Sukses


Menguji Klaim Local Pride yang Digaungkan Markus Horison, Shin Tae-yong dalam Tekanan di Timnas Indonesia?

Bola.com, Jakarta - Asisten pelatih Timnas Indonesia U-16, Markus Horison, menggaungkan istilah local pride usai menjuarai Piala AFFU-16 2022. Pernyataan itu membuat geger publik di Indonesia.

Entah apa maksud local pride yang digaungkan Markus Horison usai Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2022. Banyak pihak menafsir pernyataan itu seakan menjadi sindiran halus buat pelatih asing seperti Shin Tae-yong.

Pelatih Bima Sakti yang notabene-nya bukan sosok asing pada kenyataannya lebih mampu mempersembahkan gelar untuk Timnas Indonesia, khususnya di kelompok umur. Meski demikian, Bima Sakti juga sebenarnya ditempatkan Shin Tae-yong untuk menukangi Timnas U-16.

Lantas, apakah memang dalam beberapa tahun terakhir pencapaian pelatih lokal lebih baik ketimbang asing? Berikut ini penjabarannya dari semua level Timnas Indonesia.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Timnas Indonesia U-16

Timnas Indonesia U-16 sejauh ini sudah menjuarai Piala AFF U-16 sebanyak dua kali. Kedua gelar yang diraih memang berkat andil pelatih lokal yakni Fakhri Husaini (2018) dan Bima Sakti (2022).

Pada 2013, Timnas U-16 Indonesia juga berhasil menjadi runner-up di Piala AFF U-16. Ketika itu, tangan dingin Sutan Harhara yang hampir membantu Timnas U-16 jadi juara.

Sejauh ini, klaim local pride di level U-16 memang cukup tepat. Namun, PSSI memang lebih mempercayakan pada pelatih lokal untuk menukangi U-16.

3 dari 5 halaman

Timnas Indonesia U-19

Serupa dengan U-16, deretan pelatih lokal juga terbukti meraih kesuksesan di Timnas Indonesia U-19. Contohnya adalah saat Indra Sjafri berhasil membantu Timnas U-19 menjuarai Piala AFF U-19 2013.

Sementara itu, Indra Sjafri juga berhasil membantu Timnas U-19 meraih peringkat ketiga pada Piala AFF U-19 2017 dan 2018. Adapun pada edisi 2019, giliran Fakhri Husaini yang yang membantu Timnas U-19 meraih peringkat ketiga.

4 dari 5 halaman

Timnas Indonesia U-23

Pelatih lokal juga punya rapor bagus bersama Timnas Indonesia U-23. Pada 2019, Indra Sjafri berhasil membantu Timnas Indonesia U-23 menjuarai Piala AFF U-23.

Sementara itu, rapor pelatih lokal juga mengilap bersama Timnas Indonesia U-23 pada ajang SEA Games. Rahmad Darmawan dua kali memberikan medali perak untuk Timnas U-23 yakni pada 2011 dan 2013.

Sementara itu, Indra Sjafri juga sukses memberikan medali perak pada SEA Games 2019. Adapun dua pelatih asing yang berhasil menorehkan prestasi di Timnas Indonesia U-23 adalah Luis Milla dan Shin Tae-yong.

Keduanya mempersembahkan medali perunggu untuk Timnas U-23. Luis Milla mempersembahkannya pada edisi 2017 dan Shin Tae-yong pada 2021.

5 dari 5 halaman

Timnas Indonesia Senior

Situasi yang berbeda justru terjadi di Timnas Indonesia senior. Para pelatih asing nyatanya lebih mengilap ketimbang lokal.

Timnas Indonesia tercatat hampir menjadi juara pada beberapa edisi Piala AFF bersama pelatih asing. Sebut saja pada 2002 bersama Ivan Kolev, 2004 bersama Peter Withe, 2010 dan 2016 bersama Alfred Riedl, 2020 bersama Shin Tae-yong.

Hanya Nandar Iskandar yang berhasil membantu Timnas Indonesia menjadi runner-up pada Piala AFF 2000. Adapun pada 1998 bersama pelatih lokal Rusdy Bahalwan.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer