Bola.com, Jakarta - PSSI berharap tidak mendapatkan sanksi dari FIFA akibat tragedi Kanjuruhan yang merenggut seratusan nyawa pendukung Arema FC, Aremania dan petugas kepolisian.
Untuk diketahui ratusan orang meninggal dunia akibat kerusuhan suporter dan tindakan represif aparat dalam partai Arema FC kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Senin (1/10/2022) malam WIB.
Baca Juga
Head to Head Timnas Indonesia Vs Arab Saudi: Pemain Abroad Merah Putih Menang Banyak, Tetapi Rekor Pertandingan Tekor
Bursa Transfer Paruh Musim BRI Liga 1 2024 / 2025 Bakal Panas: Siapa Lagi yang Merapat Selain Eks Bek Lazio?
Jay Idzes Berikan Jersey Venezia untuk 2 Pemain Timnas Indonesia: Bagus Mana Witan atau Marselino?
Advertisement
Sekjen PSSI, Yunus Nusi dan Wakil Sekjen PSSI, Maaike Ira Puspita mengaku telah menjalin pembicaraan dengan FIFA terkait tragedi Kanjuruhan.
"Kami sangat berharap kejadian ini tidak menjadi rujukan dan landasan dari FIFA," ujar Yunus Nusi.
"Untuk mengambil keputusan-keputusan yang tidak baik dan tidak menguntungkan bagi Indonesia dan PSSI," jelasnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Laporan ke FIFA
Yunus Nusi mengatakan bahwa PSSI akan membuat laporan berkelanjutan kepada FIFA untuk menjelaskan bahwa tragedi Kanjuruhan bukan keributan antarsuporter.
"Kami tetap melakukan komunikasi dan akan menyampaikan laporan kepada FIFA bahwa ini bukan perkelahian antarsuporter," tutur Yunus Nusi.
"Ini adalah suatu kerusuhan yang saling memukul dan saling bertikai," ucap Sekjen PSSI asal Gorontalo tersebut.
Advertisement
Ancaman Sanksi FIFA
Ada kekhawatiran PSSI akan mendapatkan sanksi FIFA buntut tragedi Kanjuruhan seperti pada 2015.
Jika hukuman dari FIFA dijatuhkan, maka PSSI bisa batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 pada Mei-Juni 2023.
Gas Air Mata dan Terinjak-injak
Banyaknya suporter yang tewas di Stadion Kanjuruhan diduga karena sesak napas akibat penembakan gas air mata oleh aparat dan terinjak-injak dalam kerumunan.
Angka sebanyak 129 orang yang meninggal dalam tragedi Kanjuruhan didapatkan dari Presiden Jokowi pada Selasa (12/9/2022) pagi WIB.
Advertisement