Bola.com, Samarinda - Pelatih Madura United, Fabio Lefundes mengaku tak sabar menghadapi Borneo FC Samarinda yang dipimpin pelatih baru pada lanjutan BRI Liga 1 2022/23 di Stadion Segiri, Samarinda, Sabtu (1/10/20220) sore WIB.
Pesut Etam, julukan Borneo FC, baru saja membuat keputusan tak terduga pada jeda internasional kemarin. Tak ada angin, tak ada hujan, mereka tiba-tiba memberhentikan Milomir Seslija dari kursi pelatih kepala.
Baca Juga
Advertisement
Padahal, Matheus Pato dkk. tengah bersaing di papan atas. Borneo FCÂ berada di peringkat kelima dengan raihan 20 poin hasil dari enam kemenangan, dua hasil imbang dan dua kekalahan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Debut Andre Gaspar
Manajemen kemudian bergerak cepat untuk mendapatkan penggantinya. Andre Gaspar yang memiliki segudang pengalaman di Korea Selatan ditunjuk untuk mengisi kekosongan tersebut.
Melihat rekam jejaknya, pria asal Brasil itu jelas bukan pelatih ecek-ecek. Ia sempat mempersembahkan Piala FA Korsel bagi Daegu FC pada musim 2017/18.
Advertisement
Pertemuan Kawan Lama
Walaupun baru di sepak bola Tanah Air, Andre Gaspar rupanya sudah mengenal sosok Fabio Lefundes sejak lama. Mereka bahkan pernah terlibat bentrok saat masih sama-sama menjadi pelatih fisik di klubnya masing-masing.
Lefundes sempat menjadi asisten pelatih di Jeonbuk Hyundai dari tahun 2011 hingga 2017. Sementara Gaspar yang mengawali karier sebagai pelatih fisik di Daegu FC pada musim 2015, ditunjuk sebagai pelatih utama pada akhir 2017.
"Waktu saya kerja di Korsel, Gaspar juga di sana. Saat saya di Jeonbuk, dia juga jadi asisten pelatih di Daegu sebelum kemudian jadi pelatih kepala Daegu. Saat ambil Lisensi dari A ke Pro juga kami bikin bareng," jelas Lefundes.
Lupakan Perkawanan
Walaupun kenal dekat, Lefundes memastikan tak akan mengalah kepada Gaspar. Ia pun siap menodai laga debut kawannya tersebut di sepak bola Tanah Air.
"Sebelum dia datang ke sini, dia juga telepon saya. Dia tanya bagaimana di Indonesia, seperti atmosfer sepak bola di Indonesia. Dia juga bicara tentang pertandingan pertama, yang mana kami harus berduel," ungkapnya.
"Duel itu termasuk bagian kerja saya, saya tetap respek dengan dia. Tetapi kami di sisi berbeda. Saya hanya pikirkan Madura dan harus lakukan yang terbaik untuk Madura," tegas pelatih berusia 51 tahun tersebut.
Advertisement