BRI Liga 1: Sambangi Markas Persebaya, Pelatih Madura United Lebih Takut Keluarga Ketimbang Bonek

Pelatih berusia 49 tahun itu melihat ada kemiripan perihal fanatisme suporter di Indonesia dengan negara asalnya, Brasil. Inilah yang membuatnya bersemangat melawat ke markas Persebaya untuk pertama kalinya.

"Saya dari Rio de Janeiro, saya tahu maksudnya tentang Maracana, seumur hidup saya menjadi suporter. Saya tahu tentang Bonek, julukan suporter Persebaya. Mereka luar biasa mendukung tim setiap waktu, mereka sangat bergairah," ujarnya.

"Jika tim sedang baik mereka dukung dan saat tim tidak baik pun mereka tetap mendukung. Kami tahu, kami akan 'melawan' puluhan ribu suporter yang seperti ratusan ribu orang. Kami tahu soal tekanan dari Bonek," jelas eks asisten pelatih Botafogo tersebut.

Tetapi baginya, tekanan seperti itu bukan kali pertama dalam karier profesionalnya. Ia menyadari hal tersebut bakal 'mengganggu' anak asuhnya. Tetapi ia telah menyiapkan strategi agar Madura United tetap bisa tampil tenang.

"Sejak saya memilih bekerja di sepakbola, saya tahu tekanan itu datang dari diri sendiri dan dari luar. Kami harus siap untuk apapun itu," tegasnya.

Lefundes mencoba menanggapi dengan santai tekanan yang bakal diterimanya di laga nanti. Ia menyebut lebih tertekan dengan keluarganya yang menyaksikan pertandingan ini di Brasil ketimbang suporter lawan.

"Berapa banyak yang melihatnya langsung? Berapa banyak lagi yang melihat pertandingan ini di televisi? Keluargaku juga melihatnya di Brasil. Percayalah, saya memiliki banyak tekanan dari keluargaku daripada lawan. Tekanan dari keluargaku lebih dalam," ucapnya sembari tersenyum.