Bola.com, Jakarta - Indonesia pernah memiliki dua masa kejayaan di level junior. Satu ada pada Timnas Indonesia U-19 yang menjadi juara Piala AFF U-19 2013.
Saat itu tim asuhan Indra Sjafri menjadi juara di Sidoarjo. Pada babak final Timnas Indonesia U-19 mengalahkan Vietnam lewat babak adu tendangan penalti.
Baca Juga
3 Penggawa PSBS yang Menonjol dalam Kebangkitan Mereka di BRI Liga 1: Semakin Nyaman Berkreasi
Deretan Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia yang Sebaiknya Main di Piala AFF 2024: Ngeri-ngeri Sedap Kalau Gabung
Mengulas Rapor Buruk Shin Tae-yong di Piala AFF: Belum Bisa Bawa Timnas Indonesia Juara, Edisi Terdekat Bagaimana Peluangnya?
Advertisement
Lima tahun kemudian, sejarah di Sidoarjo bisa diulang. Kali ini oleh Timnas Indonesia U-16. Skuad asuhan Fakhri Husaini menjadi jawara Asia Tenggara menang atas Thailand, juga lewat adu tendangan penalti.
Hanya Evan Dimas Darmono yang masih bertahan di skuad Timnas Indonesia senior sampai saat ini. Beberapa pemain jebolan Timnas Indonesia U-19 juga masih berkibar di BRI Liga 1 2022/2023 alias liga kasta tertinggi di Indonesia.
Sementara itu dari skuad juara Piala AFF U-16 2018, hanya Ernando Ari yang saat ini bisa menembus skuad Timnas Indonesia senior. Beberapa pemain masih berjuang menembus level profesional.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Muhammad Hargianto
Indra Sjafri sempat memiliki pola cukup tetap di lini tengahnya saat menukangi Timnas Indonesia U-19. Di sana ada tiga gelandang yang hampir selalu dipakai, yakni Evan Dimas, Muhammad Hargianto, dan Zulfiandi.
Hargianto punya peran penting. Ia adalah pemain agresif dengan kemampuan bertahan dan menyerang yang sama baiknya.
Hargianto pernah merasakan bermain di Timnas Indonesia senior dengan catatan delapan assist. Namun, ia belum pernah lagi dipanggil sejak Shin Tae-yong menukangi Garuda.
Advertisement
Awan Setho Raharjo
Awan sebenarnya kiper cadangan di Timnas Indonesia U-19. Saat itu Indra Sjafri lebih sering memasang Ravi Murdianto atau Rully Desrian.
Namun, Awan justru mampu menjadi pemain yang lebih konsisten ketimbang dua kiper itu. Di usia yang masih 25 tahun, Awan menjadi kiper andalan sekaligus kapten Bhayangkara FC.
Di Timnas Indonesia senior, ia sudah punya empat caps. Jika terus tampil konsisten, Shin Tae-yong seharusnya pada akhirnya akan melirik kiper asal Semarang itu.
Hansamu Yama
Hansamu sempat menarik perhatian. Pada Piala AFF 2016, ia menjadi salah satu andalan di lini belakang Timnas Indonesia.
Hansamu pun sempat memegang ban kapten Timnas Indonesia senior era Simon McMenemy. Namun, performanya belakangan menurun.
Eks andalan Timnas Indonesia U-19 di Piala AFF U-19 2013 ini kini sedang membangun kembali kariernya bersama Persija Jakarta.
Advertisement
Ilham Udin Armayn
Ilham Udin nyaris selalu menjadi andalan di lini sayap Timnas Indonesia U-19 era Indra Sjafri. Pemain satu ini pun masih berkibar di level tertinggi sampai saat ini.
Namun, caps Ilham Udin di Timnas Indonesia level senior hanya bertahan di angka enam sejauh ini. Shin Tae-yong sama sekali belum meliriknya.
Persaingan di sisi winger memang sangat berat. Indonesia punya banyak stok pemain bagus di posisi tersebut.
Muhammad Fatchu Rochman
Setelah gelaran Piala AFF U-19 2022, banyak jebolan skuad Timnas Indonesia U-19 saat itu yang bergabung dengan Bhayangkara FC.
Banyak pula dari mereka yang menjadi anggota Kepolisian, termasuk Fatchu Rochman. Di klub itu, Fatchu sebenarnya terus mendapatkan kesempatan bermain.
Namun, sampai sekarang ia masih belum bisa menembus skuad Timnas Indonesia senior. Meski demikian, kesempatan itu belum tertutup bagi Fatchu.
Advertisement
I Putu Gede Juni Antara
Putu Gede sama dengan Awan, Hargianto, dan Fatchu Rochman. Ia bergabung dengan Kepolisian setelah menjuarai Piala AFF U-19 2013.
Sejak awal kariernya, Putu Gede pun baru memperkuat satu klub, yakni Bhayangkara FC yang merupakan klub yang berafiliasi dengan Kepolisian.
Pemain kelahiran Gianyar 27 tahun lalu ini pun sempat menembus skuad Timnas Indonesia senior. Ia bahkan sempat mengumpulkan 11 caps.
Paulo Sitanggang
Di awal kemunculannya, alumni Timnas Indonesia U-19 2013 ini mengingatkan publik pada sosok Andrea Pirlo. Permainan Paulo sangat elegan di lini tengah.
Namun, ia kesulitan bersaing untuk menembus skuad Timnas Indonesia senior. Kini, Paulo bermain untuk Persita Tangerang sebagai pemain pinjaman dari Borneo FC.
Di Persita, Paulo Sitanggang cukup menjadi andalan utama. Di BRI Liga 1 musim ini ia selalu dimainkan dari empat laga.
Advertisement
Zulfiandi
Pemain ini punya kemampuan spesial. Ia merupakan gelandang bertahan yang memiliki kemampuan distribusi bola yang baik.
Namun, karier Zulfiandi tak selalu berjalan mulus. Ia sempat diterpa cedera lutut yang sangat menghambat kariernya.
Kini ia kembali menemukan kepercayaan diri di Madura United. Dalam waktu dekat, seharusnya ia bisa menambah caps nya di Timnas Indonesia senior yang baru menyentuh angka 10.
Bagas Kaffa
Sedikit dari alumni juara Timnas Indonesia U-16 2018 yang bisa menembus BRI Liga 1. Apalagi mendapatkan banyak kesempatan bermain.
Bagas Kaffa mendapatkan hal itu di Barito Putera. Bahkan di musim lalu ia masuk ke dalam nominasi pemain muda terbaik.
Namun, Bagas masih harus berjuang keras untuk terus meningkatkan kariernya. Terutama agar ia bisa menembus skuad Timnas Indonesia senior.
Advertisement
Andre Oktaviansyah
Ande pun demikian, pemain berjuluk Kobra ini sudah mendapatkan menit bermain yang cukup banyak di Persikabo 1973 pada BRI Liga 1 2021/2022 yang lalu.
Di musim ini, Andre membuat langkah berani. Ia menerima tantangan untuk pindah ke klub besar, Persebaya Surabaya.
Andre pun harus bekerja lebih keras lagi. Bahkan untuk sekedar bisa menembus skuad Timnas Indonesia U-20 atau U-23.