Bola.com, Jakarta - Persita Tangerang jadi salah satu klub yang tampil mengejutkan di awal kompetisi BRI Liga 1 2022/2023. Tangan dingin Alfredo Vera jadi penyebab utama sukses mereka musim ini, setidaknya hingga pekan kelima.
Mereka mampu menyodok persaingan papan atas setelah mengumpulkan 12 poin dalam lima laga perdana. Kemenangan 5-3 menunjukkan betapa Persita Tangerang memiliki lini serang yang canggih.
Baca Juga
Advertisement
Klub berjulukan Pendekar Cisadane itu tentu tak pernah diprediksi bakal berada di peringkat empat di awal kompetisi. Hal ini mengacu pada aktivitas transfer mereka di awal kompetisi.
Seperti halnya Persebaya Surabaya, eksodus besar-besaran juga terjadi di kubu Persita Tangerang. Mereka kehilangan sejumlah pilar macam Irsyad Maulana, Edo Febriansyah hingga Harisson Cardoso untuk kompetisi musim ini.
Namun demikian, Persita Tangerang menjawab tantangan dengan menampilkan performa yang sukar ditebak. Rentetan hasil positif pun didapat Ezequiel Vidal dkk.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Rekrutan Tak Mewah
Lebih lanjut, semakin miris bila menilik rekrutan anyar yang dihadirkan ke Indomilk Arena. Mereka memilih banyak pemain dari kasta kedua dan ketiga untuk mengisi kekosongan tersebut.
Keberadaan pilar asing seperti Bae Sin-yeong juga berdampak besar. Pun dengan Ramiro Fergonzi yang jadi andalan di lini depan.
Tetapi, pemain-pemain itu yang justru membantu Persita tampil cemerlang. Pelatih Alfredo Vera mampu meracik strategi dengan tepat untuk memaksimalkan potensi skuadnya ke batas maksimal.
Advertisement
Pelatih Berprestasi
Pria asal Argentina itu nyatanya bukan pelatih sembarangan. Pada awal kariernya sebagai pelatih di tanah air, Vera sudah berhasil mempersembahkan gelar bergengsi kepada Persipura Jayapura.
Tim berjuluk Mutiara Hitam itu dibawanya merebut titel terbaik di turnamen panjang bertajuk Indonesia Soccer Championship (ISC) A pada 2016 silam.
Setahun berselang, ia membuat prestasi yang bakal diingat selamanya oleh Bonek, fans Persebaya Surabaya. Klub asal Kota Pahlawan itu dibawanya kembali ke kasta teratas selepas pembekuan Persebaya dicabut PSSI.
Rasakan Dua Kali Degradasi
Setelah sukses tersebut, pelatih berusia 50 tahun itu mendapati dirinya berada di titik terendah dalam kariernya. Ia harus merasakan pahitnya degradasi.
Pertama kali ia merasakannya saat masih menangani Sriwijaya FC pada 2018 silam. Masuk menggantikan Rahmad Darmawan, ia tak kuasa menyelamatkan Laskar Wong Kito dari jerat degradasi.
Situasi serupa juga ia rasakan musim lalu saat menggantikan Jacksen F. Tiago di skuad Persipura Jayapura. Vera terlambat memberikan pertolongan kepada salah satu klub tersukses di Indonesia tersebut.
Advertisement
Gemar Orbitkan Pemain
Salah satu yang membuat sosok Vera berbeda dengan pelatih lainnya adalah intuisinya yang tajam. Sebagai pelatih, ia terkenal jeli dalam menilai potensi seorang pemain.
Osvaldo Haay merupakan salah satu contoh pemain yang ditempatkan di berbagai posisi olehnya. Pemain yang berposisi sebagai winger itu pernah ditempatkan sebagai bek sayap hingga penyerang tengah saat masih bersamanya.
Di skuad Persita saat ini, beberapa nama juga mendapat kepercayaan menjalani musim perdana di kompetisi kasta tertinggi. Beberapa pemain tersebut yakni: Yohannes Kandaimu, Fahreza Sudin hingga Oktovianus Karisago.
Dekat Dengan Pemain
Saat ia memilih pindah klub, tak jarang pemain lawas Vera di klub-klub sebelumnya ikut bergabung dengannya. Para pemain sepertinya nyaman dengan model kepelatihannya.
Bak gayung bersambut, Vera tentu senang jika eks pemainnya ikut bergabung ke tim barunya. Ini mampu mempersingkat waktunya untuk menyampaikan strategi yang hendak diusungnya.
Di Persita sendiri, ada beberapa nama yang musim lalu membersamainya di Persipura Jayapura. Para pemain tersebut yakni: Israel Wamiau, Elisa Basna, Nelson Alom, Dede Sulaiman hingga Ramiro Fergonzi.
Advertisement