Bola.com, Malang - Ada images baru yang kini melekat untuk Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Markas Arema FC itu benar-benar angker bagi suporter, khususnya Aremania.
Alasannya karena sudah banyak korban meregang nyawa dalam Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022). Bahkan jumlahnya mencapai 131 korban jiwa.
Advertisement
Seperti dikabarkan sebelumnya, banyak korban jiwa dari kericuhan yang terjadi setelah Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 pada pertandingan Liag 1 2022/2023.
Korban berjatuhan lantaran efek gas air mata yang ditembakkan ke arah tribune belakang gawang atau tribune selatan.
Suporter pun sesak napas dan kepanikan melanda mereka yang berebut untuk keluar dari stadion, hingga banyak pula yang terjatuh dan terinjak. Ada pula yang menjadi korban karena berdesakan di pintu keluar.
Sementara pintu itu sempat dikunci dari luar. Saksi mata menyebut pintu 10 dan 13 sempat terkunci ketika gas air mata ditembakkan.
Tragedi ini menambah memori kelam yang tercatat dalam sejarah Stadion Kanjuruhan. Stadion yang dibuka pada 2004 itu menyimpan beberapa catatan yang kurang menyenangkan.
Bola.com merangkum ada tiga insiden yang pernah terjadi sebelumnya di Stadion Kanjuruhan:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Gas Air Mata Lawan Persib (2018)
Insiden yang mirip dengan Tragedi Kanjuruhan pernah terjadi pada 2018. Ketika itu Arema FC menjamu Persib Bandung di Stadion Kanjuruhan. Laga ini tentu sarat gengsi, sehingga Aremania memenuhi setiap jengkal tribune.
Pada pengujung pertandingan, Aremania yang kecewa masuk ke lapangan. Ketika itu skor imbang 2-2 dan peluit panjang belum berbunyi.
Namun, Aremania sudah ada yang masuk ke lapangan sebagai pelampiasan kekecewaan karena beberapa laga asebelumnya Arema FC juga sulit menang di kandang.
Kejadian itu pun hampir mirip dengan tragedi yang baru terjadi. Keamanan menembakkan gas air mata. Aremania berjatuhan karena sesak napas. Bedanya, gas air mata ditembakkan di lapangan, sehingga tidak banyak korban dari tribune. Ketika itu ada satu korban meninggal dunia di rumah sakti.
Setelah kejadian itu, Aremania sudah marah dengan petugas kepolisian yang menggunakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan. Menurut mereka, tindakan peringatan lain, seperti menggunakan anjing K-9 atau tembakan air sebenarnya bisa meredam suporter.
Advertisement
Pagar Pembatas Rubuh (2019)
Musim 2019, ada juga insiden di Stadion Kanjuruhan, tapi tidak terlalu menghebohkan. Waktu itu Arema FC menjamu Persija Jakarta. Seperti biasa, pertemuan dengan tim ibu kota tersebut selalu membuat Stadion Kanjuruhan penuh. Bahkan terkadang melebihi kapasitas.
Waktu itu, Jakmania menempati tribune 3. Karena jumlah suporter terlalu banyak, pagar pembatas antara tribune duduk dengan tribune berdiri di bawahnya rubuh.
Waktu itu pagar pembatas itu banyak diduduki Jakmania. Karena kelebihan beban, pagar itu roboh. Ada 7 korban dari Jakmania yang mengalami luka karena mereka terjatuh dari pagar ke tribune bawah yang tingginya kurang lebih 2 meter. Untungnya tak ada korban jiwa di insiden ini.
Sejak itu, panpel Arema melarang suporter duduk di pagar pembatas. Lantaran pagar itu dibangung bukan untuk diduduki. Tapi sekedar pembatas.
Suporter Masuk Stadion Ketika Jeda Laga (2019)
Ini terjadi pada musim 2019. Waktu itu juga terjadi dalam derbi Jawa Timur. Arema bersua Persebaya Surabaya. Arema mengakhiri pertandingan dengan kemenangan telak 4-0. Namun, insiden terjadi saat jeda pertandingan.
Ketika pemain cadangan Persebaya melakukan pemanasan, dirigen Aremania, Yuli Sumpil, dan satu Aremania lain turun ke lapangan. Mereka mendekati pemain Persebaya.
Hal itu dianggap provokasi oleh PSSI. Korban jiwa atau luka memang tidak ada dalam kejadian ini. Namun Yuli Sumpil dan rekannya Vandy dihukum seumur hidup tidak boleh memasuki stadion di Indonesia. Namun sanksi itu dapat keringanan setahun berselang.
Advertisement
Tidak Angker bagi Tim Tamu
Kini, ada sebuah images yang luntur dari markas Arema FC. Dulu, tim tamu yang datang ke Stadion Kanjuruhan selalu pulang dengan kekalahan, tapi di BRI Liga 1 2022, sudah tiga tim yang berhasil menang.
Itu terjadi dalam tiga laga kandang beruntun, ykni lawan Persija Jakarta, Persib Bandung dan Persebaya Surabaya.
Kebetulan jadwal laga kandang Arema memang mempertemukan dengan tiga tim itu beruntun di Malang. Biasanya, Arema sangat perkasa dan main ngotot melawan ketiga tim itu. Apalagi stadion bakal terisi penuh. Tapi, saat ini Kanjuruhan sudah tak angker lagi bagi tim tamu.
Sampai akhir musim, kenangan tiga kekalahan beruntun ini akan tersimpan. Selanjutnya Arema FC menjalani sanksi bermain di stadion yang jaraknya minimal 250 kilometer dari Kanjuruhan. Laga itu juga digelar tanpa penonton.
Persaingan di Liga 1
Advertisement