Sukses


Kasus Tembakan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan Bukan Kali Pertama, 2018 Pernah Terjadi

Bola.com, Malang - Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam WIB, menyisakan kesedihan mendalam.

Sepak bola Indonesia berduka. Hingga Minggu (2/10/2022), pagi, menurut Polda Jatim, 127 orang meninggal dunia akibat kerusuhan itu. 

Dari pantauan tim Bola.net dan Bola,com, ada tembakan gas air mata yang diarahkan ke tribune.

Situasi ini bermula dari suporter Arema FC yang melakukan invasi ke lapangan. Lalu, ada tembakan gas air mata. Kondisi itu membuat suporter panik sehingga mereka berusaha untuk menyelamatkan diri. Akibat saling berdesak-desakan beberapa penonton terinjak.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Bukan Kali Pertama Kasus Gas Air Mata

Selain korban tewas, ada beberapa korban luka. Sebagian besar dari mereka langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Korban luka tidak hanya hanya dari suporter, tapi juga dari pihak keamanan. Bahkan, ada aparat yang mengalami luka cukup serius.

Ini bukan kali pertama terjadi insiden di Stadion Kanjuruhan. Pada 2018 lalu, situasi yang hampir sama terjadi.

Pada hari Minggu, 15 April 2018, malam WIB, Arema FC menjamu Persib Bandung. Laga berakhir dengan skor 2-2. Arema FC sempat tertinggal 2-1 sebelum Balsa Bozovic mencetak gol pada menit ke-88 dan menyelamatkan timnya dari kekalahan.

Usai laga, situasi menjadi cukup pelik karena suporter masuk ke lapangan. Merujuk pada artikel Bola.net pada 24 April 2018, ketika itu aparat keamanan memakai gas air mata untuk mengendalikan massa.

3 dari 3 halaman

2018 di Stadion Kanjuruhan, 1 Meninggal, 214 Menjalani Perawatan

Dalam insiden tersebut, aparat keamanan menembakkan sembilan proyektil gas air mata ke kerumunan massa yang coba merangsek masuk ke lapangan. Namun, tak kurang dari tiga proyektil justru mendarat di tribun dan menyebabkan kepanikan suporter yang berada di sana, kebanyakan wanita dan anak-anak.

Berupaya menyelamatkan diri dari kepungan gas yang membuat mata pedih dan menyesakkan dada, ribuan suporter -terutama di area Gate 10- tersebut berebut untuk keluar dari stadion. Namun, nahas justru menghampiri mereka. Alih-alih selamat, justru banyak suporter cedera akibat terinjak-injak atau pun pingsan karena lemas kehabisan napas, kala berdesakan keluar melalui pintu yang -menurut sebagian saksi- belum terbuka.

Total, dalam perhitungan manajemen Arema FC, dalam insiden itu 214 orang harus menjalani perawatan. Beberapa di antaranya harus menjalani rawat inap. Selain itu, seorang Aremania, Dhimas Duha Romli, harus mengembuskan napas terakhirnya, setelah dirawat di rumah sakit, akibat insiden ini.

 

Bola.net (Asad Arifin, 2/10/2022)

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer