Sukses


Iwan Bule Respons Tuntutan Mundur sebagai Ketua PSSI Buntut Tragedi Kanjuruhan

Bola.com, Malang - Sejumlah pihak menuntut Ketua PSSI, Mochamad Iriawan bertanggung jawab dan mundur dari posisinya buntut tragedi Kanjuruhan.

Iriawan meresponsnya dengan senyuman dan mengisyaratkan menolak mundur sebagai Ketua PSSI yang telah dijabatnya sejak 2019.

"Soal desakan, semua orang bisa bicara apa saja," ujar pria yang karib dipanggil Iwan Bule tersebut di Malang beberapa waktu lalu.

Tragedi Kanjuruhan terjadi setelah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada 1 Oktober 2022 malam WIB.

Sedikitnya 131 orang tewas dan 300-an lainnya luka-luka akibat peristiwa yang paling parah dalam sepak bola Indonesia tersebut.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Desakan Achsanul Qosasi

Presiden Madura United, Achsanul Qosasi menganggap bahwa PSSI wajib bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan dan semua pengurusnya harus mundur.

"Mungkin tidak ada yang sependapat dengan saya. Tapi, inilah sikap saya sebagai klub Madura United atas tragedi di Kanjuruhan," tulisnya dalam akun Twitter, @AchsanulQosasi, Selasa (2/10/2022).

"PSSI wajib bertanggung jawab dan semua pengurusnya harus mundur sebagai respek terhadap korban dan keluarganya," jelasnya.

3 dari 5 halaman

Tokoh Bonek Meminta Mundur

Tokoh suporter Persebaya Surabaya, Bonek, Husin Ghozali, menuntut Mochamad Iriawan, untuk mundur dari jabatannya.

Federasi sepak bola Indonesia itu dinilai sebagai pihak yang wajib bertanggung jawab atas tragedi mengerikan ini.

"Ketua PSSI harus bertanggung jawab atas tragedi ini. Dia harus berani mundur dari jabatannya," kata pria yang akrab disapa Cak Cong itu kepada Bola.com, Senin (3/10/2022).

"Tidak hanya Ketua PSSI, tapi petinggi-petinggi lainnya juga harus mundur. Ini terjadi karena ketidakbecusan mereka mengurus sepak bola," tuturnya.

4 dari 5 halaman

Hukuman Berat untuk Arema FC

Komite Disiplin (Komdis) PSSI telah menjatuhkan hukuman berat bagi Arema FC buntut dari tragedi Kanjuruhan.

Arema FC dilarang bermain di Malang pada sisa musim dan didenda Rp250 juta. Tim berjulukan Singo Edan itu juga harus menggelar partai kandang sejauh 250 kilometer dari Kota Apel.

"Arema FC dikenakan sanksi Rp250 juta. Pengulangan terhadap pelanggaran terkait di atas akan berakibat terhadap hukuman yang lebih berat," ucap Ketua Komdis, Erwin Tobing.

5 dari 5 halaman

Sanksi Seumur Hidup

Selain itu, Komdis juga memberikan sanksi seumur hidup larangan beraktivitas di dunia sepak bola naungan PSSI untuk Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan Arema FC, Abdul Haris dan Security Officer, Suko Sutrisno.

"Kepada saudara Abdul Haris sebagai Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Arema FC tidak boleh beraktivitas di lingkungan sepak bola seumur hidup," tegas Erwin Tobing.

"Merujuk kepada Pasal 68 Huruf (a) jo Pasal 19 jo Pasal 141 Kode Disiplin PSSI Tahun 2018, Saudara Suko Sutrisno sebagai security officer tidak boleh beraktivitas di lingkungan sepak bola seumur hidup," papar Erwin Tobing.

Video Populer

Foto Populer