Bola.com, Surabaya - Bagi pencinta sepak bola, kata "derbi" teramat sangat memiliki daya tarik dan magis. Kata ini bisa membuat banyak orang tersihir dan rela meluangkan banyak waktu untuk langsung datang ke stadion, atau sekadar menyalakan TV menyaksikan 22 orang memainkan bola di atas lapangan.
Dalam waktu dekat, kata tersebut akan merealisasikan apa yang tertulis di atas. BRI Liga 1 2022/2023 bakal menyajikan pertandingan antara Persebaya Surabaya versus Madura United pada pekan keempat.
Baca Juga
Advertisement
Laga yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Minggu (14/8/2022) malam WIB, mendapat tajuk Derbi Suramadu. Sebelum beranjak jauh, mari kita bedah dulu apa makna kata derbi. Mengapa kata ini sangat identik dengan sepak bola?
Kamus Oxford menyebutkan kata "derby" (dialihbahasakan menjadi derbi) merujuk pada perlombaan balap kuda tahunan yang sudah muncul sejak 1780-an.
Singkat cerita, derby atau derbi digunakan untuk merujuk kepada suatu persaingan sengit antara dua klub, dalam konteks ini adalah sepak bola. Banyak yang bilang derbi adalah cara untuk menggambarkan persaingan klub sepak bola yang masih dalam satu kota.
Namun, maknanya lebih luas dari itu, bisa merujuk kepada sebuah laga sarat gengsi dan rivalitas antara dua klub dari wilayah yang sama.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tiga Derbi di Italia
Tapi, di Italia, ada tiga derbi yang sangat populer. Pertama adalah Derbi della Madonnina, merupakan laga yang mempertemkan dua klub asal Kota Milan, AC Milan kontra Inter Milan, Nama derbi ini diambil dari patung Bunda Maria yang diidentikkan dengan Kota Milan.
Persaingan kedua tim sudah sangat jelas karena selama ini sangat menyumbang banyak prestasi di kompetisi domestik atau Eropa. Sejarah panjang keduanya juga bisa berbicara banyak untuk membuktikan persaingan di Kota Mode.
Saking sengitnya, AC Milan dan Inter Milan mengoleksi jumlah scudetto (istilah gelar juara Serie A Italia) yang sama. Baik AC Milan maupun Inter Milan telah sama-sama mempunyai 19 gelar Scudetto.
Lalu, ada Derbi della Mole asal Turin yang mempertemukan Juventus dengan Torino. Gregetnya masih kalah dari persaingan AC Milan dan Inter Milan, karena ketimpangan prestasi Scudetto, Juventus 36, adapun Torino hanya 7 gelar juara. Nama derbi ini diambil dari bangunan yang melambangkan Kota Turin.
Terakhir, ada Derbi della Capitale asal Ibu Kota Italia, Roma, yang melibatkan Lazio dengan AS Roma. Pertemuan satu ini sangat bergengsi untuk menunjukkan yang terbaik di ibu kota, bukan Italia.
Ya, keduanya masih kalah koleksi gelar dibanding klub kota lain. Namun, rivalitas suporter dari kedua kubu sangat keras, bahkan kerap kekerasan fisik atau tindakan kriminal lain di luar lapangan.
Duel kelas sosial yang merepresentasikan antar kelompok keduanya dianggap sebagai pemicu. Suporter Lazio adalah kelas borjuis, sedangkan Roma perwakilan proletar. Urusan politik, Lazio dianggap berhaluan kanan, sedangkan Roma adalah simpatisan kiri.
Advertisement
Berkiblat ke Italia
Contoh tiga derbi di Italia itu sebenarnya sudah cukup untuk menjabarkan lanjutan pembahasan yang sama di Indonesia. Sepak bola negara ini sudah bertahun-tahun berkiblat pada Negeri Pizza jadi tak heran kalau adopsinya cukup banyak.
Sebagai gambaran, derbi negara lain juga tidak salah untuk dilihat. Derbi Suramadu misalnya yang masih berusia muda. Jika ditelisik, tidak ada persaingan yang sangat kentara antara Persebaya dan Madura United.
Persebaya sudah lahir pada 18 Juni 1927, sementara Madura United yang merupakan "anak kemarin sore" di Indonesia baru berdiri pada 10 Januari 2016. Selisih tahun berdiri keduanya bahkan mencapai 88 tahun!
