Bola.com, Surabaya - Duka cita mendalam dirasakan striker asing Persebaya Surabaya, Silvio Junior, atas Tragedi Kanjuruhan. Pemain berpaspor Brasil itu sebenarnya menjalani pertandingan yang penting dalam duel bertajuk Derbi Jatim tersebut.
Laga antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya itu seharusnya menjadi titik balik dalam karier Silvio Junior. Sebab, membuka kran gol Bajul Ijo lewat gol spektakuler yang dicetaknya.
Baca Juga
Rizky Ridho Berbagi Cerita: Peran Sang Ayah, Sempat Berdagang Ayam, hingga Digenjot Latihan Fisik di Awal Gabung Timnas Indonesia
Gilson Costa Jadi Pemain Asing Persebaya dengan Minim Menit Bermain
Klasemen BRI Liga 1 2024 / 2025 Hingga Pekan Ke-10: Borneo FC Dibayangi Persebaya, PSS Menjauh dari Zona Merah
Advertisement
Sebelumnya, Silvio Junior mandul mencetak gol dalam tiga pertandingan terakhir Persebaya, yang semuanya berakhir kekalahan. Dia terakhir membobol gawang lawan saat timnya menang 1-0 atas PSS Sleman pada 27 Agustus 2022 atau lebih dari sebulan lalu.
Pemain yang akrab disapa Juninho itu mencetak gol pertama yang dilanjutkan oleh dua gol dari pemain asing lain, yakni Leo Lelis dan Sho Yamamoto. Bajul Ijo pun membawa pulang tiga angka karena sukses menang 3-2 atas Arema dalam Derbi Jatim.
Sayangnya, hasil pertandingan inilah yang menjadi awal malapetaka yang diperbincangkan oleh seluruh masyarakat dunia. Awalnya, dua orang Aremania turun ke lapangan dan mencoba memeluk pemain Arema, namun lama-lama semakin banyak yang turun.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Masuk Ruang Ganti
Para pemain Persebaya langsung berlari dari lapangan menuju ruang ganti untuk mengamankan diri. Mereka sempat melakukan perayaan kemenangan ini di ruang ganti sebelum akhirnya diminta segera meninggalkan stadion.
Euforia kemenangan berubah drastis menjadi mengerikan. Silvio menceritakan pengalamannya itu dalam program Esporte Espetacular di TV Globo.
“Di ruang ganti, kami merayakan kemenangan, tetapi polisi datang dan berkata, ‘berhenti, berhenti cepat lari, jika tidak kalian tidak akan bisa pergi’,” tutur Silvio Junior.
“Kami langsung ganti pakaian dengan cepat dan tidak sempat mandi. Polisi kemudian mengawal kami. Semua serba cepat. Benar-benar gila. Kami akhirnya berhasil keluar dan masuk ke rantis dan menunggu,” imbuh pemain berusia 28 tahun itu.
Advertisement
Evakuasi ke Barracuda: Seperti Perang
Tak lama kemudian ofisial dan pemain Persebaya berlari menuju empat mobil barracuda yang sudah disediakan di depan stadion.
Para pemain Persebaya pun berhasil masuk ke dalam mobil barracuda, tapi kendaraan tidak kunjung bergerak. Jalan keluar dari stadion penuh oleh suporter.
“Kami tertahan di sana dan menonton adegan itu. Itu nyata. Saya melewati Azerbaijan pada saat perang dengan Armenia dan saya tidak melihat hal-hal yang saya lihat di sana. Kami melihat melalui kaca depan mobil lapis baja. Itu tampak seperti adegan perang,” ucapnya.
Tragedi ini tidak melibatkan kerusuhan antar kelompok suporter lantaran Bonek tidak diperkenankan hadir. Melainkan, Aremania melampiaskan kekecewaan dengan menginvasi lapangan stadion setelah kekalahan itu.
Korban Jiwa
Dari sinilah pihak keamanan malah menyemprotkan gas air mata yang membuat massa berhamburan. Kebanyakan dari mereka sesak nafas dan sulit menghindar untuk keluar stadion hingga akhirnya melahirkan korban jiwa.
Silvio terperanjat setelah perjalanan dari Malang ke Surabaya dan dia mengetahui banyak suporter meninggal dunia.
Pemerintah sudah bergerak untuk melakukan investigasi atas insiden mengerikan ini. PSSI mengambil langkah menunda pelaksanaan pertandingan Liga 1 sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Pemerintah merilis data bahwa sebanyak 125 orang meninggal akibat insiden ini. Namun, beberapa pihak menyebutkan bahwa angka korban jiwa lebih dari itu.
Berbagai aksi solidaritas bermunculan sebagai wujud duka cita untuk korban Tragedi Kanjuruhan. Tak terkecuali Persebaya Surabaya dan suporter Bonek yang menunjukkan kepedulian untuk Arema FC dan Aremania.
Advertisement
Doa dari Persebaya
Para pemain dan ofisial melaksanakan salat gaib di Masjid Al Akbar, Surabaya, Senin (3/10/2022).
Di hari yang sama, Senin malam, ribuan suporter Bonek memadati Tugu Pahlawan, Jalan Pahlawan, Surabaya. Mereka memenuhi ajakan manajemen Persebaya untuk menggelar aksi solidaritas Tragedi Kanjuruhan di Malang.
Aksi solidaritas Bonek tidak hanya mengirim doa bersama. Sebelumnya, mereka menunjukkan duka cita mendalam dengan mengirim karangan bunga kepada suporter Arema FC, Aremania, yang diletakkan di depan Monumen Singa Tegar di Stadion Kanjuruhan, Malang, Senin pagi.
Karangan bunga itu dikirim oleh Green Nord 27 atau Bonek tribune utara, termasuk kiriman dari komunitas Bonek lainnya. Ungkapan belasungkawa juga tertera bersama karangan bunga lain yang juga diletakkan di tempat yang sama.