Bola.com, Malang - Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Erwin Tobing, membenarkan fakta adanya pintu Stadion Kanjuruhan yang terkunci saat insiden mengerikan itu terjadi. Menurut Erwin, ini menjadi kelalaian Security Officer Arema FC dalam menjalankan tugas.
Misteri terkuncinya pintu di Stadion Kanjuruhan, Malang, akhirnya terungkap. Erwin Tobing menyebut, seharusnya pintu tersebut dibuka 10 menit sebelum pertandingan selesai.
Baca Juga
Erick Thohir Melting Setelah Koreografi Gundala Vs Godzilla Suporter Timnas Indonesia Dipuji FIFA: Kita Pasti Termehek-mehek
Alasan Timnas Indonesia Tetap Bermain di SUGBK, meski Rumputnya Gitu-Gitu Terus: GBT dan JIS Belum Jadi Opsi
Lantik Federasi Futsal dan Sepak bola Pantai Indonesia, Erick Thohir: Konsolidasi Total Menuju Garuda Mendunia
Advertisement
Namun, Security Officer Tim Singo Edan tidak membuka satu di antara pintu Stadion Kanjuruhan yakni Gate 13. Imbas dari kelalaian tersebut membuat suporter yang sudah terkena gas air mata menumpuk karena berebut untuk keluar.
"Banyak kelemahan dari panitia pelaksana pertandingan seperti pintu tidak dibuka. Pintu besar juga tidak dibuka. Kemudian lorong ke dalam juga gelap," kata Erwin Tobing.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kelalaian Panitia
Sementara itu, Ketua Komite Wasit PSSI, Ahmad Riyadh, yang dalam kejadian ini bersikap sebagai juru bicara PSSI, juga membenarkan adanya pintu yang tidak terbuka. Menurut Riyadh, situasi ini merupakan bentuk kelalaian dari panitia yang berakibat fatal dari Tragedi Kanjuruhan.
"Sebagian dibuka, sebagian lagi tidak. Ketepatan petugas yang menjaga pintu tidak melaksanakan tugasnya. Beberapa orang petugas yang ditunjuk belum melaksanakan tugasnya itu," tegas Ahmad Riyadh.
Sebanyak 125 orang meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan. Mayoritas penyebab meninggalnya adalah karena terinjak-injak hingga kehilangan oksigen.
Advertisement
Sanksi Berat
Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan saksi berat untuk Arema FC, Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan, hingga Petugas Keamanan (Security Officer) Arema FC.
Tim Singo Edan mendapatkan sanksi larangan bermain di kandang dengan penonton dan terusir ke venue yang jauhnya minimal 250 km dari Malang.
Sementara itu, Komdis juga memberikan sanksi berat pada Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Arema FC, Abdul Haris dan Petugas Keamanan (Security Officer) Arema FC, Suko Sutrisno.
Keduanya dianggap gagal mengantisipasi masuknya suporter Arema ke lapangan yang mengakibatkan terjadinya kerusuhan.
Komdis PSSI membuka kesempatan terhadap keputusan ini dapat diajukan banding. Sebab, semuanya sudah sesuai dengan Pasal 119 Kode Disiplin PSSI.
Dihentikan Sementara
Liga 1 musim 2022/2023 dipastikan bakal rehat lebih lama imbas dari tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menelan ratusan korban jiwa. Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan menegaskan kompetisi musim ini dihentikan sementara sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
"Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan hingga waktu yang tidak ditentukan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini," kata Mochamad Iriawan.
Liga 1 2022/2023 sudah memainkan 11 pekan. Puncak klasemen dihuni Borneo FC yang unggul selisih gol dari Madura United.
Advertisement