Suporter Kedua Klub Menjalin Persaudaraan
Suporter kedua kesebelasan juga tidak ada masalah. Bonek dan K-Conkmania (dan nama suporter Madura United lain seperti Trunojoyo Mania, Taretan Dhibi, dan Peccot Mania) malah menjalin persaudaraan. Tidak pernah ada bentrok di antara mereka.
Titel "derbi" dalam rivalitas ini malah menjadi anomali karena tidak ada konflik pada suporter kedua. Mereka sudah terbiasa saling mengunjungi, baik di Surabaya maupun Madura.
Menariknya, pertemuan pertama Persebaya dan Madura United baru digelar pada 28 Januari 2018 pada ajang Piala Presiden di Stadion GBT. Ya, sebuah derbi yang masih sangat muda.
Advertisement
Belum Pernah Bersaing dalam Perburuan Gelar
Namun, sebanyak lebih 50 ribu penonton menyaksikannya menjadi bukti spesial laga ini. Sayangnya, persaingan juara juga tidak pernah melibatkan mereka dalam sejarah liga Indonesia.
Maklum, Madura United sudah mulai berkompetisi di TSC 2016, dan berlanjut ke Liga 1 2017 hingga sekarang. Mereka sudah menjalani tiga musim di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Sementara itu, Persebaya baru kembali ke kasta teratas pada 2017 karena beberapa tahun tidak diakui PSSI. Tim Bajul Ijo bahkan baru juga kembali ke kasta tertinggi pada musim ini setelah juara Liga 2 2017.
Awal Mula Titel Derbi Suramadu
Tapi, nama Derbi Suramadu justru sudah muncul sebelum pertandingannya dihelat. Pada medio April 2017, keduanya sempat dikabarkan akan melakoni laga uji coba.
Posternya pun tersebar di media sosial dengan tulisan "Derbi Suramadu" yang menjadi tajuknya. Publik Surabaya dan Madura pun heboh. Jadilah istilah ini disematkan.
Istilah ini bisa menjadi terobosan buat para klub yang ingin menggambarkan duel sengit dengan klub lainnya. Istilah khusus harus diberikan agar memudahkan publik dengan secara sembarangan menyebut pertemuan semua tim Jawa Timur dengan sebutan Derbi Jatim!
Advertisement
Diambil dari Nama Jembatan
Bukan hal yang aneh kalau nama derbi ini diambil dari Jembatan Suramadu. Toh, jembatan itu memang menghubungkan Surabaya dan Madura yang menjadi basis kedua klub. Selain menggunakan kapal tentu saja.
Faktanya, nama-nama derbi di Italia pun menggunakan nama-nama tempat pula. Hanya beberapa saja yang mengambil nama kota karena memang klub yang terlibat berasal dari kota yang sama sekaligus memudahkan penyebutan.
Persebaya dan Madura United kini bakal bertemu dalam pekan keempat BRI Liga 1 2022/2023 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (14/8/2022) sore WIB.
Pertemuan Ke-14
Memang, kedua tim kini tidak dalam persaingan apapun. Tetapi, Derbi Suramadu Jilid ke-14 ini agak berbeda dibanding sebelumnya.
Madura United kini sedang perkasa dengan menduduki puncak klasemen dan selalu menang di tiga laga. Madura United juga tim yang paling produktif dengan telah membukukan 12 gol dan hanya kebobolan sekali.
Yang paling menakjubkan adalah keberhasilan Laskar Sape Kerap menang 8-0 atas Barito Putera pada pekan pertama. Madura United juga sempat mempermalukan Persib Bandung dengan skor 3-1 di hadapan bobotoh Persib.
Di sisi lain, Persebaya baru mengemas tiga angka dari tiga laga, hasil satu menang dan dua kalah. Mereka sempat unggul 2-0 atas Persita Tangerang, tapi dua laga lain berakhir kekalahan dengan skor identik 0-1, masing-masing kontra Persikabo 1973 dan Bhayangkara FC.
Advertisement
Persebaya Lebih Dominan
Namun, Persebaya memiliki modal penting dalam catatan head-to-head. Mereka sebenarnya menunjukkan hasil yang jauh lebih superior dibanding Madura United dalam 13 pertemuan di semua ajang sejak 2018.
Bajul Ijo mampu memenangi sembilan di antaranya, berbanding Laskar Sape Kerap yang hanya menang sekali dan itu terjadi pada 2019 alias tiga tahun silam.
Mungkin saja suatu saat Derbi Suramadu bisa menyajikan pertandingan dalam situasi persaingan gelar juara.
Simak Posisi Madura United dan Persebaya:
Advertisement