabiano Beltrame, Jaimerson Xavier, Ferdinand Sinaga, Eky Taufik, Muhammad Riyandi, Irfan Bachdim, Alfath Fathier, hingga Abduh Lestaluhu. Persis seperti perlu waktu untuk beradaptasi.
Suporter Persis, Pasoepati, tampaknya harus lebih bersabar melihat tim kebanggannya berproses. Tangan dingin pelatih Jacksen Tiago sebagai kolektor tiga gelar ISL seharusnya bisa membuat Persis lebih baik.
Simak Posisi Klub Favorit Kamu di Bawah Ini:
Advertisement