Sukses


Cerita 17 Agustus ala Dimas Fani, Kiper PSS yang Bangga Jadi Anggota Paskibra

Bola.com, Sleman - Negara Kesatuan Republik Indonesia genap menginjak usia 77 tahun pada Rabu (17/8/2022). Seremonial pengibaran bendera dilakukan setiap tahun. Setiap daerah pun mengirimkan putra-putri terbaiknya untuk menjadi Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), termasuk yang pernah dilakukan kiper PSS Sleman, Dimas Fani.

Kiper PSS Sleman itu memiliki pengalaman tersebut. Dimas Fani merasakan pengalaman tersebut ketika masih duduk di bangku SMA.

"Ketika masih kecil, saya memiliki cita-cita menjadi paskibraka, karena dulu sering menonton pengibaran bendera saat 17 Agustus di Alun-alun Kabupaten Pati. Menurut saya, itu sangat keren dan ingin menjadi seperti itu," ujar Fani sapaan karibnya, Rabu (17/8/2022).

"Singkat cerita, ketika SMA ada seleksi untuk menjadi petugas pengibar bendera saat upacara di SMA 2 Pati. Saya ikut seleksi dan masuk hingga saya menjadi pengibar bendera di sekolah," sambung kiper PSS Sleman itu.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Masuk Organisasi

Dimas Fani menambahkan ia mendapat saran dari kakak kelasnya untuk masuk ke organisasi yang mewadahi pasukan baris-berbaris dan Tata Upacara Bendera (PBBTUB) yang bernama HIKAMADA (Himpunan Karana Muda Smandapa).

"Jadi petugas upacara di sekolah saya setiap Senin berasal dari organisasi itu. Setiap minggu itu latihannya dua kali dan ada target untuk ikut lomba PBBTUB antarsekolah se-kabupaten Pati. Sekolah saya ketika mendapat peringkat kedua ketika saya kelas 10," urainya.

Setelah ikut dalam organisasi itu, Dimas mengikuti seleksi untuk Kabupaten Pati. Seleksi yang harus dijalani pun terbilang berat.

"Setelah satu tahun, ada seleksi untuk menjadi Paskibra Kabupaten Pati. Saya ingat sekali seleksi pada Maret 2016 dan ada seleksi fisik serta baris-berbaris. Seleksi fisiknya ada lari, push up, dan sit up. Tes kesehatannya, ya ada mengukur tinggi dan berat badan," jelasnya.

 

3 dari 6 halaman

Jadi Paskibra Tingkat Kabupaten

Setelah melalui tahap seleksi, pemain asal Pati ini akhirnya lolos dan menjadi Paskibra Kabupaten Pati. Ia menjalani latihan selama satu bulan penuh dari pagi hingga sore untuk mengibarkan bendera pada 17 Agustus 2016 di Alun-alun kabupaten Pati.

"Alhamdulillah saya menjadi paskibra Kabupaten Pati dan tampil ketika pengibaran serta penurunan bendera pada 17 Agustus 2016 itu," ujar Dimas Fani.

"Alhamdulillah juga bisa membanggakan orang tua dan mereka bisa melihat secara langsung pengibaran dan penurunan bendera bersama orang-orang penting. Intinya senang karena cita-cita dari kecil tercapai dan menjadi kebanggaan tersendiri," tuturnya.

 

4 dari 6 halaman

Makna Kemerdekaan

Dimas Fani kemudian memaknai kemerdekaan sebagai pemain sepak bola dengan menjadi simbol semangat juang dan pantang menyerah.

"Buat saya, hari kemerdekaan adalah hari yang sangat istimewa, hari yang sangat penting untuk seluruh masyarakat Indonesia. Makna kemerdekaan menurut saya sebagai pemain sepak bola adalah simbol semangat juang dan pantang menyerah seperti yang dilakukan pahlawan kita untuk memerdekakan bangsa ini," ujarnya.

Pemain jebolan PSS Development Center ini mengaku, selagi masih muda harus mempunyai semangat lebih untuk menjadi lebih baik.

"Saya sebagai pemain harus punya semangat juang 45 seperti para pahlawan. Apalagi saya masih muda, jadi harus mempunyai semangat yang lebih untuk menjadi lebih baik secara individu maupun secara tim," urainya.

 

5 dari 6 halaman

Sering Ikut Lomba 17 Agustus

Dimas Fani pun bercerita ketika dulu kecil sering mengikuti lomba 17 Agustusan yang sering diselenggarakan di dekat rumahnya.

"Kalau di desa saya, biasanya untuk meramaikan 17 Agustus ada sepak bola antar-RW, kemudian tarik tambang, bola voli dan biasanya maraton. Itu biasanya untuk umum," ujar Dimas.

"Kalau di dekat rumah itu ada lomba untuk anak-anak kecil, seperti balap karung, memasukan pensil ke dalam botol, mencabut koin dari jeruk Bali yang sudah diberi oli, dan panjat pinang untuk meramaikan."

"Kalau saya ikut lomba dulu waktu kecil balap karung, dulu pernah juara. Kalau lomba di desa seringnya ikut lomba sepak bola antar-RW dan dulu sering juara turnamen antar-desa," pungkasnya.

6 dari 6 halaman

Posisi PSS di BRI Liga 1 Saat Ini

Video Populer

Foto Populer