Sukses


Javier Roca Ceritakan Kondisi Ruang Ganti Arema saat Dipenuhi Korban Tragedi Kanjuruhan: 10 Menit Paling Menyesakkan Sepanjang Hidup

Bola.com, Malang - Pengalaman pilu dialami pelatih Arema FC, Javier Roca dalam tragedi Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Terjadi kericuhan usai pertandingan tim Singo Edan kontra Persebaya yang merenggut ratusan nyawa.

Javier Roca masih sangat terpukul dengan peristiwa nahas yang terjadi dua hari kemarin. Mengingat sebelumnya dia tak pernah merasakan tragedi separah ini.

Baik saat di negaranya, Chile atau selama belasan tahun tinggal di Indonesia. “Saya tidak pernah melihat dan merasakan kejadian seperti ini sebelumnya,” katanya.

Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Koordinator PMK, Muhajir Effendy telah mengeluarkan data resmi mengenai jumlah korban dari Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) lalu.

Total korban dalam salah satu tragedi terburuk di dunia sepak bola itu mencapai 448 orang. Dengan rincian 125 orang meninggal dunia, dan sisanya luka-luka.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Tidak Mengira

Awalnya, Roca mengira ini kejadian biasa yang terjadi saat dua rival besar bertemu. Karena itu dia tetap menjalani kewajiban usai pertandingan. Yakni konferensi pers didepan awak media.

“Saya tidak tahu seperti apa kejadiannya waktu masuk di ruang ganti. Saya hanya dengar berisik di luar. Saya pikir insiden biasa. Tapi setelah konferensi pers dan jalan menuju ruang ganti, terasa mata mulai perih. Saya baru menyadari banyak orang lari di lorong sambil menggendong temannya,” ceritanya.

3 dari 5 halaman

Hati Seketika Hancur

Ketika masuk ke ruang ganti, Roca sudah melihat sekitar 15-20 suporter yang masih remaja dan anak-anak. Karena ruang ganti pemain Arema memang cukup besar, masih terdapat dua ruangan di dalamnya.

Karena lorong dan ruangan lain sudah penuh, beberapa korban memang masuk ke dalam ruang ganti pemain Arema.

“Saya melihat sudah ada yang dibantu medis untuk membuat keadaan mereka lebih baik. Kami juga ikut bantu kipasi mereka agar dapat udara lebih segar. Saya pikir ini kondisi 10 menit paling parah yang pernah saya alami. Ada yang kolaps, histeris, dan mungkin 4-5 orang yang sudah meninggal. Saya, pemain dan semua yang ada di dalam syok berat. Menangis pastinya,” kata pelatih 42 tahun ini.

4 dari 5 halaman

Sedih

Kondisi ruang ganti menjadi hening beberapa saat kemudian. Karena tim Arema tak mengira insiden ini sampai membuat suporter kehilangan nyawa.

“Setelah itu ada info jika korban yang kehilangan nyawa lebih banyak di luar ruang ganti. Kami semakin sedih,” sambungnya.

5 dari 5 halaman

Tinggalkan Stadion Dini Hari

Suasana pilu ini berlangsung berjam-jam. Setelah semua korban dievakuasi ke rumah sakit, tim Arema baru keluar stadion pukul 02.30 WIB.

“Kami kurang lebih 4 jam berada di ruang ganti. Lalu keluar dengan kondisi syok berat,” kenangnya.

Video Populer

Foto Populer