Bola.com, Malang - Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana, masih belum memikirkan sanksi yang diberikan PSSI terhadap Singo Edan imbas tragedi di Stadion Kanjuruhan.
Kericuhan setelah laga Arema versus Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022) menelan 125 korban jiwa.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Gilang, saat ini manajemen Arema masih fokus pada korban, penanganan yang masih dirawat, dan saling menguatkan.
"Pada dasarnya kami siap menerima sanksi dari Komdis, tapi fokus kami sekarang pendataan korban, lalu santunan, dan korban yang masih ditangani. Intinya kami masih saling menguatkan, masih berduka," kata Gilang.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Santunan
Manajemen Arema bergerak setelah tragedi tersebut. Mereka membuka crisis center yang dipusatkan di Dinkes Kab. Malang dan kantor klub, untuk melakukan pendataan dan menangani korban yang luka.
Arema juga memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal senilai Rp10 juta, korban luka berat Rp5 juta, dan luka ringan Rp2 juta.
"Pemain Arema juga melakukan takziah, dari manajemen juga sudah kemarin. Kami saling merangkul untuk saat ini," lanjut Gilang.
Advertisement
Evaluasi Manajemen
Gilang juga membicarakan evaluasi setelah kejadian ini. Ia mengaku sangat syok dengan peristiwa tersebut.
"Tentunya dari fasilitas, kerangka tim, pelatihan termasuk berdiskusi dengan suporter untuk ke depannya supaya kejadian seperti ini tak terulang lagi," katanya.
"Kejadian kemarin di luar dugaan, penyesalan terbesar kami, saat ini kami berkumpul bersama dan rencananya akan menandatangani nota perjanjian agar kejadian intik tidak terulang lagi," katanya.
Ancaman Sanksi
Ada bayang-bayang sanksi berat yang akan diterima oleh Arema FC. Itu buntut dari meninggalnya 125 orang setelah pertandingan di Stadion Kanjuruhan.
Ratusan korban berjatuhan karena kerusuhan berbuntut penembakan gas air mata. Yang disesalkan, gas air mata ditembakkan ke tribune stadion tempat banyak penonton berada. Sehingga banyak korban meninggal karena terinjak dan sesak napas saat berebut keluar tribune.
Ketua Umum PSSI, Mochammad Iriawan, menegaskan ada sanksi berat yang akan diterima Singo Edan setelah Tragedi Kanjuruhan terjadi.
“Kami pastikan Arema tidak boleh bermain di Stadion Kanjuruhan. Dan Liga 1 dihentikan sementara,” jelasnya saat melakukan tinjauan ke Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Minggu (2/10/2022).
Advertisement
Terusir dari Malang?
Kabar sanksi ini sebelumnya sudah beredar dari pihak Komisi Disiplin PSSI. Ada kemungkinan Arema FC tidak bisa bermain di Stadion Kanjuruhan hingga akhir musim ini.
Jadi Arema FC harus mencari kandang baru dalam sisa kompetisi yang masih panjang. Ini sebuah hukuman terberat, karena Arema FC juga butuh pemasukan dari tiket pertandingan.
Namun, sampai saat ini sanksi ini belum menjadi sebuah ketetapan. Surat putusan belum dikeluarkan. Tentu ini menjadi sebuah pelajaran berharga bagi panpel Arema FC, pihak keamanan, dan Aremania. Tiga komponen tersebut turut andil dan bertanggung jawab atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.