Bola.com, Jakarta - Keberhasilan Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF 2022 cukup mengesankan. Tim berjulukan Garuda Asia tersebut tampil gemilang dengan catatan tak terkalahkan dari lima laga, dan akhirnya meraih trofi juara.
Sejumlah nama telah menjadi tulang punggung Timnas Indonesia U-16. Di usia yang masih belia, jalan karier mereka di sepak bola tentu masih panjang. Berbagai pujian diarahkan kepada mereka lantaran mampu memberi kado indah pada HUT ke-77 RI.
Advertisement
Para pemain yang bermain secara reguler adalah Andrika Fathir, Rizdjar Nurviat Subagja, Iqbal Gwijangge, Kafiatur Rizky, Riski Afrisal, Arkhan Kaka, hingga Nabil Asyura.
Pelatih Timnas Indonesia U-16, Bima Sakti, menekankan untuk merayakan keberhasilan ini sewajarnya. Sebab, para pemain tersebut tetap harus menempa diri untuk bisa meraih lebih banyak prestasi.
Ungkapan Bima Sakti itu cukup wajar karena bakat-bakat muda Indonesia memang melimpah. Mereka sudah biasa menjuarai turnamen kelompok usia. Namun, karier mereka di level senior biasanya malah meredup.
Beberapa nama sudah menunjukkan hal itu terjadi di Indonesia. Berikut ini deretan pemain yang layu sebelum berkembang. Mereka mentereng di Timnas Indonesia junior, kemudian ambyar di level senior. Simak ulasannya:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Syamsir Alam
Namanya pernah menjadi harapan bagi sepak bola Indonesia ketika tampil gemilang di level junior. Namun, dia kemudian rehat dari sepak bola. Bakatnya saat itu terendus dan diajak bergabung ke SSB ASIOP yang menjadi langkah pembuka kariernya.
Syamsir Alam lantas terpilih masuk program pelatihan yang bernama Sociedad Anonima Deportiva (SAD) ke Uruguay selama empat tahun. Nama Syamsir Alam semakin akrab di Indonesia saat membela Timnas Indonesia U-19 pada ajang kualifikasi Piala Asia U-19 2007 di Vietnam.
Penampilan apik Syamsir Alam kemudian membuat Club Atletico Penarol tertarik memakai jasanya pada 2008. Dia sempat bergabung dengan klub Belanda, SC Heerenveen (2009) dan SBV Vitesse (2010).
Karier Syamsir Alam semakin menanjak setelah bergabung dengan CS Vise di Belgia. Setelah Timnas U-19, dia mendapat kesempatan membela Timnas Indonesia U-23 di ajang SEA Games 2013.
Setelah itu, dia memutuskan berkarier di Indonesia dan kiprahnya tak semulus perkiraan. Dia justru sulit bersaing di kompetisi domestik dengan bergabung di tim seperti Sriwijaya FC, Pelita Bandung Raya (PBR), dan Persiba Balikpapan.
Pada 2016 jadi momen terakhir Syamsir Alam menjalani karier sebagai pesepak bola bersama Persiba. Dia malah banting setir menjadi seorang selebritis.
Dirinya kerap masuk televisi karena menjadi pembawa acara program televisi bertema petualangan. Baru pada musim 2021 dia kembali bermain dengan memperkuat RANS Cilegon yang promosi ke Liga 1 musim ini.
Dia pun masih jadi bagian klub yang kini bernama RANS Nusantara itu dan baru tampil dalam satu laga.
Advertisement
Maldini Pali
Nasib Maldini Pali juga kurang mujur. Sempat jadi winger andalan Timnas Indonesia U-19, dia malah tak muncul lagi di kasta tertinggi. Dia sempat bergabung dengan Bhayangkara FC, tapi prestasinya semakin menurun.
Maldini Pali tercatat pernah bergabung PSM Makassar. Lalu pada 2017, dia juga berseragam Sriwijaya FC dan Persiba Balikpapan. Bersama klub terakhir, Maldini merasakan pahitnya terdegradasi dari Liga 1 pada 2017.
Berikutnya, dia bergabung ke Bhayangkara FC pada 2018, tapi minim kesempatan dengan hanya membukukan enam laga. Sejak 2019, dia menjadi bagian dari Kalteng Putra yang sempat bermain di Liga 1 2019, namun terdegradasi ke Liga 2 hingga sekarang.
Yandi Sofyan
Nama satu ini sempat jadi perbincangan lantaran pernah bermain di berbagai negara. Mulanya, dia masuk SAD yang berkompetisi di Uruguay. Kariernya pun berjalan cepat hingga menembus Eropa.
Pertama dia memulai bersama klub Belgia, CS Vise, dengan membukukan 21 pertandingan pada musim 2011 sampai 2013. Dia lantas sempat dipinjamkan ke Australia dengan memperkuat klub Brisbane Roar pada 2014. Setelah itu, nasibnya kurang mujur.
Pemain yang berposisi sebagai striker tersebut sempat membela Persib Bandung, Bali United, sampai akhirnya berseragam Persikota Tangerang yang berkiprah di Liga 3. Di Timnas Indonesia pun dia hanya mentok di U-23, dan belum menembus senior.
Baru pada mulai musim ini, Yandi Sofyan mulai tampil di Liga 1 lagi bersama Persikabo 1973. Kariernya jadi sedikit lebih baik dengan selalu bertanding dalam empat laga dan sudah membukukan satu gol.
Advertisement
Muchlis Hadi
Cerita Muchlis Hadi hampir sama dengan rekan-rekannya. Dia membela Bhayangkara FC pada medio 2017 dengan status sebagai anggota Polri. Sayangnya, dia kesulitan bersaing mendapatkan tempat utama.
Di Liga 1 2017, Bhayangkara sebenarnya menjadi juara. Tapi, Muchlis hanya tampil lima laga dan kemudian dipinjamkan ke Semen Padang. Mulai 2018, dia memilih bergabung ke Persib Bandung, dan nasibnya pun tak mujur lagi.
Muchlis dipinjamkan ke Bandung United, klub satelit Persib yang sempat tampil di Liga 2 2019, tapi kini malah terdampar ke Liga 3.
Ravi Murdianto
Ravi Murdianto adalah kiper andalan Timnas Indonesia U-19 di tahun 2013. Namanya digadang-gadang akan jadi kiper masa depan skuat Garuda. Sayang, kini dia malah kesulitan menembus Liga 1.
Bersama Dimas Drajad, dia memilih bergabung PS TNI di tahun 2015. Status sebagai anggota TNI juga membuat mereka masuk klub yang kini bernama Persikabo 1973 itu. Hanya Dimas Drajad yang mampu tampil gemilang hingga sekarang.
Ravi sendiri mengalami penurunan karier. Dia sempat berjibaku membela klub kasta kedua berganti-ganti klub Liga 1, seperti Madura United hingga Mitra Kukar. Terakhir, Ravi bergabung ke Persela Lamongan yang terdegradasi dari Liga 1 2021/2022.
Advertisement