Bola.com, Jakarta - Anekdot yang menyebut kompetisi BRI Liga 1 sebagai yang paling kejam, tentu bukan isapan jempol belaka. Dalam enam pertandingan yang sudah dimainkan pada musim ini, sudah ada lima pelatih yang dicopot dari jabatannya.
Robert Alberts menjadi nama pertama yang mundur dari kursi panasnya. Ia mendapatkan kritik tajam setelah Persib Bandung tidak kunjung merasakan kemenangan pawa awal kompetisi.
Advertisement
Situasi serupa nyatanya juga terjadi di Persik Kediri, Persis Solo, dan PSIS Semarang. Ketiga klub yang memiliki sejarah panjang di sepak bola Tanah Air itu melakukan langkah serupa lantaran performa yang tidak stabil pada awal kompetisi.
Dejan Antonic kemudian menjadi korban terkini dari kerasnya persaingan di BRI Liga 1 2022/2023. Tidak ada angin, tak ada hujan, Barito Putera mendadak mengumumkan kepergiannya menyusul empat pelatih sebelumnya.
Namun, dari fenomena tersebut, ada benang merah yang bisa ditarik. Pelatih asing tak menjamin performa tim bakal meningkat pesat seperti yang diharapkan dan dibebankan manajemen maupun suporter.
Banyak nama yang kemudian berseliweran, termasuk kemungkinan tukar posisi di antara pelatih yang telah diberhentikan itu. Namun, Bola.com melihat ada sejumlah pelatih lokal yang sejatinya layak membesut klub Liga 1. Siapa saja mereka?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Fakhri Husaini
Kandidat pertama tentu Fakhri Husaini. Mantan pelatih Timnas Indonesia U-16 itu sejatinya telah membuktikan kapabilitasnya di BRI Liga 1 saat menukangi Borneo FC Samarinda musim lalu.
Walaupun menjadi pelatih ketiga yang dihadirkan klub yang dijuluki Pesut Etam dalam satu kalender kompetisi. Pria asal Aceh itu nyatanya mampu menjadi orang yang tepat menjaga kestabilan performa tim dan mengantarkan mereka di posisi keenam pada musim lalu.
Namun, saat ini, Fakhri Husaini memiliki proyek prestisius bersama Persela Lamongan. Ia berniat mengembalikan klub asal Kota Soto tersebut ke kasta teratas setelah degradasi musim lalu.
Advertisement
I Putu Gede
I Putu Gede merupakan nama selanjutnya yang layak beredar di kompetisi Liga 1 musim ini. Sempat menangani Perseru Serui (kini Badak Lampung) pada 2018 silam, namanya justru meledak saat menukangi Persekat Tegal musim lalu.
Ia mampu menanggalkan ciri khas permainan di kompetisi kasta kedua yang mengandalkan fisik dan umpan lambung. Persekat dibawanya bermain atraktif dengan operan pendek satu dua yang menghibur banyak pihak.
PSS Sleman lantas kepincut meminangnya pada putaran kedua musim lalu. Ia berhasil menyelamatkan klub berjuluk Super Elang Jawa itu dari jerat degradasi yang menganga hingga penghujung kompetisi.
Namun, kini ia sudah mendapatkan pelabuhan baru untuk kompetisi musim ini. Ia bakal kembali berkiprah di Liga 2 dengan menukangi PSMS Medan.
Jafri Sastra
Jafri Sastra jelas bukan pelatih sembarangan di kancah persepakbolaan nasional. Ia kerap kali dipercaya menukangi klub tradisional Tanah Air seperti Persipura Jayapura, PSIS Semarang, hingga Persela Lamongan.
Namun, sayangnya di klub terakhirnya itu, pria asal Minang itu menyimpan sebuah cerita misterius. Ia dikabarkan mengundurkan diri, tapi hingga akhir kompetisi tak pernah ada kejelasan dari manajemen terkait hal ini.
Kini, ia menatap langkah baru bersama klub Liga 2, FC Bekasi City. Klub yang dimiliki youtuber, Atta Halilintar, ini juga tak main-main dan menargetkan promosi ke level tertinggi pada tahun ini.
Advertisement